BerandaHits
Minggu, 7 Okt 2023 09:49

Sedotan Kertas Mengandung PFAS, Berbahaya bagi Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Ilustrasi: Sedotan plastik mengandung PFAS, zat yang nggak baik bagi lingkungan maupun tubuh manusia. (Kompas/Lasti Kurnia)

Bahan kimia berbahaya yaitu PFAS ditemukan dalam sedotan kertas. Jika digunakan terus-menerus dan dalam jumlah banyak bisa berbahaya bagi lingkungan dan kesehatanmu.

Inibaru.id - Karena sulit terurai oleh alam, sedotan plastik nggak direkomendasikan untuk kita gunakan. Karena alasan itu, muncullah beberapa sedotan alternatif, salah satunya dan yang paling populer adalah sedotan kertas.

Sedotan yang katanya terbuat dari bahan mudah terurai yaitu kertas ini sekarang banyak kita jumpai ya, Millens? Ada di kemasan susu kotak, di kafe minuman kekinian dan coffee shop. Kamu juga bisa membelinya dalam jumlah banyak di market place.

Tapi, rupanya sedotan kertas belum bisa menjadi solusi pengganti sedotan plastik, lo. Kenapa? Karena, sebuah penelitian di Belgia mengatakan bahwa alat untuk menyedot minuman yang terbuat dari kertas itu beracun. Menggunakannya terus menerus menurut studi justru berpotensi lebih buruk bagi lingkungan dibanding sedotan plastik.

Lalu, seperti apa hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal Food Additives & Contaminants itu? Menurut sang ilmuwan Thimo Groffen, Ph.D., sedotan yang terbuat dari bahan nabati, seperti kertas dan bambu mengandung PFAS. Itu adalah zat berbasis poli dan perfluoroalkil yang dikenal sebagai bahan kimia "forever" karena dapat bertahan lama sebelum terurai.

Dalam penelitiannya, dosen Universitas Antwerpen itu melakukan riset dengan menganalisis konsentrasi PFA dari 39 merek sedotan yang terdiri dari lima bahan: kertas, bambu, kaca, stainless steel, dan plastik.

Hasilnya, sedotan kertas paling banyak mengandung PFA, yakni sampai 90 persen sampel. Sementara, sedotan bambu menempati urutan kedua dengan persentase 80 persen, diikuti 75 persen sedotan plastik, 40 persen sedotan kaca, dan nggak ada untuk sedotan stainless steel.

"Keberadaan PFAS pada sedotan kertas dan sedotan bambu menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut belum tentu dapat terurai secara hayati," tulis Groffen, dilansir dari NY Post Selasa, 28 Agustus 2023.

Berbahaya bagi Tubuh

Ilustrasi: Kamu harus mengurangi kebiasaan menggunakan sedotan kertas agar terhindar dari PFAS yang bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. (Instagram/Londonbio)

Fakta lain yang lebih mengejutkan tentang sedotan kertas adalah bahwa PFAS memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Akumulasi bahan kimia ini dari waktu ke waktu dapat menyebabkan serangkaian efek samping yang mengerikan, antara lain kerusakan hati, melemahnya sistem kekebalan tubuh, berat badan bayi kurang, bahkan kematian bayi.

Menurut Environmental Protection Agency (EPA) dari Amerika Serikat, PFAS banyak digunakan dan bertahan dalam jangka waktu lama di lingkungan. Itu artinya PFAS ditemukan dalam darah manusia dan hewan di seluruh dunia, serta udara, air, tanah. Selain itu, ditemukan dalam jumlah rendah pada makanan, kemasan, dan produk rumah tangga. Keberadaan PFAS itu berkaitan dengan sejumlah masalah kesehatan.

Yang pasti ingin kamu tahu, apakah sedotan kertas berbahaya bagi tubuh? Sebenarnya konsentrasi PFAS pada sedotan kertas masih cukup rendah. Kamu pun cenderung hanya menggunakan sedotan kertas sesekali, bukannya setiap hari. Hal ini membuat risiko terhadap kesehatan juga rendah.

Tapi, perlu kamu catat, "forever chemical" dapat bertahan di dalam tubuh selama beberapa tahun dan konsentrasinya pun diperkirakan akan meningkat seiring berjalannya waktu.

Jadi, sebaiknya apa yang harus kamu lakukan? Jika pengin minum menggunakan sedotan, Goffen menyarankan agar kamu menggunakan sedotan stainless steel karena dalam penelitiannya nggak ditemukan adanya PFAS. Kamu sudah mempunyai sedotan stainless steel belum, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: