BerandaHits
Rabu, 1 Okt 2024 18:39

Polisi Kumpulkan Anggota Gengster Semarang untuk Membubarkan Diri

Seorang anggota kelompok gangster, membacakan deklarasi pembubaran gengster di hadapan polisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Polrestabes Semarang, Selasa (1/9). (Inibaru.id/ Danny Adriadhi Utama)

Sejumlah kelompok gengster yang terlibat tawuran melakukan deklarasi pembubaran diri. Pembubaran ini bertujuan agar tidak ada lagi perilaku tawuran antar gengster yang mengarah tindak kriminal.

Inibaru.id - Sejumlah pemuda yang tergabung ke dalam beberapa kelompok gangster dikumpulkan di Polrestabes Semarang untuk membubarkan diri, Senin (1/9). Pembubaran gangster Semarang ini dilakukan pada Deklarasi Pembubaran Gangster. Kelompok gangster seperti Kokar411, AllStar, Warbel dan lainnya kini mengakui kesalahannya.

Dalam deklarasinya itu, para anggota gangster dan ketuanya menandatangani kesepakatan pembubaran gangster yang disaksikan oleh polisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Mereka berjanji tidak akan tawuran lagi dan tidak membuat resah warga masyarakat. Mereka juga meminta maaf kepada warga Kota Semarang atas dampak negatif dari perbuatan yang telah mereka lakukan.

"Kami kumpulkan para pemimpin gangster ini untuk dilakukan pembubaran secara seremonial dan mereka sepakat membubarkan diri," Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto di Mapolrestabes Semarang.

Kelompok gangster ini setelah dibubarkan bakal dipantau supaya tidak terbentuk kembali. Pihaknya juga meminta kepada kelompok lain yang belum membubarkan diri untuk segera menyampaikan ke Polrestabes Semarang untuk dilakukan pembubaran secepatnya.

"Jadi usai pembubaran ini, kami akan melakukan kegiatan cipta kondisi keamanan di malam hari dengan patroli skala besar," terangnya.

Langkah-langkah tersebut diambil untuk memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi warga Kota Semarang. Di samping itu, langkah pembubaran gangster ini akan diikuti pula oleh jajaran polres di Polda Jateng yang wilayahnya mengalami kondisi serupa.

"Kami tularkan ke Kapolres di Polda Jateng untuk membubarkan para gangster," ungkapnya.

Sejumlah anggota kelompok gangster di Semarang dikumpulkan untuk pembubaran kelompok gangster. (Inibaru.id/ Danny Adriadhi Utama).

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan selepas gangster dibubarkan harus ada peran keluarga, lingkungan dan sekolah, untuk melakukan pembinaan dan pencegahan.

"Kemunculan gangster memaksa penegak hukum untuk melakukan penindakan karena mengarah ke tindakan kriminal, membawa sajam, tawuran, hingga memakan korban luka sampai meninggal dunia," kata Irwan.

Ada nama-nama gangster lainnya yang sudah dikantongi pihak kepolisian tetapi masih melakukan pendekatan untuk dilakukan pembubaran. "Bagi kelompok yang belum membubarkan diri, akan didekati lewat orang tua, dan lingkungannya untuk segera berhenti dari aktivitas tersebut," ujarnya.

Data dari Polrestabes Semarang, dalam setahun ini telah menangani 101 kasus berkaitan gangster. Rinciannya, sebanyak 44 kasus dibawa ke ranah hukum dengan sebanyak 77 orang ditahan. Adapun sebanyak 57 kasus lainnya dilakukan pembinaan dengan sebanyak 173 orang dikembalikan ke orang tua dan sekolah.

Korban meninggal dunia akibat pertarungan antar gangster berjumlah 4 orang dengan lokasi di Puri Anjasmoro (Semarang Barat), Tugu (Kecamatan Tugu), Layur (kecamatan Semarang Utara) dan Kelud (Kecamatan Gajahmungkur).

"Jadi untuk mencegah tindakan kriminal oleh kelompok gangster, kami sudah melakukan patroli bersama tiga pilar, ormas dan kelurahan. Termasuk melibatkan dan meningkatkan lagi polisi RW," ujarnya.

Menurut Polrestabes Semarang ada beberapa daerah yang rawan terjadi tawuran antar gangster yaitu Kecamatan Semarang Utara (Bandarharjo dan Panggung Kidul); Kecamatan Semarang Selatan (Barussari dan Jalan MT Haryono); Semarang Timur (Mlatiharjo, Banjir Kanal Timur dan Jalan Dokter Cipto); Semarang barat (Karangayu dan Kalibanteng; serta daerah lainnya seperti Banjardowo Genuk, Plamongansari Pedurungan, Jalan Mgr Sugiyopranoto Semarang Tengah.

"Pasti daerah rawan menjadi fokus pendekatan upaya pembinaan," pungkas Irwan.

Semoga pembubaran gengster di Semarang ini menjadi awal dari terwujudnya kembali Kota Atlas yang aman dan nyaman bagi warganya, ya! (Danny Adriadhi Utama/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024