BerandaHits
Sabtu, 15 Des 2023 09:00

Segudang Manfaat Rumput Akar Wangi yang Ditanam KAI

Rumput akar wangi memiliki sistem perakaran yang unik sehingga bisa mengantisipasi longsor. (KAI Daop 4)

Rumput akar wangi sudah terkenal menjadi tanaman yang bisa menangkal longsor. Baru-baru ini, KAI Daop 4 Semarang menanam rumput akar wangi di jalur kereta api sebagai bentuk mitigasi tanah longsor karena sudah masuk musim penghujan.

Inibaru.id - Kita sudah memasuki musim penghujan. Biasanya, di musim ini, pada daerah-daerah dengan kemiringan tertentu sangat rawan longsor. Nah, untuk memitigasi tanah longsor, beberapa waktu lalu PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 4 Semarang melaksanakan penanaman rumput akar wangi atau vetiver di sepanjang jalur kereta api.

“Saat ini Daop 4 Semarang telah melakukan penanaman rumput akar wangi seluas 1.380 meter persegi atau sebanyak 450 polybag yang berlokasi di Kaliwungu dan Batang,” ungkap Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo melalui siaran pers Rabu (13/12/2023).

Daop 4 Semarang selanjutnya juga akan melakukan penanaman sebanyak 10.000 polybag rumput akar wangi yang akan disebar di sepanjang jalur kereta api yang memiliki potensi tanah longsor.

Adapun daerah rawan longsor maupun daerah yang memiliki tebing tinggi yang berada di wilayah Daop 4 Semarang sebanyak 131 lokasi yang tersebar dari Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Semarang, Grobogan hingga Blora dengan program penanaman seluas 93.110 meter persegi.

Kenapa Rumput Akar Wangi?

KAI Daop 4 Semarang menanam rumput akar wangi di daerah rawan longsor maupun daerah yang memiliki tebing tinggi yang berada di Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Semarang, Grobogan hingga Blora. (KAI Daop 4)

Rumput akar wangi ditanam KAI tentunya bukan tanpa alasan. Karakteristik tanaman ini rupanya sangat diperlukan dalam mitigasi longsor. Tanaman yang merupakan endemik dari India dengan nama latinnya Chrysopogon zizaniodes itu memiliki sistem perakarannya yang unik, yaitu memiliki akar serabut yang tumbuh lurus dan bukan menyamping seperti tumbuhan rumput pada umumnya.

Akar yang lurus berfungsi untuk stabilitas tanah sedangkan akar dengan susunan yang tebal dan rapat berfungsi untuk menyebarkan air, menahan sedimen dan sangat tahan terhadap bermacam-macam bahan kimiawi untuk rehabilitasi lahan.

Akar rumput akar wangi diketahui mampu menembus lapisan setebal 15 cm yang sangat keras dan di daerah lereng-lereng yang keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat sehingga mempunyai kemampuan mencegah erosi lereng.

Di luar negeri, tumbuhan dari famili Poaceae ini telah lama dimanfaatkan untuk berbagai keperluan ekologis dan fitoremediasi atau upaya memperbaiki lingkungan dengan menggunakan media tanaman pada lahan dan air.

Bagian daunnya dapat menyerap karbon, bisa dijadikan pakan ternak, pengusir hama, bahan atap rumah, hingga bahan dasar kertas. Pada bagian akar juga bermanfaat untuk mencegah longsor dan banjir, memperbaiki kualitas air, melindungi infrastruktur, menyerap racun, hingga menyuburkan tanah. Ekstraksi akar wangi ini juga dapat menghasilkan minyak atsiri.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo, rumput besar ini juga dapat digunakan untuk konservasi lahan bekas pertambangan, pencegah erosi lereng, penahan abrasi pantai, dan stabilisasi tebing melalui teknologi vetiver grass technology (VGT) atau vetiver system (VS).

Wah, rupanya rumput akar wangi ini memiliki segudang manfaat ya? Semoga rerumputan akar wangi yang ditanam KAI Daop 4 bisa tumbuh subur dan bermanfaat seperti yang diharapkan. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024