BerandaHits
Minggu, 9 Jul 2022 11:01

Nasib Carica Kian Merana, Banyak Petani Wonosobo Ogah Menanamnya

Petani carica di Wonosobo mengeluhkan harga jual buah ini yang rendah. (anjarsundari.com)

Harga jual buah carica di Wonosobo yang sangat murah membuat petani berpikir untuk membabat habis tanaman ini. Padahal, carica dikenal sebagai buah yang hanya bisa ditanam di sana.

Inibaru.id – Carica dikenal sebagai salah satu oleh-oleh khas Wonosobo, Jawa Tengah. Namun, kini banyak petani dari wilayah yang berada di dataran tinggi tersebut semakin enggan menanamnya. Beberapa petani bahkan berencana untuk membabatnya sampai habis, Millens.

Kalau menurut keterangan salah seorang petani yang tinggal di Desa Parikesit, Kecamatan Kejajar, Rudi Susanto, para petani sudah nggak lagi merasakan keuntungan dari menanam buah khas Dieng tersebut.

“Gimana lagi, kami sudah menanam, tapi hasilnya tidak sebanding dengan harga buah saat dipanen,” keluh Rudi, Rabu (6/7/2022).

Dia pun menyayangkan nggak adanya dukungan dari pemerintah dan asosiasi pengusaha carica di Wonosobo untuk mengatur harga buah carica di pasaran. Padahal, buah ini hanya bisa ditanam di enam desa yang ada di Kecamatan Kejajar.

Semakin banyak petani yang nggak lagi melirik tanaman ini sebagai sumber penghidupan. Andai berbuah pun, banyak yang membiarkannya sampai membusuk alih-alih dijual.

Dijual pun harganya nggak seberapa; hanya sekitar Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per kilogram. Harga ini sangatlah rendah dan nggak sesuai dengan biaya perawatan pohon carica.

“Harga segitu baru cukup bagi para buruh, bukan pemilik lahan dan buah,” lanjut Rudi.

Jika dibandingkan dengan harga minuman olahan carica, harga buah ini cukup kontras. FYI, satu kemasan minuman carica dengan ukuran 250 mililiter, harganya mencapai Rp 12 ribu sampai Rp 14 ribu. Bahkan, kemasan besar dengan isi 6 cup bisa mencapai Rp 32 ribu, Millens.

Bukan Asli Indonesia, Tapi Dianggap Sebagai Buah Khas Dieng

Olahan carica yang jadi oleh-oleh khas Wonosobo. (Manfaatcara.com)

Omong-omong ya, Millens, carica sebenarnya bukan asli Indonesia. Buah yang mirip dengan pepaya ini berasal dari Amerika Latin dan bisa ditemukan di Meksiko.

Kamu juga bisa menemukan buah ini di sejumlah negara Amerika Tengah dan negara-negara Amerika Selatan. Dahulu, carica dibawa ke Tanah Air oleh penjajah. Nama carica sebenarnya adalah Bahasa Latin dari pepaya.

Pada masa itu, buah ini ditanam di Dieng oleh para penjajah karena iklimnya dianggap nggak jauh beda dengan Eropa. Nah, sejak 1980-an, petani Dieng mulai mengolah carica sebagai minuman yang sering diburu wisatawan sebagai oleh-oleh.

Sayangnya, sejak pandemi Covid-19 melanda, wisata di Dieng masih belum benar-benar pulih. Otomatis permintaan carica di pasaran pun menurun. Dampaknya, harga buah carica juga anjlok dan membuat petani merana.

Beruntung, masih ada petani yang yakin jika harga buah ini bisa kembali pulih sehingga pohonnya nggak benar-benar dibabat habis.

“Ekonomi dan wisata mulai bergerak kembali. Artinya, mungkin harga buah akan naik kembali,” ungkap petani sekaligus pengolah carica Rofik Aziz optimistis.

Semoga saja ya ada solusi biar para petani nggak lagi merugi, Millens? (Tem,Rad/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024