BerandaHits
Senin, 9 Jul 2023 17:00

Mengenal Randoseru, Tas Sekolah Anak SD Jepang

Randoseru, tas anak sekolah Jepang. (Artforia/blog.fromjapan)

Kamu pasti sering melihat randoseru, tas sekolah yang khas Jepang dan dipakai anak-anak SD. Nah, seperti ini nih sejarah dari tas tersebut.

Inibaru.id – Kalau kamu mencermati, anak-anak sekolah dasar di Jepang yang banyak digambarkan dalam film, dorama, anime, atau manga biasanya menggendong tas yang sama: kokoh dan mampu memuat banyak buku. Untuk yang belum tahu, tas unik itu disebut Randoseru.

Randoseru diambil dari cara pengucapan orang Jepang untuk "ransel". Konon, ihwal mula penyebutan itu sudah dimulai sejak masa akhir periode Edo atau sekitar pertengahan abad ke-19. Kala itu, Jepang sedang berhubungan baik dengan Belanda yang menguasai sebagian Asia, termasuk Hindia Belanda.

Para tentara Jepang tampak tertarik dengan tas punggung yang dikenakan militer Belanda, yang mereka kenalkan sebagai ransel. Yap, kalau kamu menyebut tas punggung dengan nama ransel, sebetulnya kamu sedang memakai bahasa Belanda, lo! Ha-ha.

Jepang kemudian menciptakan tas punggungnya sendiri, lalu mengadopsi kata ransel menjadi randoseru. Ini dilakukan karena umumnya orang Jepang kesulitan melafalkan huruf "l" (menggantinya dengan "r") dan nggak mengenal konsonan tanpa imbuhan vokal.

Hadiah untuk Anak Kaisar

Randoseru sudah dipakai sejak ratusan tahun yang lalu. (sicoba.de)

Menurut Mami Yamamoto di How to Japan (24/3/2022), randoseru dengan bentuk seperti sekarang baru dikenal secara luas pada 1887. Kala itu, PM Jepang Hirobumi Ito yang menjadi bagian dari era Meiji menghadiahi anak kaisar yang baru masuk SD Gakushuin dengan tas kulit berbentuk kotak.

Begitu dikenakan putra mahkota yang pada kemudian hari dikenal sebagai Kaisar Taisho (1879-1926) ini, tas punggung tersebut pun menjadi populer di SD Gakushuin. Nggak lama, popularitas randoseru segera menyebar ke seluruh antero Jepang.

Pada 1955, para orang tua sudah mulai menganggap tas kotak tersebut sebagai barang wajib yang harus dikenakan anak-anak yang mau masuk SD. Padahal, kala itu massa rata-rata randoseru terbilang cukup berat untuk anak-anak, yaitu 1,6 kilogram.

Untungnya, kini sudah banyak produsen randoseru yang memodifikasinya dengan mengganti bahan kulit menjadi sintesis sehingga lebih nyaman dan ringan dipakai anak-anak.

Hanya Dua Warna

Semula randoseru hanya tersedia dalam dua warna, hitam untuk anak cowok dan merah untuk anak cewek. (How To Japan)

Awal mula dijual, randoseru hanya tersedia dalam dua warna, yaitu hitam dan merah. Hitam untuk anak cowok, sedangkan merah untuk cewek. Namun, varian warna randoseru kian beragam sejak 2001. Para siswa cewek umumnya memilih warna lain seperti pink atau jingga, sedangkan yang cowok biru muda.

Randoseru modern kebanyakan memakai bahan kulit sintetis berjenis Clarino yang lembut, nggak mudah rusak, dan nggak basah meski kehujanan. Bahan ini juga membuat tas lebih ringan dan murah.

Oya, alasan kenapa bagian luar randoseru sengaja dibuat kokoh adalah agar bisa dipakai sebagai pelindung kepala saat gempa. Jadi, bukan cuma buat gaya-gayaan, kok! Bahkan, saking kuatnya randoseru, tas ini bisa awet sampai para siswa itu lulus SD, lo!

Nah, sudah tahu kan sejarah dari randoseru yang sering dipakai anak-anak sekolah dasar di Jepang? Jadi pengin punya juga nggak, sih? Ha-ha. (Arie Widodo/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: