Inibaru.id – Ada beberapa hewan di dunia yang dianugerahi kemampuan untuk mampu memroduksi cahaya. Sebagai contoh, anglerfish atau ikan lampu bisa ditemui di laut dalam. Tapi, yang paling populer tentu saja adalah kunang-kunang. Tapi, kamu pernah kepikiran nggak bagaimana tubuh kunang-kunang mengeluarkan cahaya?
Asal kamu tahu saja, kunang-kunang yang berukuran kecil ini masuk dalam ordo kumbang bersayap atau Lampyridae. Sebenarnya, ada lebih dari 2 ribu spesies kunang-kunang. Kebanyakan tinggal di lingkungan yang hangat, lembap, dan gelap.
Terkait dengan cara agar tubuh kunang-kunang bercahaya, hal ini disebabkan oleh adanya mekanisme di dalam tubuhnya bernama bioluminesensi. Proses ini membuat tubuhnya menghasilkan reaksi kimia tertentu yang membuat sebagian tubuhnya menyala deh.
Kalau kamu kebetulan pernah menangkap kunang-kunang, pasti sadar kan kalau cahayanya hanya muncul pada perut bagian bawah. Nah, proses produksi cahaya pada bagian tubuh tersebut terjadi saat oksigen masuk ke dalam tubuh dan kemudian dikombinasikan dengan kalsium, adenosine trifosfat, luciferin, luciferase, dan enzim bioluminescent.
Oksigen jadi bahan bakar utama dari prosses ini. Jadi, kalau kunang-kunang nggak menghirup oksigen lewat trakeol, bukannya paru-paru, maka proses produksi cahaya berhenti semantara. Itulah yang membuat cahayanya kelap-kelip gitu, Millens. Yang pasti, kunang-kunang bisa mengendalikan proses produksi cahaya ini semau mereka dengan cara mengatur seberapa banyak oksigen yang masuk ke dalam organ pemroduksi cahaya dalam tubuhnya tersebut.
Sebagai informasi, kunang-kunang menghasilkan cahaya untuk memberikan peringatan kepada pemangsa bahwa tubuhnya memiliki rasa pahit jika dimakan. Jadi, pemangsa nggak akan tertarik memakannya. Lebih dari itu, cahaya ini juga menarik mangsa berupa cahaya kecil yang biasanya memang tertarik dengan cahaya.
Tapi, yang paling penting, cahaya pada kunang-kunang dipakai untuk mencari pasangan. Pola dan frekuensi kedipan cahaya ini jadi cara kunang-kunang jantan dan betina saling menarik perhatian sebelum akhirnya kawin dan berkembang biak.
Sayangnya, penelitian membuktikan bahwa kunang-kunang semakin langka di dunia. Bahkan, bisa dikatakan serangga kecil nang cantik ini sedang diambang kepunahan gara-gara ulah manusia yang merusak habitatnya, memakai pestisida berlebihan, serat menyebabkan polusi cahaya yang berlebihan. Asal kamu tahu saja, khusus untuk penyebab terakhir, polusi udara dari lampu rumah, lampu jalan, hingga papan reklame bikin kunang-kunang sulit kawin dan berkembang biak, lo.
Semoga saja manusia bisa segera melakukan aksi nyata agar kunang-kunang nggak sampai punah. Harapannya, tentu saja agar anak cucu kita bisa melihat keindahan cahaya dari serangga ini di malam hari, Millens. Setuju? (Arie Widodo/E05)
