BerandaHits
Senin, 16 Jun 2024 15:25

Pikat Jodoh dan Halau Musuh, Bagaimana Cara Tubuh Kunang-kunang Bercahaya?

Kunang-kunang mampu memroduksi cahaya pada tubuhnya. (Usatoday)

Kunang-kunang bercahaya untuk menghindarkan mereka dari predator. Tapi, bagaimana cara tubuh hewan ini mengeluarkan cahaya?

Inibaru.id – Ada beberapa hewan di dunia yang dianugerahi kemampuan untuk mampu memroduksi cahaya. Sebagai contoh, anglerfish atau ikan lampu bisa ditemui di laut dalam. Tapi, yang paling populer tentu saja adalah kunang-kunang. Tapi, kamu pernah kepikiran nggak bagaimana tubuh kunang-kunang mengeluarkan cahaya?

Asal kamu tahu saja, kunang-kunang yang berukuran kecil ini masuk dalam ordo kumbang bersayap atau Lampyridae. Sebenarnya, ada lebih dari 2 ribu spesies kunang-kunang. Kebanyakan tinggal di lingkungan yang hangat, lembap, dan gelap.

Terkait dengan cara agar tubuh kunang-kunang bercahaya, hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme di dalam tubuhnya bernama bioluminesensi. Proses ini membuat tubuhnya menghasilkan reaksi kimia tertentu yang membuat sebagian tubuhnya menyala deh.

Kalau kamu kebetulan pernah menangkap kunang-kunang, pasti sadar kan kalau cahayanya hanya muncul pada perut bagian bawah. Nah, proses produksi cahaya pada bagian tubuh tersebut terjadi saat oksigen masuk ke dalam tubuh dan kemudian dikombinasikan dengan kalsium, adenosine trifosfat, luciferin, luciferase, dan enzim bioluminescent.

Oksigen jadi bahan bakar utama dari prosses ini. Jadi, kalau kunang-kunang nggak menghirup oksigen lewat trakeol, bukannya paru-paru, maka proses produksi cahaya berhenti semantara. Itulah yang membuat cahayanya kelap-kelip gitu, Millens. Yang pasti, kunang-kunang bisa mengendalikan proses produksi cahaya ini semau mereka dengan cara mengatur seberapa banyak oksigen yang masuk ke dalam organ pemroduksi cahaya dalam tubuhnya tersebut.

Kunang-kunang memroduksi cahaya untuk mencari pasangan. (Wikipedia/Bruce Marlin - Own work http://www.cirrusimage.com/beetle_firefly_Photuris_lucicrescens.htm)

Sebagai informasi, kunang-kunang menghasilkan cahaya untuk memberikan peringatan kepada pemangsa bahwa tubuhnya memiliki rasa pahit jika dimakan. Jadi, pemangsa nggak akan tertarik memakannya. Lebih dari itu, cahaya ini juga menarik mangsa berupa cahaya kecil yang biasanya memang tertarik dengan cahaya.

Tapi, yang paling penting, cahaya pada kunang-kunang dipakai untuk mencari pasangan. Pola dan frekuensi kedipan cahaya ini jadi cara kunang-kunang jantan dan betina saling menarik perhatian sebelum akhirnya kawin dan berkembang biak.

Sayangnya, penelitian membuktikan bahwa kunang-kunang semakin langka di dunia. Bahkan, bisa dikatakan serangga kecil nang cantik ini sedang diambang kepunahan gara-gara ulah manusia yang merusak habitatnya, memakai pestisida berlebihan, serat menyebabkan polusi cahaya yang berlebihan. Asal kamu tahu saja, khusus untuk penyebab terakhir, polusi udara dari lampu rumah, lampu jalan, hingga papan reklame bikin kunang-kunang sulit kawin dan berkembang biak, lo.

Semoga saja manusia bisa segera melakukan aksi nyata agar kunang-kunang nggak sampai punah. Harapannya, tentu saja agar anak cucu kita bisa melihat keindahan cahaya dari serangga ini di malam hari, Millens. Setuju? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: