Inibaru.id – Kamu pasti punya teman yang sering melontarkan guyonan receh. Atau, jangan-jangan kamu sendiri yang suka melontarkannya dan mudah tertawa dengan guyonan receh nan unfaedah. Sebenarnya, suka guyonan receh ini tanda kecerdasan atau malah ada yang salah pada otak, ya?
Kalau kamu pikir semua orang bisa menikmati guyonan receh, nggak tepat, lo, Millens. Realitanya, banyak orang yang bahkan harus berpikir lama hanya untuk mengetahui kalau yang sedang mereka lihat atau dengar itu adalah guyonan receh. Nah, guyonan receh atau yang dimaksud dengan lebih detail di sini adalah puns alias permainan kata ini ternyata jadi bahan penelitian di banyak tempat, lo.
Baca Juga:
Asal Mula Orang Indonesia MengetikSalah satunya adalah penelitian yang diterbitkan di jurnal Intelligence. Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa mereka yang sering menggunakan atau mudah tertawa dengan guyonan receh cenderung kreatif, pintar, dan memiliki sikap baik yang diturunkan oleh orang tua. Guyonan receh juga dianggap sebagai salah satu cara berkomunikasi dengan baik.
Penulis buku The Pun Also Rises, John Pollack yang aktif di University of Colorado, Amerika Serikat menyebut permainan kata sebagai pertunjukan bahwa seseorang sangat cerdas. Otak mereka memiliki kemampuan mengurai bahasa dengan lebih baik, memahami kata-kata yang rumit, sekaligus mengerti nuansa dari kata-kata tersebut.
Sayangnya, di sisi lain, penelitian yang diterbitkan dalam National Library of Medicine yang terbit pada 2016 menunjukkan bahwa penderita penyakit neuropsikiatri Witzelsucht cenderung lebih sering membuat lelucon recehan. Intinya sih, hal ini menandakan adanya masalah pada otak.
Meski begitu, kasus ini cenderung langka kok, Millens. Jadi, kamu nggak usah khawatir berlebihan ya.
Mengapa Ada Orang yang Susah Memahami Guyonan Receh?
Pollack menyebut orang-orang yang nggak suka guyonan receh atau permainan kata sebagai orang-orang yang cenderung suka dengan aturan dan mendewakan kesopanan. Hm, tapi sepertinya tuduhan ini lumayan berlebihan ya, mungkin saja memang dia nggak terbiasa dengan guyonan-guyonan ini.
Satu hal yang pasti, membuat lelucon receh ini ternyata bisa membuat kedua bagian otak kita, aktif, lo. Jadi gini, otak kiri ternyata memproses dasar dari permainan katanya, sementara otak kanan memproses punch-line, alias bagian yang bakal jadi humornya
Intinya sih, banyak kok orang yang suka dengan guyonan receh. Cuma level kerecehannya saja yang mungkin berbeda-beda. Kalau kamu, seberapa receh nih level guyonannya, Millens? (Idn/IB09/E05)