BerandaHits
Kamis, 17 Nov 2021 16:35

Perubahan Iklim Bikin Kalajengking Serbu Warga Mesir, 3 Orang Tewas

Perubahan iklim memicu bencana mengerikan di Mesir. Kalajengking pun menyerbu warga dan membuat 3 orang tewas. (Flickr/Chris Parker)

Mirip seperti kutukan di zaman Firaun atau Nabi Musa, serbuan kalajengking membuat ratusan warga Mesir disengat. Tiga orang bahkan tewas. Namun, kali ini penyebabnya bukan kutukan, melainkan perubahan iklim yang memicu bencana ekologis mengerikan.

Inibaru.id – Kamu masih menyepelekan perubahan iklim, Millens? Coba deh telaah berita yang satu ini. Di negara yang terkenal kering seperti Mesir, tiba-tiba saja ada hujan badai yang sangat deras sehingga memicu banjir. Nggak cukup terkena bencana alam, badai dan banjir ini membuat kalajengking beracun keluar rumah dan akhirnya menyerbu ratusan warga Mesir hingga tiga orang tewas.

Sekilas berita ini mirip seperti cerita-cerita dalam film, ya? Apalagi, kejadiannya di Mesir, negeri yang penuh dengan kisah-kisah klasik dari zaman Firaun atau Nabi Musa. Ada yang bahkan mengaitkan bencana terbaru ini seperti Mesir sedang terkena kutukan dari masa lampau. Namun, penyebabnya bukanlah kutukan, melainkan kekacauan iklim yang disebabkan oleh rusaknya alam.

Pada 11-13 November 2021, warga di kawasan pedesaan yang ada di selatan Provinsi Aswan diguyur hujan deras dan badai hingga berhari-hari. Meski sesekali turun hujan bukanlah hal yang aneh di sana, tetap saja bencana ekologis ini sangat nggak biasa untuk warga Mesir. Namun, bencana yang jauh lebih mengerikan baru saja dimulai.

Kalajengking berjenis Deathstalker yang dikenal sangat beracun berbondong-bondong keluar dari sarangnya di gundukan pasir yang hancur akibat badai dan banjir. Mereka mencari sarang baru dan mendatangi permukiman penduduk. Sejak 13 November, banyak warga yang melaporkan kalajengking tersebut.

Menurut Kementerian Kesehatan Mesir, serangan kalajengking beracun ini membuat 503 warga disengat dan harus dilarikan ke rumah sakit. Plt Menteri Kesehatan Mesir Khalid Abdel Ghafar bahkan sampai memutuskan untuk memasok 3.350 dosis serum anti-racun kalajengking ke kawasan Aswan demi mengantisipasi warga yang kadung disengat.

Perubahan iklim memicu hujan badai dan banjir di Aswan, Mesir, yang berimbas pada serangan kalajengking. (nationofchange.org)

Omong-omong ya, Millens, kalajengking Deathstalker ini memang dikenal punya racun mematikan. Kalajengking ini agresif dan nggak ragu untuk menyerang manusia. Kalau menyerang balita, bisa membuatnya tewas seketika. Kalau menyengat orang dewasa dengan riwayat penyakit berat, juga bisa membuatnya tewas.

Meski begitu, menurut pakar kesehatan yang menangani para korban, kebanyakan dampak sengatan kalajengking ini nggak separah dampak patukan ular berbisa. Meski begitu, banyak korban mengalami gejala diare, demam tinggi, muntah-muntah, keringat berlebihan, hingga rasa nyeri luar biasa hingga berhari-hari.

Kini, warga Aswan masih dihantui serangan-serangan kalajengking ini. Apalagi, bencana ekologis lalu membuat listrik padam di banyak kawasan sehingga mereka pun kesulitan melihat kalajengking di mala hari. Selain itu, dilaporkan 104 rumah rusak parah, 394 rumah rusak di kelas menengah dan ringan, serta membuat lebih dari 500 keluarga mengungsi.

Ingat ya, Millens, dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global nggak hanya buruk bagi alam. Kita juga bisa mengalami dampaknya baik itu langsung atau nggak langsung. Kasus seperti yang terjadi di Mesir ini bisa saja terjadi di Indonesia dalam bentuk lain, lo. Jadi, mari kita sayangi alam, ya? (Vic/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

KPU Jateng Fasilitasi Debat Cagub-Cawagub Tiga Kali di Semarang

4 Okt 2024

Masih Berdiri, Begini Keindahan Bekas Kantor Onderdistrict Rongkop Peninggalan Zaman Belanda

4 Okt 2024

Gen Z Cantumkan Tagar DESPERATE di LinkedIn, Ekspresikan Keputusasaan

4 Okt 2024

Sekarang, Video Call di WhatsApp Bisa Pakai Filter dan Latar Belakang!

4 Okt 2024

Mengapa Banyak Anak Muda Indonesia Terjerat Pinjol?

4 Okt 2024

Ini Waktu Terbaik untuk Memakai Parfum

4 Okt 2024

Wisata Alam di Pati, Hutan Pinus Gunungsari: Fasilitas dan Rencana Pengembangan

4 Okt 2024

KAI Daop 4 Semarang Pastikan Petugas Operasional Bebas Narkoba Lewat Tes Urine

4 Okt 2024

Indahnya Pemandangan Atas Awan Kabupaten Semarang di Goa Rong View

5 Okt 2024

Gelar HC Raffi Ahmad Terancam Nggak Diakui, Dirjen Dikti: Kampusnya Ilegal

5 Okt 2024

Kisah Pagar Perumahan di London yang Dulunya adalah Tandu Masa Perang Dunia

5 Okt 2024

Penghargaan Gelar Doktor Honoris Causa, Pengakuan atas Kontribusi Luar Biasa

5 Okt 2024

Ekonom Beberkan Tanda-Tanda Kondisi Ekonomi Indonesia Sedang Nggak Baik

5 Okt 2024

Tembakau Kambangan dan Tingwe Gambang Sutra di Kudus

5 Okt 2024

Peparnas XVII Solo Raya Dibuka Besok, Tiket Sudah Habis Diserbu dalam 24 Jam

5 Okt 2024

Pantura Masih Pancaroba, Akhir Oktober Hujan, Masyarakat Diminta Jaga Kesehatan

6 Okt 2024

Pasrah Melihat Masa Depan, Gen Z dan Milenial Lebih Memilih Doom Spending

6 Okt 2024

Menikmati Keseruan Susur Gua Pancur Pati

6 Okt 2024

Menilik Tempat Produksi Blangkon di Gunungkidul

6 Okt 2024

Hanya Menerima 10 Pengunjung Per Hari, Begini Uniknya Warung Tepi Kota Sleman

6 Okt 2024