BerandaHits
Selasa, 12 Des 2022 09:00

Romantisme Hubungan Maroko-Indonesia, dari Jalan hingga Aturan Visa

Jalan Casablanca di Jakarta. (GoodnewsfromIndonesia)

Di Jakarta ada Jalan Casablanca yang diambil dari sebuah nama kota di Maroko. Di Maroko, ada Jalan Sukarno, Jalan Jakarta, dan Bundaran Bandung. Seperti apa sih cerita kedekatan hubungan antara Maroko dan Indonesia?

Inibaru.id - Ada tiga nama kota di Maroko yang cukup terkenal di dunia, yaitu Rabat, Casablanca, dan Marrakesh. Khusus untuk Casablanca, nama kota ini tentu cukup akrab bagi orang Indonesia. Maklum, nama kota ini dijadikan jalan di Jakarta.

Jalan Casablanca atau Jalan Kasablanka memiliki panjang 1,6 kilometer dari perempatan Jalan Dr Saharjo-Letjen Supomo sampai ke Terowongan Casablanca. Jalan ini ada di pusat bisnis Jakarta sehingga cukup populer di Ibu Kota.

Yang menarik, meski merupakan kota terbesar di Maroko, Casablanca bukanlah ibu kota dari negara tersebut. Ibu kota Maroko adalah Rabat. Lantas, kok bisa sih sampai dijadikan nama jalan di sini?

Jalan Casablanca baru diresmikan pada pertengahan 1996 lalu. Penamaan jalan ini sebagai penanda dari semakin membaiknya kerja sama sister city antara Jakarta dan Casablanca. Oleh karena itulah, jangan heran kalau kamu juga menemui nama Jalan Jakarta saat berada di Maroko. Bahkan, di ibu kota negara tersebut, Rabat, sudah ada Rue Soukarno alias Jalan Sukarno!

Nama Rue Soukarno bahkan sudah jauh lebih lama eksis di Rabat karena diresmikan pada 1960 lalu. Jalan tersebut berkaitan dengan dukungan Indonesia atas perjuangan tiga negara di Afrika Utara, yaitu Tunisia, Aljazair, dan Maroko untuk mendapatkan kemerdekaan.

Menurut GoodnewsforIndonesia, (29/10/2021), pada 1955 atau saat Konferensi Asia Afrika digelar di Bandung, Indonesia dengan tegas menyatakan dukungan kepada negara-negara tersebut. Bisa dikatakan, keputusan Sukarno untuk memberikan dukungan ini nggak populer karena negara-negara Afrika Utara tersebut masih dijajah negara barat.

Rue Soukarno alias Jalan Soekarno di Rabat, Ibu Kota Maroko. (Nawacita.co)

Utusan dari pejuang-pejuang Asia Afrika hadir di kota ini (Bandung)…(dari) Afrika Selatan dan Afrika Tengah, pelarian-pelarian politik dari Aljazair, Maroko, Tunisia,” tulis Ruslan Abdulgani dalam buku Bandung Connection menceritakan tentang Konferensi Asia Afrika kala itu.

Berkat dukungan dan adanya konferensi ini, negara-negara di kawasan Afrika Utara pun semakin memantapkan tekad untuk merdeka. Khusus untuk Maroko, mereka mampu mendirikan negara sendiri setelah lepas dari koloni Prancis pada 1956.

Hubungan antara Indonesia dan Maroko pun semakin erat tatkala Sukarno memenuhi undangan Mohammed V, Raja Maroko. Tercatat, kunjungan pada 1960 itu adalah kali pertama seorang kepala negara datang ke Maroko.

Kedatangan Sukarno disambut hangat masyarakat Maroko. Nggak hanya dielu-elukan namanya di jalanan Kota Rabat, dia pun dilibatkan dalam acara peresmian Jalan Sukarno di sana. Selain itu, diresmikan nama jalan dengan nama khas Indonesia lainnya yaitu Zankat Jakarta di Rabat dan Rondpoint de Bandung di Casablanca.

Saking eratnya hubungan antara Maroko dan Indonesia sampai sekarang, kita nggak perlu visa untuk berkunjung ke negara tersebut selama tiga bulan, lo, Millens.

“Sampai sekarang, warga Indonesia yang berkunjung ke Maroko dibebaskan dari visa selama tiga bulan. Ini merupakan bukti hubungan antara Maroko dan Indonesia sudah terjalin sejak lama,” ungkap Minister Consuler Pelaksana Fungsu Ekonomi KBRI Rabat Tanti Widyastuti sebagaimana dilansir dari Kabar24, (13/10/2014).

Menarik juga ya ternyata kisah Kedekatan hubungan antara Maroko dan Indonesia, Millens. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT