BerandaHits
Kamis, 22 Nov 2023 19:28

Mengenang Kejayaan Hotel Toegoe yang Diyakini Sebagai Hotel Tertua di Yogyakarta

Hotel Toegoe, hotel tertua di Yogyakarta. (Wikipedia/Alqhaderi Aliffianiko)

Sejumlah sejarawan meyakini Hotel Toegoe sebagai hotel tertua di Yogyakarta. Sayangnya, bangunan hotel tersebut kini terbengkalai. Seperti apa ya sejarah dari bangunan ini?

Inibaru.id – Kalau menyebut kata Tugu Jogja, yang terpikir tentu saja adalah sebuah tugu kecil berwarna putih yang masuk dalam sumbu filosofi Yogyakarta atau stasiun kereta api. Padahal, sebenarnya ada satu objek lain yang juga dikenal dengan nama Tugu Jogja, yakni sebuah hotel yang disebut-sebut sebagai hotel tertua di Yogyakarta namun kini terbengkalai.

Sebenarnya, nama resminya adalah Hotel Toegoe. Bangunan yang berlokasi di Jalan Margo Utomo 2 yang kini terlihat tak terawat di pusat kota Yogyakarta ini dimiliki oleh keluarga Probosutedjo, adik dari presiden kedua RI, Soeharto.

Memiliki desain arsitektur khas Eropa, hotel ini memang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Awalnya, nama hotelnya adalah Genootschap Grand Hotel de Jogja. Lalu, namanya berubah kembali menjadi Naamloose Gennotschap Marba, Millens.

Nggak ada sumber sejarah pasti tentang kapan hotel ini berdiri. Tapi, sejumlah sejarawan meyakini hotel ini sudah eksis sebelum Stasiun Tugu beroperasi pada 20 Juli 1887. Selain itu, dari harian De Locomotief yang terbit pada 12 April 1876, muncul berita tentang pembukaan hotel baru pada 1 Mei 1876. Sejumlah sejarawan menduga bahwa hotel yang dimaksud adalah Hotel Toegoe ini.

Beberapa Kali Beralih Fungsi

Hotel Toegoe pada masa penjajahan Belanda. (KITLV/Kurkidjian)

Pada 1930, selain dikenal sebagai hotel mewah yang kerap dikunjungi tamu-tamu besar dari negara lain, Hotel Toegoe juga membuka restoran mewah. Hotel ini pun semakin populer dikenal sebagai jujugan para bangsawan. Nah, saat Jepang menjajah Indonesia, fungsinya kemudian berubah total menjadi markas militer pasukan Negeri Matahari Terbit.

Hotel ini semakin sering terkait dengan militer tatkala Belanda melancarkan Agresi Militer II pada Desember 1948. Saat itu, perwira militer Belanda termasuk Letkol van Langen menjadikan hotel tersebut sebagai markas. Oleh karena itulah, saat Serangan Umum 1 Maret 1949 dilakukan, hotel ini jadi salah satu target yang diserang pasukan TNI.

Setelah Indonesia berhasil mendapatkan kedaulatannya dan nggak lagi diganggu rongrongan penjajah, hotel ini kembali berubah fungsi beberapa kali menjadi kantor bank, Kedaung Plaza, hingga kampus Universitas Mercu Buana. Sayangnya, sejak itu pula, pamornya sebagai hotel mewah sebagaimana saat zaman penjajahan semakin terlupakan.

Semenjak 2012, bisa dikatakan bangunan bekas Hotel Toegoe mangkrak dan nggak lagi dipakai. Pihak keluarga Probosutedjo yang memiliki bangunan ini semenjak 1970-an juga belum tampak ingin mempergunakannya lagi. Nasibnya semakin suram setelah Probosutedjo meninggal pada 2018 lalu.

Meski statusnya adalah cagar budaya, pemerintah belum bisa mengambil alih bangunan tersebut karena adanya status kepemilikan tersebut. Cukup disayangkan ya, Millens bangunan Hotel Toegoe yang kaya akan nilai sejarah ini kini hanya teronggok begitu saja di tengah-tengah gemerlapnya pariwisata Jogja. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: