BerandaHits
Kamis, 29 Jan 2020 19:30

Mengulik Senang-Susah Tinggal Seatap dengan 70 Keluarga

Seorang anak dan anggota keluarga lain di pintu masuk. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Tinggal bersama 70 keluarga dalam satu atap, Amhar dan Mustofa berbagi kisah senang dan sedih yang mereka alami. Apa saja ya?

Inibaru.id - Kira-kira apa yang ada di bayanganmu kalau tinggal satu rumah dengan 70 keluarga? Pasti ramai dan "gaduh" banget ya? Ternyata situasi seperti ini beneran ada lo! Sebanyak 70 keluarga tinggal dalam satu bangunan.

Rumah yang terletak di Kauman Bangunharjo No. 391 ini memang bukan rumah biasa. Bangunan berlantai dua tersebut dihuni ratusan orang yang masih satu keturunan. Meski nggak sempat merasakan hiruk pikuknya –saat saya datang kebanyakan penghuni sedang beraktivitas di luar, namun saya nggak bisa membayangkan suka-duka tinggal bersama puluhan keluarga dalam satu bangunan.

Kala itu, Muhamad Amhar dan Mustofa berbagi pengalaman dengan Inibaru.id. Seperti apa cerita mereka?

Guyub Rukun dan Gratis

Muhammad Amhar, salah satu penghuni rumah 70 keluarga. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Tinggal dan menjadi bagian dari sekitar 120-an orang di rumah tersebut, Mustofa mengungkapkan hal tersebut sebagai berkah yang patut disyukuri. Cucu dan cicit dari H. Sahly tersebut tampak antusias ketika menceritakan suasana kumpul bersama.

“Kebersamaannya di sini guyub. Bulan puasa buka bersama di sini (amben), tarawih bersama, apalagi kalau malam ied dan Idul kurban,” tutur Mustofa.

Berbeda dengan Mustofa, Amhar yang sudah tinggal di rumah tersebut dari lahir mengaku betah dengan segala suka duka yang ada di dalamnya. Kini lelaki dengan enam anak ini mengaku senang tinggal di rumah tempatnya tumbuh dan menua hingga saat ini karena nggak dikenakan biaya.

“Senangnya di sini gratis,” kata Amhar yang bikin tawa saya pecah.

“Kalau ada saudara yang menikah nggak susah lagi ngundang dan mengumpulkan yang jauh karena mayoritas keluarga sudah kumpul dalam satu rumah,” lanjutnya. Hm, logis juga ya Millens?

Rumah Nggak Luas

Rumah nggak terlalu luas. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Meski tampak adem ayem, nggak mungkin jika rumah dengan 120 penghuni tersebut terhindar dari konflik. Rumah yang menurut saya nggak terlalu luas tersebut harus dibagi menjadi 20-an kamar yang dibagi untuk puluhan keluarga. Setiap keluarga juga punya dapur dan kamar mandi sendiri. Namun untuk ruang tamu, penghuni harus berbagi. Menanggapi hal ini Mustifa mengaku punya ruang terbatas dalam rumah tersebut.

Mengenai pembagian ruangan ini Amhar nggak mempermasalahkan. Dia lebih menyoroti pada renovasi rumah yang sulit dilakukan.

“Mau mbangun ya harus semua, mbrubahi semua. Kalau rumah sendiri kan gampang,” kata lelaki 57 tahun ini.

Selain itu Amhar juga menyoroti beberapa keluarga yang bikin kelompok sendiri (geng). “Biasanya ya perempuan bisik-bisik dan bikin geng,” keluhnya.

Seluruh penghuni tersebut benar-benar memuliakan rumah tersebut sebagai salah satu warisan H. Sahly yang masih lestari hingga kini. Amhar juga mengaku bahwa nggak ada satu pun dari anggota keluarga yang meminta warisan rumah tersebut.

“Nggak ada yang minta warisan,” pungkasnya.

Wah, kalau kamu bakal gimana kalu tinggal bersama puluhan keluarga dalam satu rumah seperti Mustfa dan Amhar ini, Millens? (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024