Inibaru.id- Laki-laki Indonesia sering dikenal di dunia internasional sebagai orang-orang yang memakai peci. Foto-foto Soekarno, Soeharto, Habibie, dan sejumlah tokoh lain yang terkenal lainnya sering terlihat sembari memakai aksesoris kepala ini. Meski sering dianggap sebagai simbol agama, realitanya secara sejarah, peci sudah jadi lambang nasionalisme Indonesia.
Memang, kebanyakan laki-laki Indonesia memakai peci saat datang ke masjid saat beribadah sehingga aksesori ini dianggap terkait dengan salah satu agama. Namun, realitanya peci dipakai di banyak kesempatan, khususnya yang terkait dengan hajatan orang banyak. Bahkan, banyak politisi yang memakainya karena menganggap peci sudah jadi simbol yang merakyat.
Kalau kita merunut sejarah, tepatnya di The Origin of the Songkok or Kopiah yang dipublikasikan pada 2007 di The Brunei Times, songkok, begitu peci dikenal dalam Bahasa Melayu sudah ada sejak abad ke-13. Yang memperkenalkan aksesori ini adalah para pedagang dari Arab yang bertandang ke Semenanjung Malaya. Pada masa itu, Islam juga sudah menyebar di wilayah yang kini merupakan Malaysia tersebut.
Para orang Melayu dan para pedagang dari Arab yang kemudian menjalin hubungan bisnis dengan orang-orang Nusantara kemudian ikut menyebarkan tradisi memakai songkok ini di sini. Namun, realitanya, songkok dan peci kemudian jadi simbol nasionalisme gara-gara dipakai oleh Sang Putra Fajar, Soekarno.
Saat ikut serta dalam rapat Jong Java pada 1921 di Surabaya, Soekarno menganggap simbol kepribadian Indonesia sebagai hal yang penting. Dia mengungkapnya gara-gara STOVIA, sekolah kedokteran di Hindia Belanda kala itu mewajibkan muridnya memakai pakaian khas dari daerah asal sebagai salah satu cara Belanda yang halus untuk membuat anak-anak muda seperti merasa sebagai bukan orang yang sebangsa.
Dulu, banyak murid STOVIA yang nggak memakai penutup kepala. Nah, Soekarno kemudian berinisiatif memakai peci yang kemudian diikuti banyak laki-laki lainnya. Alasannya sederhana, peci memang sudah kadung merakyat dan dipakai siapa saja di Nusantara, tanpa mengenal batas suku dan budaya.
Membedakan Peci, Songkok, dan Kopiah
Istilah peci, songkok, dan kopiah memang sering dianggap merujuk pada satu benda yang sama. Hanya, sebenarnya ada perbedaan lo di antara ketiganya. Yuk simak.
Peci
Nama Peci sebenarnya berasal dari istilah Bahasa Belanda di masa penjajahan ‘petje’. Menariknya, peci yang asli sebenarnya beda dengan peci zaman sekarang yang cenderung berbentuk lonjong atau memanjang. Bentuknya sebenarnya bulat dengan motif yang beragam.
Kopiah
Kalau kamu menyebut peci yang dipakai para politisi. Itu lo yang warnanya hitam, lonjong, memanjang, dan yang kalau dibuka ada tulisan ‘Anti Air’-nya itu, namanya sebenarnya kopiah, Millens. Nama kopiah sendiri berasal dari Bahasa Arab ‘kaffiyeh’ meski sebenarnya kaffiyeh sedikit berbeda dengan kopiah khas Indonesia.
Songkok
Kalau songkok sebenarnya adalah topi kecil berbentuk setengah lingkaran yang menutupi bagian ubun-ubun saja, Millens. Istilah songkok kadung dianggap sama dengan kopiah yang biasa kita pakai sejak Soekarno mempopulerkan aksesoris ini. Sudah sangat jarang kita melihat songkok asli di Indonesia.
Kalau kamu, lebih suka menyebutnya peci, songkok, atau kopiah, nih? (Int,Tem/IB09/E05)