BerandaHits
Jumat, 4 Jun 2020 10:50

LAPAN Berikan Penjelasan Ilmiah Terkait Fenomena Bulan Bercincin

Fenomena bulan bercincin. (Flickr/lenzmoser)

Warganet ramai membahas fenomena bulan bercincin yang bisa dilihat di sebagian wilayah di Indonesia. Peneliti LAPAN mengatakan jika hal itu terjadi karena peristiwa perigee, sedangkan peneliti Observatorium Bosscha mengatakan itu sebagai fenomena halo bulan. Seperti apa penjelasannya ya?

Inibaru.id – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memberikan penjelasan terkait fenomena bulan bercincin yang terlihat di Jawa Timur pada Selasa (2/6/2020). Gambar fenomena bulan bercincin yang sangat unik ini sempat menghebohkan warganet. Peristiwa ini persis seperti yang terjadi pada matahari di saat siang.

Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto menyatakan, kejadian tersebut berlangsung saat kondisi perigee atau ketika bulan berada dalam kondisi dekat dengan bumi. Saat peristiwa ini terjadi, bulan nampak lebih besar dari waktu-waktu biasanya.

“Bulan berada di dekat perigee berarti ia akan tampak lebih besar dari ukuran rata-rata,” katanya.

Lapan menyebut fenomena bulan bercincin sebagai sesuatu yang normal. (Flickr/ Paul Williams)

Dia menjelaskan pula terkait fenomena halo yang terjadi di atmosfer. Ini terjadi saat ada kristal es yang terbentuk di atas ketinggian tertentu. Kristal ini membiaskan cahaya terang seperti dari matahari atau bulan dan menyebabkan munculnya halo yang disebut warganet sebagai cincin.

Hanya, Rhorom menegaskan bahwa fenomena bulan perigee dan halo merupakan dua peristiwa yang nggak sama. Keduanya nggak ada hubungan sebab-akibat. Satu hal yang pasti, fenomena halo bulan atau bulan bercincin nggak sering terjadi.

Sementara itu, Ahli Peneliti Observatorium Bosscha Yanty Yulianty menyebut fenomena bulan yang dilingkari cahaya ini sebagai fenomena halo. Menurutnya, secara ilmiah halo bulan nggak berkaitan dengan bulan perigee.

Fenomena halo bulan terjadi saat cahaya dari bulan mengalami pembiasan (refleksi) oleh kristal es yang berbentuk heksagon. Proses ini terjadi di suatu lapisan awan pada ketinggian tertentu. Awan ini biasanya adalah awan Cirrus yang memang posisinya sangat tinggi di atmosfer.

Fenomena bulan bercincin disebut sebagai halo bulan. (Flickr/ John Flannery)

Pembiasan cahaya inilah yang menciptakan cahaya melingkar di sekitar sumber cahaya. Dalam hal ini bulan. Bulan pun terlihat seperti bercincin dan sangat indah. Fenomena ini juga sama persis terjadi pada matahari di siang hari.

"Dalam hal ini mediumnya kristal es, sinar cahaya bulan mengalami pembelokan. Hasil pembiasannya yang kita lihat sebagai halo," lanjutnya.

Fenomena halo bulan dipengaruhi oleh faktor cuaca sehingga jarang bisa diprediksi. Berbeda dengan fenomena perigee yang waktunya bisa diprediksi.

Kamu sudah pernah melihat langsung fenomena bulan bercincin ini, belum Millens? (Det/MG26/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024