BerandaHits
Senin, 21 Apr 2019 10:33

Kenapa Paskah Selalu Identik Dengan Telur, Permen, dan Kelinci?

Ilustrasi telur dan kelinci paskah. (Pixabay)

Selama ini, perayaan Paskah selalu identik dengan telur dan kelinci. Bagaimana awal adanya tradisi ini?

Inibaru.id – Perayaan Paskah selalu diidentikkan dengan telur paskah, kelinci paskah, dan permen. Bahkan, ada perlombaan membuat telur paskah paling unik di beberapa tempat. Namun, bagaimana sih awalnya telur, kelinci, dan permen melekat pada perayaan Paskah?

Dikutip dari berbagai sumber, telur paskah awal mula berasal dari kebudayaan Eropa Abad Pertengahan. Saat itu, mereka merayakan datangnya musim semi dengan mengambar telur. Beberapa sumber menyebut, tradisi ini justru nggak berasal dari pemeluk Kristen.

“Banyak peneliti percaya Paskah berawal dari peringatan awal Festival Anglo-Saxon yang merayakan Dewi Eastre dan datangnya musim semi, dalam arti mulai bersemi atau ‘bangkitnya alam’ setelah musim dingin,” ujar Carole Levin, Profesor Sejarah dan Direktur Abad Pertengahan dan Program Studi Renaisans di Universitas Nebraska seperti ditulis laman CNN Indonesia (01/4/2018).

Dia menambahkan, beberapa misionaris Kristen kemudian berpikir untuk merayakan hari suci Kristen pada waktu yang sama dengan festival pangan tersebut. Menurut mereka, pelaksanaan yang sama akan mendorong pertobatan terutama bila umat Kristen turut mengusung simbol serupa. Sejak saat itulah, mereka juga merayakannya dengan telur yang merupakan bagian dari perayaan Eastre.

Bahan makanan berbentuk bulat itu dimakan dan dikubur di tanah dengan motivasi untuk mendorong kesuburan. Kemudian, tradisi telur tersebut mulai berkembang menjadi telur yang dihias.

Tradisi menghias telur paskah sudah ada sejak abad ke-13. Telur paskah yang dulunya hanya dicat dengan warna merah (simbol darah Yesus), kini mulai didekorasi dengan berbagai warna.

Menghias telur ini ditengarai berawal dari Inggris pada 1290. Saat itu, Edward I membeli 450 telur untuk dihias dengan daun keemasan dan didistribusikan pada "pasukan kerajaan" untuk Easter. Kisah ini dimuat dalam buku Stations of the Sun; A History of the Ritual Year in Britain yang ditulis Ronald Hutton, profesor sejarah di University of Bristol.

Dua abad kemudian, Vatikan mengirimkan Henry VII sebuah telur yang dibungkus pelindung perak sebagai "hadiah musiman" yang kemudian terkenal dengan sebutan eggsilver atau telur perak. Saat itulah (akhir abad 19 dan awal 20), telur hias Paskah menjadi sesuatu yang biasa diberikan pada Gereja, masyarakat miskin, atau pemerintah setempat.

Simbol Kelinci

Selain telur, perayaan Paskah juga identik dengan kelinci. Konon, kebiasaan ini juga berasal dari tradisi pagan yang merayakan Dewi Eostre atau Austro yang dikenal sebagai dewi musim semi atau dewi kesuburan. Dewi ini biasanya diwujudkan seorang perempuan yang sedang memegang telur dan kelinci.

Kelinci juga dikenal sebagai simbol kesuburan dan permulaan kehidupan baru karena dikenal mampu berkembang biak dengan cepat dan banyak. Aspek telur dan kelinci dari festival itu dijalin ke dalam konteks liburan Kristen untuk merekrut orang-orang pagan ke Kristen.

Dari situlah tradisi telur dan kelinci diikuti tradisi lainnya yakni membagikan permen. Asal-usul pembagian permen paskah ini diawali pada 1800-an di Eropa, negara yang kali pertama membuat telur cokelat.

Hingga saat ini, permen yang berbentuk telur dan kelinci mudah ditemui. Permen itu menjadi tanda untuk hari perayaan paskah. Sudah menghias telur paskah hari ini, Millens? (IB24/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: