BerandaHits
Rabu, 13 Jun 2023 18:53

Polri: Kami Nggak Memakai Alat Penyadap Pegasus

Alat penyadap spyware Pegasus buatan Israel. (Bolamadura)

Alat penyadap (spyware) Pegasus buatan Israel kabarnya sudah dipakai orang Indonesia. Alat ini disebut-sebut bisa menyadap informasi sekaligus mengendalikan gawai target. Seberapa mengerikan sih alat ini?

Inibaru.id - Baru-baru ini warganet Indonesia dihebohkan dengan laporan dari Indonesia Leaks yang menyebut alat penyadap Pegasus sudah dipakai di Indonesia. Spyware yang dikembangkan oleh NSO Group dari Israel ini kabarnya telah dipakai oleh klien-klien pemerintah dan dipakai untuk mengawasi atau menyadap jurnalis, politikus, pejabat pemerintahan, hingga aktivis HAM.

Memang seberbahaya apa sih alat penyadap yang satu ini? Kamu masih ingat nggak kasus pembunuhan jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi pada 2018 lalu? Sebelum dibunuh dengan cara yang mengerikan, konon semua pergerakan Khashoggi dilacak dengan menggunakan Pegasus. Alat ini dipakai untuk meretas ponsel miliknya dan istrinya, Henan Elatr.

Memang ‘sehebat’ apa Pegasus? Alat ini disebut-sebut bisa membuat penyadap memakai kamera atau mikrofon dari gawai yang diretas tanpa diketahui. Selain itu, peretas juga bisa mengecek isi chat, melacak lokasi gawai, hingga mencegat jalur komunikasi gawai tersebut.

Pegasus juga disebut-sebut bisa menyusup ke gawai targetnya dengan menggunakan mekanisme ‘zero click’. Artinya, software ini bisa masuk ke gawai targetnya hanya dengan pengiriman sebuah pesan. Meski pesan tersebut nggak dibuka atau tautan di dalam pesan tersebut nggak diklik, tetap saja spyware tersebut sudah mampu menyusup dan mengendalikan gawai target tanpa diketahui.

Lantas, apakah Pegasus memang sudah dipakai di Indonesia. Washington Post (18/7/2021) menyebut dalam sebuah investigasi jurnalistik, dari 50 ribu nomor telepon yang dijadikan sampel, setidaknya 1.000 di antaranya yang berasal dari 50 negara telah diawasi oleh spyware tersebut.

Selain itu, menurut keterangan CNBCIndonesia, Selasa (13/6/2023), Indonesia Leaks menyebut dua perangkat spyware ini sudah melewati Bandara Soekarno Hatta pada 1 Desember 2020 lalu. Artinya, Indonesia Leaks menuding sudah ada orang Indonesia yang memakai alat ini.

Salah seorang yang disebut-sebut memakai peralatan tersebut bahkan kabarnya sedang menduduki jabatan menteri di Kabinet Indonesia Maju. Dia disebut-sebut memakainya untuk kebutuhan pemenangan kontestasi politik lima tahunan, Millens.

Spyware Pegasus kabarnya sudah dipakai di Indonesia. (obsessionnews/RTI)

Selain perorangan, aparat kepolisian juga dituding memakai Pegasus. Tapi, hal ini dibantah Kepala Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Polri Irjen Slamet Uliandi.

“Polri nggak pernah mendatangkan Pegasus ataupun memakainya. Sejauh ini kami memakai peralatan yang sesuai dengan aturan UU ITE. Kalau Pegasus yang memakai kan para hacker. Kami nggak memakai yang seperti itu,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Suara, Senin (12/6).

Mengingat kepolisian memakai penyadapan untuk keperluan penyelidikan dan penyidikan kejahatan luar biasa seperti terorisme, korupsi, dan narkoba, alat apa yang dipakai Polri untuk keperluan penyadapan yang lawful intercepted?

“Alatnya kami datangkan pada 2017 berupa Instruction System. Pada 2018 Instruction System tapi untuk iOS. Saya nggak tahu sistem pengadaanya bagaimana. Kita kan tidak hanya di Android saja, di iOS juga. Sekarang Cina juga ada, Huawei. Artinya dari upgrade itu kan harus dari 4G ke 5G," terangnya sebagaimana dilansir dari Jaring.id, Senin (12/6).

Terkait dengan siapa saja yang disadap dengan alat itu, Irjen Slamet mengaku nggak bisa membocorkannya sesuai dengan aturan. Soalnya, kalau ada yang membocorkan, bisa dikenakan pidana 20 tahun penjara.

Terakhir, Irjen Slamet memastikan bahwa pihaknya nggak memakai Pegasus meski mengakui kehebatan dari peralatan tersebut.

“Kalau kami pakai Pegasus, sudah ditangkap itu teroris dan Organisasi Papua Merdeka. Karena kami pasti sudah tahu semua (kalau memakainya),” pungkasnya.

Hm, cukup mengkhawatirkan juga ya keberadaan alat penyadap Pegasus ini. Pastikan untuk nggak sembarangan membuka tautan yang berasal dari kontak yang nggak kamu kenal, ya? Tingkatkan pula sistem keamanan ponsel dan jangan sembarangan memakai wifi publik atau gratisan, Millens. Dengan cara-cara ini, diharapkan ponsel kamu lebih aman dari peretasan, deh. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024

Memahami Stigma Terhadap Perempuan yang Memilih Menikah Lagi Setelah Perceraian

14 Nov 2024

Lakukan Misi Kemanusiaan di Filipina, 10 Kru Heli Dapat Penghargaan Khusus

15 Nov 2024

Dapatkan Promo Pilkada 10 Persen Tiket Kereta Api untuk Keberangkatan 26-28 November 2024!

15 Nov 2024

Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ivan Dijerat Pasal Perlindungan Anak

15 Nov 2024

Soto Rem-Bang Gang Kuwera, Andalan Mahasiswa UNY Memadamkan Kelaparan

15 Nov 2024

Berbahaya, Jangan Googling Kata-kata Ini di Internet!

15 Nov 2024

Peluang Timnas Indonesia Melawan Jepang; Masih Ada Asa untuk Mencuri Poin

15 Nov 2024

JOMO, Menemukan Kebahagiaan dengan Melewatkan Hal-Hal yang Nggak Perlu

15 Nov 2024

Cantiknya Pantai Peyuyon; Serasa Main di Pantai Pribadi

16 Nov 2024

Hari Pemungutan Suara Pilkada 2024 Jadi Hari Libur Nasional

16 Nov 2024

Secuil Potongan Kehidupan Orang Indonesia di Short Video 'We' Karya Aco Tenri

16 Nov 2024

Gawai, Salah Satu Penyebab Kasus Kanker Usus Besar Naik di Kalangan Anak Muda Indonesia

16 Nov 2024

Sekda Imbau ASN Kabupaten Semarang Konsumsi Susu Segar

16 Nov 2024

Promo Besar Belum Tentu Hemat, Hati-Hati Belanja Impulsif!

16 Nov 2024