BerandaHits
Kamis, 10 Agu 2022 14:23

Saingi Bangjo Pingit Yogyakarta, Ini Alasan Lampu Merah Kalibanteng Semarang Sangat Lama

Bundaran Kalibanteng Semarang menghubungkan enam simpang. Hal itu yang membuat lampu merah di sana menyala sangat lama. (Skyscrapercity/Damarsinyo)

Warga Semarang sepakat jika lampu rambu lalu lintas (traffic light) di Simpang Kalibanteng memiliki durasi yang lama. Simak alasan di balik itu!

Inibaru.id - Seringkali kita dengar orang mengeluh lampu merah di Perempatan Pingit sangat lama. Padahal, durasi lampu merah yang ada di Kota Yogyakarta itu masih kalah lama dari traffic light di Kiaracondong-Soekarno Hatta Kota Bandung dan Simpang Kalibanteng Semarang.

Bangjo adalah istilah orang Jogja untuk menyebut lampu merah. Nah, di Bangjo Pingit, durasi lampu merah menyala mencapai 2 menit 56 detik. Ini sangat kontras dari durasi lampu hijaunya yang hanya 50 detik.

Bagaimana dengan lampu merah di tempat lain? Pada Simpang Kiaracondong-Soekarno Hatta, Bandung, durasi berhentinya mencapai 720 detik alias 12 menit. Sedangkan lampu merah Margorejo Surabaya, durasi lampu merahnya mencapai 300 detik atau persis 5 menit.

Di Semarang, bangjo yang terkenal lama ada di Simpang Kalibanteng. Konon, durasi lampu merahnya adalah 5 menit 7 detik. Ya, durasinya lebih panjang ketimbang bangjo Perempatan Pingit.

Khusus untuk lampu merah di Simpang Kalibanteng, Dinas Perhubungan Kota Semarang punya penjelasannya. Hal itu terjadi karena banyaknya persimpangan jalan di bundaran tersebut dan volume kendaraan yang cukup padat.

“Simpang Kalibanteng itu ada 6 simpang. Jalan Abdulrahman Saleh (dekat dengan Museum Ranggawarsita) yang populer (durasi lampu merahnya lama),” jelas Kepala Bidang Pengendalian dan Penertiban Dishub Kota Semarang Antonius Haryanto, Kamis (19/5/2022).

Kepadatan lalu lintas di Simpang Kalibanteng Semarang dari pantauan CCTV. (Twitter/atcskotasmg)

Kok bisa sampai 307 detik? Hal ini disebabkan oleh akumulasi dari lampu hijau yang ada di simpang-simpang lainnya secara berurutan. Dari Jalan Abdulrahman saleh, durasi lampu hijaunya 25 detik. Sementara itu, Jalan Pamularsih 35 detik, Jalan Siliwangi 152 detik, Jalan Sudirman 25 detik, jalan RE Martadinata 25 detik, dan dari arah bandara 10 detik.

Kalau kita teliti, durasi lampu hijau dari Jalan Siwilangi paling lama, yaitu 152 detik. Hal ini sangat kontras dengan durasi lampu hijau dari jalan-jalan lainnya di Simpang Kalibanteng Semarang yang nggak lebih dari 35 detik.

Soal ini, Antonius menjelaskan kalau Dishub telah memakai sistem Automatic Traffic Control System (ATCS). Dari sistem inilah, kebutuhan jalan sudah dicek dengan matang, termasuk dalam hal perhitungan risiko kemacetan atau volume kendaraan. Kemudian, penentuan rekayasa lalu lintas paling ideal pun ditemukan.

“Rekayasa untuk memperlancar. Justru kita mengutamakan arus dominan yang mana. Jadi perlu perhitungan, nggak sembarangan (membuat durasi lampu merah) lama," katanya.

Khusus untuk Simpang Siliwangi, durasi lampu hijaunya memang lebih lama karena arus lalu lintas dari jalan tersebut jadi prioritas. Kalau sampai durasinya lebih pendek, bisa memicu kemacetan parah.

“Kalau nggak diutamakan dari arah barat itu, antreannya di Simpang Kalibanteng sampai Simpang Hanoman terlalu padat, bisa ngunci (macet) di sana,” pungkas Antonius.

Nah, sekarang kita jadi paham kenapa lampu merah di Simpang Kalibanteng sangat lama. Ini terasa relate banget dengan guyonan yang menyatakan bahwa nungguin lampu merah bisa sambil bikin kopi, pergi umroh, bahkan menggoreng risol. Ha-ha. (Det,Kom/IB09/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024