BerandaHits
Senin, 15 Agu 2021 16:00

Pemanasan Global Sudah Parah, Siap-Siap Bencana Alam Bakal Lebih Sering Datang

Bencana alam semakin banyak, termasuk di negara-negara maju yang biasanya jarang terkena bencana. (Dailysabah/AP Photo)

Dalam beberapa tahun terakhir, bencana sudah semakin sering terjadi. Penyebabnya? pemanasan global akibat keserakahan manusia. Masalahnya, di masa depan bencana-bencana ini diperkirakan bakal semakin sering terjadi.

Inibaru.id – Nggak hanya pandemi Covid-19 yang masih mendera hampir seluruh dunia. Kita juga dihadapkan dengan berbagai bencana alam yang seperti lebih sering terjadi. Di negara-negara yang sepertinya jarang bencana seperti Jerman, beberapa saat lalu bahkan sampai terjadi banjir bandang yang sangat parah. Hm, ngeri ya.

Badai, topan, dan siklon sudah berkali-kali melanda dengan level kerusakan yang luar biasa. Bahkan, di pertengahan 2021 ini, wilayah Amerika Serikat dan Kanada bagian Pasifik mengalami gelombang suhu panas yang luar biasa karena baru kali pertama terjadi dalam 1000 tahun!

Bagaimana nggak, kok bisa-bisanya suhu udara di negara empat musim yang cenderung sejuk tembus 49,4 derajat Celcius. Lebih dari 1.000 orang, sebagian besar dari Kanada, tewas akibat hal ini.

Masalahnya, para ilmuwan memprediksi bencana-bencana ini bakal lebih sering terjadi di masa depan. Alasannya, pemanasan global sudah sangat parah dan kita sepertinya sudah terlambat untuk mengendalikannya.

Pada Senin (9/8/2021) lalu, para peneliti dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), badan PBB yang memang meneliti perubahan iklim dan dampaknya, mengeluarkan laporan yang cukup mengkhawatirkan. Omong-omong, jumlah penelitinya adalah 284 orang dari 66 negara.

Gelombang panas memakan korban ratusan orang di Amerika Utara. Kekacauan iklim sudah sangat parah. (Colon Mulvany/The Spokesman-Review via AP)

Hasil penelitian ini adalah, suhu permukaan bumi secara global sudah naik 1,1 derajat Celcius lebih tinggi pada 2011-2020 daripada suhu 1850-1900. Bahkan, ada kemungkinan pada 2030 nanti, suhunya naik 1,5 derajat Celcius!

“Laporan ini adalah kode merah untuk manusia,” ucap Sekjen PBB Antonio Guterres.

Apa penyebab dari kenaikan suhu bumi ini? Jawabannya satu; manusia dan keserakahannya. Pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan berbagai kerusakan alam lainnya jadi pemicu hal ini. Sayangnya, dampak dari hal ini juga mengancam umat manusia sendiri.

Diperkirakan, gelombang panas bakal semakin sering terjadi di masa depan. Musim panas bakal lebih lama, serta musim dingin bakal berlangsung lebih pendek. Jika suhu rata-rata terus naik hingga 2 derajat Celcius, pertanian di dunia bakal semakin kacau.

Dampak lain yang bakal terjadi adalah bencana-bencana seperti banjir parah karena curah hujan yang semakin parah, kekeringan di berbagai tempat, tenggelamnya area pesisir karena naiknya permukaan air laut, hilangnya es di kutub, matinya ekosistem laut karena kenaikan suhu air laut, hingga makin seringnya badai, topan, siklon, tornado, dan sejenisnya.

Mau nggak mau, kita harus mulai mengurangi pembakaran bahan bakar fosil. Ekosistem yang sudah rusak seperti hutan yang gundul juga harus segera diperbaiki. Selain itu, kita juga harus lebih baik dalam menjaga sumber air.

Sebelum bencana semakin banyak bermunculan, yuk jaga alam kita, Millens. (Kum/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024