BerandaHits
Rabu, 12 Jan 2021 11:10

Pendakwah Harun Yahya Divonis Seribu Tahun Penjara, Disebut Punya Seribu Pacar

Harun Yahya, pendakwah terkenal asal Turki divonis 1.075 tahun penjara. (Twitter/TRTWorldNow)

Pendakwah dan penulis buku terkenal asal Turki Harun Yahya divonis seribu tahun penjara, atau lebih tepatnya 1.075 tahun. Ada banyak sekali fakta menarik tentang lelaki bernama asli Adnan Oktar ini. Apa saja ya?

Inibaru.id – Nama Harun Yahya sempat tenar di Indonesia pada awal dan pertengahan 2000-an. Saat itu, pria bernama asli Adnan Oktar ini dianggap sebagai penceramah yang membahas isu Islam dan sains. Pembahasannya cukup menarik karena dikemas dengan apik.

Kala itu, penulis asal Turki itu juga banyak membahas tentang teori Charles Darwin, Yahudi, serta organisasi konspirasi tersembunyi. Namun, belakangan Harun Yahya justru dikenal sebagai terdakwa dari sejumlah kasus.

Saat ini lelaki berusia 64 tahun tersebut malah dikabarkan menerima vonis seribu tahun, tepatnya 1.075 tahun penjara. Vonis ini merupakan buntut dari penangkapan Harun dan pengikutnya pada 2018 silam.

Harun dianggap bersalah atas sejumlah tuduhan, di antaranya menjadi mata-mata politik dan militer, memimpin organisasi kriminal, sekaligus mendukung organisasi teroris Gulenist Terror Group (FETO).

Selain itu, vonis Harun kian berat karena dia juga dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur dan sejumlah perempuan muda. Dia dituduh telah melakukan tindakan asusila ini sejak akhir 1990-an.

Dikenal Lewat Sejumlah Buku

Harun Yahya dituding melakukan pelecehan seksual. (Twitter/sebusher)

Harun Yahya mulai populer sejak memimpin sebuah "kelompok beragama" di Universitas Istanbul pada 1980-an. Namanya semakin melejit berkat buku The Mahdi Wears Armani: An Analysis of The Harun Yahya Enterprise yang dibuat Anne Ross Solberg.

Harun bahkan menerbitkan buku sendiri pada 1987 berjudul Judaism and Freemasonry yang membahas tentang kaum Yahudi serta organisasi Freemason.

Buku yang disebut terakhir laris manis. Sayangnya, Harun kemudian ditangkap pemerintah Turki karena dianggap mengampanyekan revolusi teokratik dan dihukum 19 bulan penjara. Setelah bebas, Harun mendirikan Science Researcher Foundation (BAV) pada 1990, dan dianggap sebagai Imam Mahdi.

Namanya pun semakin populer pada 2000-an, tepatnya saat Harun membahas penolakan teori Evolusi Darwin melalui buku berjudul The Atlas of Creation. Buku ini bahkan dikirim ke PBB, Kongres AS, serta departemen biologi di sejumlah universitas ternama di seluruh dunia.

Saat divonis hukuman 1.075 tahun penjara pada Senin (11/1/2021) lalu, Harun menolak semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Dia juga membantah pernah melakukan pelecehan seksual dan memiliki sekitar 1.000 pacar.

Namun, semua sanggahan itu terbantahkan oleh pengakuan seorang korban, sosok perempuan muda berinisial CC yang mengklaim Harun berkali-kali melakukan pelecehan seksual di persidangan.

Saat ditanya tentang puluhan ribu pil kontrasepsi di rumahnya, Harun menyebut pil-pil tersebut untuk mengatasi gangguan kulit dan menstruasi, bukan untuk kebutuhan seksualnya yang menyimpang.

Wah, kabar yang mencengankan ya, Millens! Kalau Harun Yahya divonis seribu tahun penjara, hitung-hitungannya gimana ya? (Kom/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Longsor di Petungkriyono Pekalongan: Korban Meninggal 17 Orang

22 Jan 2025

Info Resmi dari Pemerintah tentang Libur Sekolah pada Bulan Ramadan 2025

22 Jan 2025

Hanya Buka Sekali dalam 35 hari, Begini Keunikan Pasar Kramat Jumat Pahing Muntilan

22 Jan 2025

Di Jepang, Ada Cafe Cuddle yang Perbolehkan Pengunjung Peluk Pelayannya

22 Jan 2025

Pj Gubernur Jateng: Pemicu Banjir dan Tanah Longsor karena Alih Fungsi Lahan

22 Jan 2025

Pisahkan Nomor Pribadi dan Kantor untuk Work-Life Balance yang Lebih Baik!

22 Jan 2025

Viral Jam Tidur Siang di Sekolah Surabaya, Sudah Diterapkan di Jepang dan Tiongkok

22 Jan 2025

Apakah Memenuhi Semua Keinginan Pasangan Bisa Menjamin Kesetiaan?

22 Jan 2025

Temanggung Resmikan 8 TPS3R untuk Kelola Sampah Berbasis Masyarakat

22 Jan 2025

Lestari Moerdijat: Indonesia di BRICS Harus Berdampak Positif untuk Semua Sektor

22 Jan 2025

Erick Thohir: Tarif Tiket Kendaraan Umum Nggak Naik saat Lebaran 2025

23 Jan 2025

Nasi Goreng Pak Basiyo, Hidden Gem Kuliner Sukoharjo

23 Jan 2025

Mau Tinggal di Desa Albinen, Swiss? Pemerintah Bakal Siapkan Uang Rp540 Juta Buatmu!

23 Jan 2025

Hari Ketiga Banjir Grobogan, KAI Masih Terapkan Rekayasa Operasi dan Pembatalan Perjalanan

23 Jan 2025

Pathol Sarang, Gulat Tradisional Khas Rembang yang Eksis Sejak Zaman Majapahit

23 Jan 2025

Menghadapi Atasan Otoriter: Antara Bertahan dan Menjaga Profesionalisme

23 Jan 2025

Perbaikan Sistem Penerimaan Murid Baru Wujudkan Pendidikan Inklusif

24 Jan 2025

Benarkah Kopi Arabika Akan Punah Pada 2050 karena Perubahan Iklim?

24 Jan 2025

'When Life Gives You Tangerines', Drama Korea Terbaru IU

24 Jan 2025

Hari-Hari di Dukuh Pangkalan; Belasan Tahun Dibekap Rob, Terus-menerus Tinggikan Rumah

24 Jan 2025