BerandaHits
Minggu, 14 Des 2024 16:46

Langkah Awal Indonesia untuk Lindungi Anak dari Bahaya Timbal

Anak-anak rentan terpapar timbal. (iStock)

Anak yang terpapar timbal bisa mengalami efek lebih serius ketimbang orang dewasa.

Inibaru.id - Paparan timbal memiliki dampak serius terhadap kesehatan anak-anak, seperti anemia, gangguan sistem imun, penurunan IQ, hingga gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Sebagai generasi penerus bangsa, perlindungan anak-anak dari bahaya timbal menjadi kebutuhan mendesak.

Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, melalui dr. Anas Ma’ruf, MKM, menegaskan pentingnya memulai langkah strategis dengan mengumpulkan data berkualitas tinggi guna memahami paparan timbal dan dampaknya terhadap kesehatan anak-anak di Indonesia.

“Hal ini akan menjadi langkah awal yang penting menuju pencegahan paparan timbal yang efektif pada masa kanak-kanak bersamaan dengan pengurangan sumber timbal, penguatan sistem kesehatan, dan peningkatan kesadaran,” ujar dr. Anas di Jakarta, Jumat (13/12).

Sebagai langkah awal, Kementerian Kesehatan bersama Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi BRIN, Vital Strategies, dan Yayasan Pure Earth Indonesia menginisiasi Surveilans Kadar Timbal Darah (SKTD) tahap pertama. Surveilans ini bertujuan memantau kadar timbal dalam darah anak secara nasional dengan menggunakan sampel yang representatif, mencakup wilayah luas, serta menyelidiki sumber paparan timbal di lingkungan rumah.

Menurut data Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada 2019, sekitar 8,2 juta anak Indonesia memiliki kadar timbal darah di atas 5 µg/dL, melebihi batas yang direkomendasikan WHO untuk intervensi kesehatan masyarakat. Meskipun sudah ada lebih dari 20 penelitian lokal terkait kadar timbal darah anak, sebagian besar masih terbatas pada wilayah tertentu dengan sampel kecil.

Pelaksanaan Surveilans Kadar Timbal Darah

Anak yang terpapar timbal bisa mengalami berbagai masalah kesehatan. (via Halodoc)

Program SKTD tahap pertama akan berlangsung pada Januari–Juli 2025. Kegiatan ini melibatkan pengambilan sampel darah anak, serta pengumpulan sampel lingkungan seperti debu, tanah, air, dan barang sehari-hari untuk mengukur kandungan timbalnya.

Epidemiolog Vital Strategies, Edwin Siswono, menyebutkan surveilans ini bertujuan mengidentifikasi sejauh mana kadar timbal dalam darah anak-anak Indonesia, serta mengetahui sumber utama pencemaran.

“Data juga dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi sumber utama timbal, serta untuk menyusun kebijakan dan program yang akan memperkuat kemampuan sistem kesehatan dalam melindungi anak-anak dari bahaya timbal,” ungkap Edwin.

Dr. Wahyu Pudji Nugraheni dari BRIN menambahkan, institusinya berperan sebagai peneliti utama dalam program SKTD ini. Dengan pengalaman risetnya, BRIN akan memastikan proses surveilans berlangsung maksimal untuk memperoleh data yang dapat digunakan untuk kebijakan strategis.

Peran Orang Tua dalam Pencegahan

Budi Susilorini, Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia, menekankan pentingnya orang tua mengetahui sejak dini kadar timbal dalam darah anak dan sumber pencemar potensial.

"Dengan identifikasi dini, orang tua dapat mengambil langkah untuk melindungi anak dari bahaya timbal dan memastikan tumbuh kembang mereka berjalan optimal,” ujar Budi.

Melalui pelaksanaan SKTD ini, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem pemantauan kadar timbal darah anak secara berkelanjutan. Dengan data yang akurat, kebijakan pengendalian paparan timbal dapat dirancang lebih efektif, sehingga anak-anak Indonesia terlindungi dari bahaya timbal dan memiliki masa depan yang lebih sehat.

Paparan timbal pada anak memang nggak boleh diremahkan ya, Millens? Patut disayangkan nggak sih jika negara baru mengambil langkah awal untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya timbal? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: