BerandaHits
Rabu, 28 Des 2021 15:00

Sering Dikira Sama, Apa Beda Peci, Songkok, dan Kopiah?

Ternyata ada perbedaan antara peci, kopiah, dan songkok. (sinjaikab.go.id)

Peci, songkok, dan kopiah seringkali dianggap sebagai aksesoris kepala yang sama. Padahal, ada perbedaannya, lo. Seperti apa, sih?

Inibaru.id- Laki-laki Indonesia sering dikenal di dunia internasional sebagai orang-orang yang memakai peci. Foto-foto Soekarno, Soeharto, Habibie, dan sejumlah tokoh lain yang terkenal lainnya sering terlihat sembari memakai aksesoris kepala ini. Meski sering dianggap sebagai simbol agama, realitanya secara sejarah, peci sudah jadi lambang nasionalisme Indonesia.

Memang, kebanyakan laki-laki Indonesia memakai peci saat datang ke masjid saat beribadah sehingga aksesori ini dianggap terkait dengan salah satu agama. Namun, realitanya peci dipakai di banyak kesempatan, khususnya yang terkait dengan hajatan orang banyak. Bahkan, banyak politisi yang memakainya karena menganggap peci sudah jadi simbol yang merakyat.

Kalau kita merunut sejarah, tepatnya di The Origin of the Songkok or Kopiah yang dipublikasikan pada 2007 di The Brunei Times, songkok, begitu peci dikenal dalam Bahasa Melayu sudah ada sejak abad ke-13. Yang memperkenalkan aksesori ini adalah para pedagang dari Arab yang bertandang ke Semenanjung Malaya. Pada masa itu, Islam juga sudah menyebar di wilayah yang kini merupakan Malaysia tersebut.

Para orang Melayu dan para pedagang dari Arab yang kemudian menjalin hubungan bisnis dengan orang-orang Nusantara kemudian ikut menyebarkan tradisi memakai songkok ini di sini. Namun, realitanya, songkok dan peci kemudian jadi simbol nasionalisme gara-gara dipakai oleh Sang Putra Fajar, Soekarno.

Saat ikut serta dalam rapat Jong Java pada 1921 di Surabaya, Soekarno menganggap simbol kepribadian Indonesia sebagai hal yang penting. Dia mengungkapnya gara-gara STOVIA, sekolah kedokteran di Hindia Belanda kala itu mewajibkan muridnya memakai pakaian khas dari daerah asal sebagai salah satu cara Belanda yang halus untuk membuat anak-anak muda seperti merasa sebagai bukan orang yang sebangsa.

Dulu, banyak murid STOVIA yang nggak memakai penutup kepala. Nah, Soekarno kemudian berinisiatif memakai peci yang kemudian diikuti banyak laki-laki lainnya. Alasannya sederhana, peci memang sudah kadung merakyat dan dipakai siapa saja di Nusantara, tanpa mengenal batas suku dan budaya.

Peci dipopulerkan Soekarno di Indonesia sebagai simbol nasionalisme. (AP Photo-Fery Pradolo)

Membedakan Peci, Songkok, dan Kopiah

Istilah peci, songkok, dan kopiah memang sering dianggap merujuk pada satu benda yang sama. Hanya, sebenarnya ada perbedaan lo di antara ketiganya. Yuk simak.

Peci

Nama Peci sebenarnya berasal dari istilah Bahasa Belanda di masa penjajahan ‘petje’. Menariknya, peci yang asli sebenarnya beda dengan peci zaman sekarang yang cenderung berbentuk lonjong atau memanjang. Bentuknya sebenarnya bulat dengan motif yang beragam.

Kopiah

Kalau kamu menyebut peci yang dipakai para politisi. Itu lo yang warnanya hitam, lonjong, memanjang, dan yang kalau dibuka ada tulisan ‘Anti Air’-nya itu, namanya sebenarnya kopiah, Millens. Nama kopiah sendiri berasal dari Bahasa Arab ‘kaffiyeh’ meski sebenarnya kaffiyeh sedikit berbeda dengan kopiah khas Indonesia.

Songkok

Kalau songkok sebenarnya adalah topi kecil berbentuk setengah lingkaran yang menutupi bagian ubun-ubun saja, Millens. Istilah songkok kadung dianggap sama dengan kopiah yang biasa kita pakai sejak Soekarno mempopulerkan aksesoris ini. Sudah sangat jarang kita melihat songkok asli di Indonesia.

Kalau kamu, lebih suka menyebutnya peci, songkok, atau kopiah, nih? (Int,Tem/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: