BerandaHits
Kamis, 18 Jan 2023 09:00

Memahami Awal Mula Penyebutan Bangsa Barat

Negara-negara Eropa sering dianggap sebagai bangsa barat. (MediaIndonesia/AFP/Wojtek Radwanski)

Negara-negara Eropa yang berlokasi di barat Asia kerap disebut sebagai bangsa barat. Tapi, bagaimana dengan Australia dan Amerika Serikat? Mengapa keduanya juga disebut sebagai negara barat?

Inibaru.id – Kamu pasti sering mendengar istilah bangsa barat atau budaya barat. Biasanya sih, istilah ini dikenakan ke negara-negara dengan mayoritas penduduk berkulit putih. Tapi, pernah nggak terpikir mengapa mereka disebut sebagai bangsa barat?

Jika kita menyebut bangsa di Eropa sebagai bangsa barat, secara logika masih masuk di akal karena lokasi negara-negara tersebut memang ada di sebelah barat Benua Asia. Tapi, bagaimana dengan Australia yang berada persis di selatan Indonesia? Bahkan, Amerika Serikat dan Kanada lokasinya justru di sebelah timur Asia. Tapi, kedua negara tersebut tetap disebut sebagai negara barat.

Istilah bangsa barat dan timur nggak muncul baru-baru ini saja, Millens. Kalau menurut World Atlas seperti dikutip Kompas (9/2/2022), penyebutannya bahkan sudah ada sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, tepatnya pada 480-479 SM.

Kala itu, perang antara Kekaisaran Persia dan negara-negara kota dari Yunani kuno berkecamuk. Lokasi geografis asal kedua belah pihak yang berperang, yaitu Persia dari timur dan Yunani kuno dari barat menjadi awal mula penyebutan sisi barat dan timur.

Setelah itu, bangsa Romawi kuno juga mulai menyebut diri sendiri sebagai 'occidens', Bahasa Latin dari 'matahari tenggelam'. Sementara itu, bangsa-bangsa yang berasal dari sisi timur sebagai 'oriens' yang berarti 'matahari terbit'. Penyebutan oriens ini bahkan masih bertahan hingga sekarang meski sedikit berubah menjadi 'oriental'.

Periode Renaisans

Bangsa Eropa saat mencapai tempat baru. (DW/Picture Alliance/akg images)

Pada abad ke-7, bangsa Eropa mengalami periode Renaisans. Kala itu, banyak teks dari zaman Yunani dan Romawi kuno yang dipelajari. Pada saat yang sama pula, Kekaisaran Ottoman yang terus melakukan ekspansi dari timur mulai dianggap sebagai ancaman.

Bangsa Eropa pun kemudian mencari sumber daya sekaligus rute perdagangan baru melewati ujung selatan Afrika, mencapai sisi timur Asia, hingga ke Benua Amerika.

Hal ini membuat banyak orang-orang Eropa yang membawa budaya baratnya juga ikut berpindah ke tempat-tempat yang baru. Keberadaan imigran dari Eropa inilah yang memengaruhi sejarah terbentuknya Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Kini, mereka pun menjadi negara yang nggak berlokasi di Eropa namun masih memiliki budaya barat yang kuat.

Masa Perang Dingin

Menariknya, pada masa 1870 sampai 1945 dan masa perang dingin pada 1945 sampai 1989, perbedaan politik sempat membuat bangsa Eropa terpecah. Pada masa Perang Dunia II, Jerman dianggap sebagai lawan negara-negara barat. Sementara itu, pada masa perang dingin, muncul Blok Timur dan Blok Barat yang terus bersaing pamer eksistensi.

Meski begitu, usai Uni Soviet pecah dan Blok Timur bubar, negara-negara seperti Rusia, Polandia, Bulgaria, Republik Ceko yang dulu ikut dalam blok tersebut kini juga kembali bisa disebut sebagai negara-negara barat.

Jadi, penyebutan negara barat bukan dari orang Indonesia atau orang Asia ya, Millens. Istilah ini justru berasal dari orang-orang barat sendiri dan berkembang seiring dengan perubahan zaman. (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: