Inibaru.id – Menstrual cup mulai jadi alternatif pengganti pembalut bagi perempuan yang menstruasi. Meski masih dianggap tabu bagi sebagian orang Indonesia, alat ini mulai diminati. Eits, tapi menstrual cup mesti dipakai sesuai petunjuk pemakaian ya supaya kamu terhindar dari risiko penyakit menular seksual.

Sebuah studi terhadap remaja putri di Kenya Barat yang menggunakan menstrual cup mengungkapkan hasil positif. Studi yang dilakukan pada 2016 itu menyimpulkan mereka yang memakai menstrual cup memiliki risiko rendah terhadap penyakit menular seksual.

Menstrual cup. (iStockphotos)

Nggak hanya itu, penggunaan menstrual cup juga dapat menekan risiko infeksi vagina karena bakteri. Ini lebih aman dibanding penggunaan pembalut atau tampon. Meski begitu, bukan berarti menstrual cup benar-benar bebas dari kuman ya, Millens.

Riyana Kadarsari, seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan mengatakan, sebuah studi laboratorium pada 2018 menunjukkan bakteri yang berkaitan dengan toxic shock syndrome (TSS) dapat tumbuh pada menstrual cup.

Fyi, TSS merupakan penyakit yang ditimbulkan toksin bakteri S. aureus. Bakteri itu ada pada kulit dalam kondisi normal. Namun kalau berlebihan, bakteri itu dapat menimbulkan racun. Sementara, umumnya TSS ditemukan pada penggunaan tampon.

“Tampon dan menstrual cup menyebabkan pertumbuhan bakteri karena memproduksi oksigen ke dalam saluran vagina,” jelas Riyana seperti ditulis Tempo (26/2/2019).

Menstrual cup aman digunakan jika sesuai aturan. (Getty Images)

Riyana menambahkan, kasus TSS sangat jarang terjadi. Sejauh ini, ditemukan dua kasus TSS yang berkaitan dengan penggunaan menstrual cup yang terlalu lama, yakni lebih dari 12 jam.

Nah, untuk menghindari risiko penyakit seperti TSS, pakailah menstrual cup sesuai aturan ya! Perhatikan pula kebersihan menstrual cup yang kamu gunakan dengan rutin mengosongkan isinya dan membilasnya. Stay safe, Millens! (IB10/E04)