BerandaHits
Rabu, 16 Jul 2024 10:33

Tanaman Kecubung; Dulu Obat, Kini Dianggap sebagai Racun

Kecubung sudah nggak lagi digunakan sebagai obat tradisional. (Pinterest)

Tanaman kecubung kini sudah nggak dianjurkan digunakan sebagai obat tradisional. Itu karena nggak semua orang tahan dengan efek sampingnya.

Inibaru.id - Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan tanaman kecubung, kan? Tumbuhan dengan bunga berbentuk terompet itu lazim tumbuh di pekarangan rumah, pinggir jalan, atau di dalam hutan. Sudah bukan rahasia lagi, kecubung memiliki bagian-bagian seperti daun, bunga, dan buah yang bisa disalahgunakan, karena reaksi kimianya yang luar biasa pada tubuh manusia.

Beberapa hari lalu dikabarkan sebanyak 47 orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan keracunan kecubung dan terpaksa dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Bahkan, dua di antaranya meninggal dunia.

Yap, Banjarmasin kini memang sedang siaga keracunan kecubung. Banyak masyarakat di sana yang penasaran dan mencoba buah kecubung karena efeknya, imbas dari viral di media sosial.

“Kami prihatin, ini akibat viral di media sosial. Warga penasaran dan mencoba buah berbahaya itu. Kami meminta dinkes dan puskesmas terus siaga,” ujar Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina.

Kecubung memang tanaman yang nggak bisa sembarangan digunakan. Tanaman ini mengandung senyawa kimia alkaloid. Senyawa ini terdiri atas atropin, hiosiamin, dan skopolamin yang bersifat antikholonergik. Kecubung juga mengandung hiosin, zat lemak, kalsium oksalat, meteloidina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.

Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) dr Inggrid Tania menjelaskan kecubung dikenal mampu membuat seseorang berhalusinasi atau "memabukkan" jika dikonsumsi.

"Skopolamin itu merupakan zat halusinogen yang kuat," ujarnya seperti dkutip dari Detik (12/7/2024).

Selain itu, kecubung juga mampu merusak sel-sel saraf manusia dan menghilangkan koordinasi motorik mereka. Bahkan, efek berbahaya dari kecubung juga mampu menghilangkan memori jangka pendek seseorang.

Nggak Lagi Digunakan sebagai Obat

Ilustrasi: Halusinasi adalah efek dari mengonsumsi buah kecubung. (Istimewa)

Sebenarnya ada beberapa bagian dari tanaman kecubung yang bisa digunakan sebagai obat tradisional. Namun, sekarang kecubung sudah nggak dianjurkan lagi sebagai obat karena digolongkan sebagai tanaman beracun.

Ingrid menjelaskan kecubung dulu banyak digunakan sebagai obat untuk menambah stamina dan meredakan nyeri pada bagian tubuh tertentu. Caranya daun kecubung diremas, kemudian ditempelkan di atas kulit yang ototnya mengalami pegal linu. Daun kecubung juga bisa diremas dan ditempelkan ke dahi untuk meredakan sakit kepala.

Namun, nggak semua orang bisa tahan dengan efek samping dari kecubung yang dapat menimbulkan halusinasi, meningkatnya gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan denyut jantung, sampai mengalami kematian.

"Efek dan durasinya itu bisa berbeda-beda pada setiap orang. Jadi walaupun tidak diminum dan hanya ditempel, pada beberapa orang bisa menimbulkan psikoaktif. Ini yang berbahaya," ucapnya.

Wah, ternyata efek dari kecubung bisa sedahsyat itu ya, Millens? Jika ada tanaman ini tumbuh di sekitar rumahmu, jangan disalahgunakan, ya! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Brongkos di Warung Makan Sumowono, Melegenda Sejak Enam Dekade Silam

21 Jan 2025

Upaya Evakuasi Kapal Tugboat yang Kandas di Perairan Tanjung Emas Semarang

21 Jan 2025

Macam Tradisi Imlek: Dari Kimsin hingga Cheng Beng, Semua Penuh Filosofi

21 Jan 2025

'Teasing Master Takagi-San' Mengisahkan Kejahilan Guru yang Lucu dan Hangat

21 Jan 2025

Heboh Isu Plengkung Gading Akan Ditutup, Benarkah Sultan Nggak Pernah Melaluinya?

21 Jan 2025

Semuanya Seru, 73 Acara Siap Meriahkan 'Calendar of Event 2025' Wonosobo

21 Jan 2025

Dampak Banjir di Jalur Rel Kabupaten Grobogan, Dua Kereta Batal Berangkat

21 Jan 2025

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025