BerandaHits
Minggu, 22 Okt 2022 13:51

Populer dan Merakyat, Ternyata Minyak Angin Cap Kapak Bukan Asli Indonesia

Minyak angin Cap Kapak. (kalcare.com)

Minyak angin cap kapak bisa dengan mudah ditemui di warung-warung atau apotek terdekat di Indonesia. Tapi, kamu tahu nggak kalau jenama ini ternyata bukan asli Indonesia?

Inibaru.id – Salah satu obat yang hampir pasti bisa ditemukan di rumah-rumah Indonesia adalah Minyak Angin Cap Kapak.

Popularitasnya setara dengan dua jenis minyak lainnya, yaitu minyak tawon dan minyak kayu putih. Saking merakyatnya minyak angin ini, banyak orang yang mengira jika produk tersebut asli Indonesia.

Apalagi jenamanya juga berasal dari kata yang sangat khas Indonesia, yaitu Cap Kapak. Tapi, ternyata jenama minyak angin ini diproduksi Leung kai Fook Medical Company yang berasal dari Singapura.

Semua bermula dari hijrahnya Leun Yun Chee dari negerinya, Tiongkok, ke Singapura. Di negara anyarnya, dia berkenalan dengan seorang dokter bernama Schmeidler dari Jerman. Dari dokter itu, dia mendapatkan resep minyak angin yang bisa mengatasi sejumlah masalah kesehatan ringan.

Dilansir dari Fimela, (2/8/2012), minyak angin yang dibuat dari bahan-bahan herbal seperti methyl salicylate, eucalyptus, menthol, camphor, serta menthae piuperitea oil ini bisa menyembuhkan sejumlah masalah kesehatan yang cukup mengganggu seperti mual-mual, sakit kepala, flu, dan lain-lain.

Dia pun terpikir untuk menjual minyak angin tersebut. Sayangnya, produknya kurang laku. Apalagi, ada produk minyak angin lain yang sudah kadung populer dari Tiongkok serta Hong Kong.

Minyak angin Cap Kapak ternyata asli Singapura. (Blibli)

Menurut keterangan Detik, Sabtu (22/10/2022), Leun Yun Chee nggak menyerah begitu saja. Dia mencoba untuk memperkuat branding produk minyak anginnya. Dipilihlah Cap Kapak sebagai jenama minyak angin tersebut. Dia juga nggak ragu untuk menyebarkan ribuan pamflet yang berisi promosi minyak anginnya ke seantero Singapura.

Usaha keras Leung Yun Chee berbuah manis. Produk minyak angin Cap Kapak miliknya laris-manis hingga dia tutup usia pada 1971. Produksi minyak angin ini kemudian diteruskan oleh putranya, Leong Heng Keng. Pemasaran minyak ini pun semakin meluas, termasuk ke Indonesia.

Mengingat Singapura juga mengadopsi Bahasa Melayu yang masih “bersaudara” dengan Bahasa Indonesia, maka wajar jika banyak masyarakat Tanah Air yang mengira jenama Cap Kapak dari Indonesia. Apalagi, minyak angin ini sangat mudah ditemui di apotek-apotek atau bahkan warung dekat rumah. Penggunanya pun berasal dari berbagai generasi, baik itu orang tua hingga anak muda.

Menariknya, kalau kamu cermati, kini Cap Kapak juga bisa kamu lihat di jalanan dalam bentuk jas hujan. Sayangnya, belum ada informasi yang jelas apakah jas hujan ini dibuat di bawah payung perusahaan yang sama atau nggak, Millens. (Arie Widodo)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Asal Nama Kecamatan Wedi di Klaten, Terkait dengan Pasir atau Rasa Takut?

18 Nov 2024

MOGO, Tempat Aman Berbagi Cerita bagi Para Korban PHK

18 Nov 2024

Kisah Sebuah Desa Di Jepang yang Merayakan Kelahiran Bayi untuk Kali Pertama dalam 52 Tahun

18 Nov 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Memilih Perjanjian Pranikah?

18 Nov 2024

Latar Jembar, Upaya Seniman Demak Kenalkan Kembali Dolanan Anak

18 Nov 2024

Bangga, 30 Budaya Jawa Tengah Raih Status Warisan Budaya Takbenda Indonesia

18 Nov 2024

Polda Jateng Grebek Tambang Ilegal di Klaten, Modusnya Konsumen Datang ke Lokasi

19 Nov 2024

Dua Sisi Fenomena Ulat Pohon Jati di Gunungkidul, Ditakuti Sekaligus Dinanti

19 Nov 2024

Menguak Sejarah Penggunaan Karpet Merah untuk Acara Penyambutan Resmi

19 Nov 2024

Dua Desa Indonesia Dinobatkan Jadi Desa Wisata Terbaik di Dunia 2024

19 Nov 2024

Sapa Masyarakat Jepara, Lestari Moerdijat Bahas Demokrasi dan Ratu Kalinyamat

19 Nov 2024

Pneumonia Masih Menjadi 'Pembunuh Senyap' bagi Anak-Anak

19 Nov 2024

Baru Kali Ini, Indonesia akan Gelar Pilkada Langsung Serentak

19 Nov 2024

Ugly Fruits dan Potensi Tersembunyi di Balik Buah Berpenampilan 'Jelek'

19 Nov 2024

Begini Dampak PPN 12 Persen yang Bakal Berlaku 2025

19 Nov 2024

Lestari Moerdijat: Aspirasi Masyarakat adalah Bahan Bakar untuk Kebijakan yang Inklusif

19 Nov 2024

Mencicipi Rasa Legendaris yang Disajikan di Warung Mi Lethek Mbah Jumal

20 Nov 2024

Nggak Ada Perayaan Tahun Baru di Shibuya, Tokyo, Jepang

20 Nov 2024

Petani Milenial, Berhasilkah Bikin Anak Muda Berkarier Jadi Petani?

20 Nov 2024

Mau Pertama atau Berkali-kali, Pengalaman Nonton Timnas Indonesia di GBK Membekas Abadi

20 Nov 2024