BerandaHits
Senin, 10 Mei 2020 19:10

Proses Panjang Produksi Kolang-Kaling Sebelum Tiba di Meja Makan Kita

Kolang-kaling melewati proses panjang dalam produksi. (Inibaru.id/ Audrian F)

Mengolah kolang-kaling ternyata nggak simpel. Perlu cara yang telaten dan bertahap hingga makanan khas Ramadan tersebut bisa sampai di meja makan kita. <br>

Inibaru.id - Bunyi pukulan kapak terdengar konsisten di belakang rumah Royan. Setelah saya tengok, ternyata bunyi-bunyian ini berasal dari aksi para pekerja yang sedang memisahkan buah aren dari tangkainya. Saya kemudian menemui Royan, salah seorang pembuat kolang-kaling di Desa Jatirejo Gunung Pati, Kota Semarang.

Semenjak tahun 2017, Pemkot Semarang menasbihkan desa tersebut menjadi kampung tematik sentra perajin kolang-kaling atau yang bisa disebut “Kampung Kaloka”.

Memisahkan buah aren dari tangkai. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Meski disebut sebagai sentra kolang-kaling, Desa Jatirejo nggak cuma berisi rumah produksi saja. Di tempat ini, kamu juga bisa mendapatkan edukasi mengenai pembuatan kolang-kaling. Saya cukup beruntung bisa menyaksikan proses pembuatan kolang-kaling tersebut.

Royan menunjukan ke saya tentang tahapan pembuatan kolang-kaling. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah memisahkan buah aren dari tangkainya. Sebagai informasi, buah aren adalah bahan baku utama kolang-kaling.

“Buah aren yang setengah matang. Biasanya warna kulitnya masih hijau,” jelas Royan pada Selasa (5/5/2020). Setelah buah aren dipisahkan, akan dimasukan ke dalam sebuah wadah yang berisi rebusan air.

Direbus selama 1 sampai 2 jam. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Proses perebusan buah aren tersebut berguna untuk menghilangkan getah sehingga nggak menyebabkan gatal-gatal saat dikupas nanti. Proses perebusan bisa memakan waktu 1 sampai 2 jam. Tergantung kondisi dari buah aren yang ada.

Setelah aren tampak kehitam-hitaman, kemudian diangkat. Namun buah aren ini nggak bisa langsung dikupas. Harus ditunggu dulu hingga suhu panasnya mereda.

“Setelah itu dikupas. Bisa menggunakan pisau atau sendok,” papar Royan.

Memisahkan dari kulit. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Cara mengupasnya adalah dengan membelah buah aren menjadi dua bagian hingga terlihat isinya. Setelah terlihat, buah aren bisa diambil dengan menggunakan sendok.

Isi buah aren berwarna putih tadi kemudian ditumbuk dengan menggunakan sebuah palu atau pemukul. Tujuannya agar bentuknya lebih pipih dan melebar. Setelahnya, biji aren direndam di dalam air kapur agar lebih kenyal.

“Perendamannya selama dua hari bahkan bisa sampai tiga hari,” tambahnya.

Sebelum diedarkan, kolang-kaling direndam 2 sampai 3 hari. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Setelah dua atau tiga hari, biasanya warna isi buah aren berubah menjadi lebih bening. Buah aren ini sudah bisa disebut sebagai kolang-kaling yang bisa kita olah menjadi campuran makanan atau minuman di bulan Ramadan.

Sebelum dipasarkan, kolang-kaling ini biasanya terus direndam demi menjaga kesegarannya. Hal ini juga menjamin mutu kolang-kaling saat dibeli pelanggan.

Nah, jadi begitulah proses pembuatan kolang-kaling, Millens. Huft, panjang juga ya proses pembuatan makanan yang sering kita santap saat berbuka puasa itu. (Audrian F/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024