BerandaHits
Minggu, 17 Feb 2024 20:18

Layanan Deteksi Kanker Bakal Hadir di Seluruh Puskesmas

Masyarakat dapat melakukan deteksi kanker di puskesmas. (Shutterstock)

Kemenkes menargetkan melengkapi seluruh puskesmas dengan layanan skrining kanker. Nantinya ada empat jenis kanker yang bisa dideteksi di puskesmas.

Inibaru.id – Deteksi dini kanker membuka peluang sembuh yang lebih besar. Untuk itu, fasilitas kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, seperti puskesmas sudah selayaknya mampu memberikan pelayanan deteksi kanker.

“Strategi utama menurunkan angka kematian akibat kanker adalah dengan deteksi dini. Kalau kanker bisa diketahui lebih dini, tingkat kesembuhannya lebih besar, dan biayanya juga lebih murah,” ungkap Menkes Budi saat menghadiri peringatan Hari Kanker Sedunia yang digelar oleh RS Kanker Dharmais, Jakarta, Jumat (16/2).

Hal baiknya, Kemenkes tengah mengupayakan agar masyarakat bisa melakukan deteksi kanker di puskesmas. Nantinya, akan ada 4 jenis kanker utama yang bisa dideteksi di tingkat puskesmas, yakni kanker payudara, kanker serviks, kanker paru-paru, dan kanker usus.

Kata Menkes Budi, kamu bisa mendapatkan layanan ini di seluruh puskesmas di 514 kabupaten/kota. Itu artinya di seluruh Indonesia!

“Semua puskesmas sedang kami siapkan. Harapannya tahun ini, semua alatnya bisa selesai kita bagikan secara bertahap ke 10.000 Puskesmas di 514 Kabupaten/Kota,” ujar Menkes.

Kemenkes sedang menyiapkan layanan deteksi empat kanker di seluruh puskesmas di 514 kabupaten/kota. (dok. Kemenkes)

Alat kesehatan yang dimaksud, terutama untuk deteksi dini kanker payudara, adalah Probe Linear USG. Untuk deteksi dini kanker serviks, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga telah memulai peluncuran tes HPV DNA yang dianggap lebih akurat dan prosesnya lebih mudah dibandingkan Pap Smear.

Selain itu, Kemenkes menargetkan setiap puskesmas dapat melakukan layanan skrining kanker paru dengan alat Low Dose CT-Scan (LDCT) dan kanker usus besar dengan kolonoskopi.

LDCT mampu mengidentifikasi lesi kecil atau nodul pada paru-paru yang bisa menjadi indikator awal kanker paru-paru.

O ya, Kemenkes juga tengah merencanakan agar setiap puskesmas memiliki CT-Scan sehingga dapat melakukan prosedur Low Dose CT-Scan untuk deteksi dini kanker paru-paru dan kolonoskopi untuk deteksi dini kanker usus besar.

Sejalan dengan itu, Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. R. Soeko Werdi Nindito, menyatakan kesiapan RS Kanker Dharmais untuk bekerja sama dengan kolegium dan organisasi profesi dalam memberikan pelatihan kepada dokter umum di puskesmas untuk melakukan layanan deteksi dini kanker.

“Kami akan ikut serta melatih dokter-dokter umum di puskesmas untuk bisa melakukan USG dan layanan deteksi dini kanker lainnya dengan turut bekerja sama dengan organisasi profesi dan kolegium supaya pelatihan secara masif dapat dilakukan dalam waktu cepat,” ungkap dr. Soeko.

Selanjutnya, Menkes Budi berharap upaya ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengunjungi puskesmas dan melakukan skrining serta pemeriksaan deteksi dini kanker.

“Kita semua perlu berkolaborasi melakukan edukasi yang masif supaya masyarakat mau pergi ke puskesmas untuk lakukan deteksi dini. Masyarakat jangan takut buat skrining dan periksa. Jika terdeteksi ada yang positif kanker, tidak perlu khawatir, bisa langsung rujuk ke rumah sakit karena sudah kami siapkan untuk dilakukan perawatan berikutnya. Lebih cepat ditemukan maka kemungkinan sembuhnya juga besar,” tutup Menkes Budi.

Selain melengkapi fasilitas kesehatan, semoga Kemenkes juga makin gencar memberikan edukasi terkait hidup sehat untuk menghindari kanker ya, Millens. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati. Setuju? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024