BerandaHits
Minggu, 6 Apr 2019 12:52

Pro Kontra Media Internasional tentang Penutupan Pulau Komodo Selama 2020

Pulau Komodo ditutup pada 2020. (Traveloka)

Guna menghindari pencurian dan penyeludupan ilegal komodo, pemerintah memutuskan untuk menutup sementara Pulau Komodo pada 2020 mendatang. Keputusan ini nggak hanya memicu reaksi media dalam negeri tapi juga media internasional.

Inibaru.id – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memutuskan untuk menutup sementara Pulau Komodo mulai Januari 2020. Berdasarkan rencana, taman nasional yang berada di Kabupaten Manggarai Barat, NTT ini akan ditutup selama setahun. Keputusan ini dibuat untuk memperbaiki situasi Komodo yang habitatnya terancam.

Penutupan Pulau Komodo ini mengundang reaksi dari berbagai pihak. Sejumlah media luar negeri seperti media online di negara berbahasa Jerman, yakni Jerman , Austria, dan Swiss juga ramai memberitakan tentang rencana penutupan ini.

Salah satunya adalah media online terkemuka Jerman der Spiegel. Lewat artikel “Indonesiens Dracheninsel bleibt 2020 geschlossen” (Pulau Komodo Indonesia tutup di tahun 2020), mereka menyampaikan kepada pembacanya tentang penutupan Pulau Komodo untuk turis dengan alasan perlindungan terhadap satwa di sana.

Dilansir Detik.com, Jumat (5/4/2019), situs sterreichischer Rundfunk (ORF), sebuah Lembaga Penyiaran Austria, juga membahas singkat rencana ditutupnya Pulau Komodo dengan headline berita “Indonesien sperrt ,,Dracheninsel” Komodo fr ein Jahr” (Indonesia menutup Pulau Komodo untuk satu tahun).

Sementara situs online dari Swiss Neue Zrcher Zeitung melalui artikelnya yang berjudul “Indonesien schliesst seine Dracheninsel ein Jahr lang fr Touristen – zum Schutz der seltenen Komodowarane” (Indonesia menutup Pulau Komodo dari turis – untuk melindungi spesies komodo yang langka) memberikan informasi lengkap mengenai hewan komodo dan wilayan tempat tinggal komodo di Kepulauan Nusa Tenggara. Dalam artikelnya, mereka memberikan kritik mengenai keputusan penutupan Pulau Komodo.

"Sejauh mana penutupan pulau untuk wisatawan akan memperbaiki situasi komodo, masih harus dipertanyakan. Ancaman utama terhadap komodo adalah meningkatnya fragmentasi habitat mereka dan penurunan populasi rusa jawa, babi hutan dan kerbau - mangsa utama komodo. Tidak hanya pariwisata yang telah menyebabkan ini, melainkan juga perburuan liar. Kebakaran yang disebabkan manusia dan pembukaan lahan untuk lahan pertanian juga sangat membatasi habitat komodo dan mangsanya," tulis Gian Andrea Marti selaku penulis artikel tersebut.

Berbeda dengan Swiss, media berbahasa Inggris, yakni The Insider dan The Washington Post, menuliskan artikel yang membahas kemungkinan adanya tindak penyeludupan komodo yang menjadi alasan ditutupnya objek wisata tersebut.

Judul pada laman situs Thisisinsider.com berbunyi "Komodo island is reportedly closing until 2020 because people keep stealing the dragons" (Pulau Komodo dilaporkan ditutup sampai 2020 karena orang-orang terus mencuri komodo) dan Washingtonpost.com "Komodo Island is shutting down because people keep smuggling the dang dragons" (Pulau Komodo ditutup karena orang-orang terus menyelundupkan hewan itu).

Sementara itu, alasan penutupan Pulau Komodo sebenarnya diakibatkan adanya aksi pencurian dan penyeludupan yang sudah dilakukan selama 2016-2019. Ada lima tersangka yang berhasil ditangkap dan mengaku menjual komodo seharga Rp 500 juta per ekor. Nggak hanya komodo, tetapi hewan-hewan yang berasal dari Indonesia Timur juga dicuri seperti kucing liar, burung kasuari, dan kakatua.

“Hewan-hewan ini dijual untuk obat tradisional. Komodo dapat digunakan untuk membuat antibiotik,” kata Rofiq Ripto Himawan, Komisioner Polisi Jawa Timur melalui telepon seperti dilansir Channelnewsasia.com, (27/3).

Sobat Millens setuju nggak sih kalau Pulau Komodo ditutup selama setahun? (IB07/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: