BerandaHits
Rabu, 11 Mar 2025 14:00

Menggantikan Marxisme Indonesia menjadi Paham Nenengisme

Menggantikan Marxisme Indonesia menjadi Paham Nenengisme

Kutipan dari postingan Neneng Rosdiyana terlihat dalam aksi unjuk rasa International Women's Day beberapa saat lalu. (X/BuruhSiluman)

Belakangan ini, di media sosial kerap muncul potongan gambar unggahan pikiran-pikiran Neneng Rosdiyana di postingan Facebooknya. Banyak orang yang menganggap pola pikirnya menarik sampai-sampai menyebutnya sebagai paham baru bernama Nenengisme.

Inibaru.id – Sekitar setahun yang lalu, foto-foto tangkapan layar yang menunjukkan laman Facebook Marxisme Indonesisa berubah nama menjadi laman perempuan berhijab bernama Neneng Rosdiyana viral di media sosial. Banyak orang yang menanggapi hal ini sebagai sebuah lelucon yang menggelikan.

Tapi, siapa sangka, di tangan perempuan biasa-biasa saja yang aktif bertani itu, laman Marxisme Indonesia justru seperti naik kelas. Muncul paham baru yang jauh lebih menapak tanah tapi diterima berbagai khalayak, yang ditasbihkan warganet sebagai Nenengisme.

Buat kamu yang nggak tahu, Marxisme adalah sebuah paham yang didesain berdasarkan pandangan Karl Marx, seorang filsuf, ekonom, cum politikus asal Jerman yang hidup pada abad ke-19. Marxisme kerap dianggap sebagai dasar dari teori komunisme modern, yang dicekal di Indonesia.

Karena pemikiran Marxisme cukup sensitif di Indonesia, saat nama laman Marxisme Indonesia berubah jadi laman pribadi Neneng Rosdiyana, banyak orang keheranan. Namun, Neneng dalam salah satu komentar unggahannya mengatakan, dia bisa mengubahnya karena memang dia yang bikin Marxisme Indonesia.

“Saya pikir itu nama band. Makanya pas pengin ubah jadi FB Pro, saya ganti jadi nama saya. Jadi, tolong setop menyebut saya penganut (paham Marxisme),” ungkap Neneng.

Tanah untuk Menanam Bayam

Meski begitu, karena sering banget di-mention pengguna Facebook lain terkait dengan paham tersebut, Neneng sepertinya sedikit mengerti dengannya. Pada akhirnya, sembari melakukan kegiatan sehari-hari bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari, dia kerap mengunggah postingan dengan takarir yang menunjukkan pola pikirnya yang ternyata jauh lebih menarik dari paham Marxisme.

Di Marxisme tanah untuk rakyat! Di KWT Mentari tanah untuk nanam bayam!” Tulis neneng di salah satu unggahannya pada Senin (10/2/2025)

Postingan di laman Facebook Neneng Rosdiyana, pencetus paham Nenengisme yang viral di media sosial. (FB/Neneng Rosdiyana)

Terkadang, dia juga mengunggah postingan yang sesuai dengan momen yang sedang viral seperti sebagai berikut.

Dalam buka puasa bersama, keadilan sosial bukan sekadar teori, yang membawa banyak berbagi, yang tak punya tetap kebagian. Mungkin Karl Marx lupa mencantumkan ini di Das Kapital,” tulis Neneng.

Menyuarakan Keluhan Petani

Di unggahan-unggahan lain, Neneng juga kerap mengkritik kesulitan hidup para petani dalam menghadapi lintah darat dan tengkulak, hingga meluncurkan kritik terhadap patriarkisme yang masih kuat banget dan bikin banyak perempuan di Tanah Air kurang berdaya.

Makanya, jangan heran kalau pada perayaan Internasional Women’s Day pada 8 Maret 2025 lalu, artwork foto Neneng banyak yang dicetak lalu dibawa para peserta aksi unjuk rasa. Kutipan-kutipan dari laman Facebook-nya seperti “Setara Tanpa Raja” juga terus menyebar di berbagai platform media sosial. Dia seperti menjadi simbol baru perjuangan masyarakat Indonesia.

Bisa dikatakan, paham Nenengisme juga semakin menyebar di media sosial. Kutipan-kutipan Neneng yang berasal dari kalangan sederhana, sekaligus aksi nyatanya membangun komunitas pertanian dengan kawan-kawan perempuannya, seperti menampar langsung mereka yang mempelajari Marxisme dan Kapitalisme secara teoretis saja.

Siapa sangka perempuan yang acap dianggap semenjana bernama Neneng Rosdiyana justru bisa menyumbangkan banyak pemikiran hebat dalam setiap aksi-aksi sederhananya. Nah, kalau kamu, mau login paham Nenengisme juga nggak nih? (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Indonesia Urutan Kedua Negara Paling Bahagia di Dunia; Serius, nih?

13 Mar 2025

Perkenalkan, Dirut Baru Produksi Film Negara: Ifan Seventeen!

13 Mar 2025

Dukung Penuh Program Sekolah Rakyat, Pemprov Jateng Mulai Siapkan Lahan

13 Mar 2025

Dilarang Salat saat Azan Berkumandang, Benar atau Salah?

13 Mar 2025

Pengalaman Amida Berpuasa di Belanda, Jauh dari Kemeriahan Ramadan Indonesia

13 Mar 2025

Pemprov Jateng Pastikan Harga Bahan Pokok Jelang Lebaran Masih Terkendali

13 Mar 2025

Sambut Lebaran 2025, Progres Perbaikan Jalan di Jateng Capai 95 Persen

13 Mar 2025

Bijak dalam Membantu Keluarga, Jangan Sampai Merugikan Diri Sendiri

13 Mar 2025

Populer di Semarang, Bermula dari Rumah Wingko Loe Lan Ing di Lamongan

14 Mar 2025

Keuangan Negara Hari-Hari Ini: APBN Tekor, Penerimaan Pajak Anjlok!

14 Mar 2025

Jadi Titik Lelah Pemudik, Pemeliharaan Ruas Tol Semarang-Batang Selesai H-15 Lebaran

14 Mar 2025

Sudah Azan Magrib, Bolehkah Masih Menunda Buka Puasa?

14 Mar 2025

Es Puter Pak Sumijan Lasem, Rasa Mewah di Balik Harga Murah

14 Mar 2025

Aman dan Nyaman, Ikut Mudik Gratis Dishub Sragen, yuk!

14 Mar 2025

Jaga Semangat Berpuasa, Raih Keberkahan dan Manfaatnya!

14 Mar 2025

Disnakertrans Jateng Surati 4 Aplikator Digital terkait THR Kurir dan Driver

15 Mar 2025

Agar Pulang Kampung Lancar, Hindari Puncak Arus Mudik Lebaran 2025!

15 Mar 2025

Nonton Video Mukbang Bisa Membatalkan Puasa Nggak, ya?

15 Mar 2025

Bahlil, Dispenser Air Minum, dan Aturan Label Hemat Energi di Negeri Ini

15 Mar 2025

BMKG Ungkap Prediksi Awal-Puncak Kemarau 2025 di Indonesia

15 Mar 2025