BerandaHits
Rabu, 6 Sep 2022 13:00

'Kriuk' Kerupuk Rambak Khas Kendal yang Terdengar hingga Pasar Internasional

'Kriuk' Kerupuk Rambak Khas Kendal yang Terdengar hingga Pasar Internasional

Kerupuk rambak khas Kendal. (rumahmesin.com)

Kerupuk rambak jadi produk andalan Desa Penanggulan, Kecamatan Pegandon, Kendal. Yang luar biasa, kerupuk produksi desa tersebut sampai diekspor ke luar negeri, lo.

Inibaru.id – Kerupuk rambak beda dengan kerupuk jenis lain yang dibuat di Indonesia. Kerupuk ini terbuat dari bahan kulit sapi atau kulit kerbau. Nggak hanya cocok untuk dijadikan camilan, kerupuk rambak juga nikmat untuk dijadikan lauk. Tekstur kriuk serta rasa gurihnya bakal bikin kamu nggak mau berhenti ngunyah deh!

Dari sekian banyak jenama kerupuk rambak di Tanah Air, kerupuk rambak yang diproduksi di kawasan Kampung Jagalan, Desa Penanggulan, Kecamatan Pegandon, Kendal, Jawa Tengah, barangkali yang paling istimewa. Pasalnya, kerupuk rambak dari kawasan ini nggak bikin tenggorokan sakit saat dimakan. Bahkan katanya, kerupuk ini sering dipesan presiden dari zaman Soeharto sampai Joko Widodo, lo, Millens.

Salah seorang dari 13 produsen kerupuk rambak yang ada di Desa Penanggulan adalah Muhammad Munir. Dia merupakan generasi ketiga dari keluarga Dwijoyo, salah seorang pengelola pabrik kerupuk. Jangan salah, pabrik mereka ini sudah eksis di Kampung Jagalan sejak 1985.

Bergantung dari penjualan kerupuk rambak, nggak bikin Munir merahasiakan cara pembuatan produknya. Ternyata, produksi kerupuk rambak ini cukup rumit dan menghabiskan waktu. Maklum, dia benar-benar menjaga kualitas kerupuk miliknya. Alhasil, kerupuk rambaknya pun cenderung lebih gurih dan renyah.

“Proses penggorengannya saja tiga tahap. Yang pertama mengoreng untuk melembekkan kulit kerbau, yang kedua untuk membuat kulit mekar, dan yang ketiga agar rambak bisa mengembang dengan sempurna,” ucapnya sebagaimana dikutip dari Sindonews, Rabu (4/7/2018).

Kerupuk rambak yang diproduksi di Desa Penanggulan, Pegandon, Kendal. (Radarpekalongan/Nur Kholid MS)

Tapi, penggorengan bukan menjadi satu-satunya kunci membuat kerupuk rambak berkualitas. Perebusan kulit, pengerokan, penjemuran, pemotongan, hingga pengungkepan kulit juga nggak bisa dianggap sepele. Istimewanya, kulit kerbau harus diungkep dengan minyak dari lemak sapi yang sudah dilelehkan. Meski njlimet, proses inilah yang menentukan cita rasa dari kerupuk rambak tersebut.

“Proses pengungkepan cukup lama yaitu 12 sampai 24 jam, tergantung usia dari kulit sapi atau kerbau yang disembelih,” jelas Munir sebagaimna dilansir dari Radar Pekalongan, Rabu (4/7/2018).

Ketelatenan Munir dalam mengolah kerupuk rambak ini membuahkan hasil. Setiap bulan setidaknya dari 1 kuintal kerupuk rambak yang dia produksi mampu mendatangkan omzet Rp 15 juta sampai Rp 20 juta!

Kepala Desa Penanggulan Ria Setianingsih menyebut kerupuk rambak memang jadi produksi andalan desanya. Para produsen juga nggak bakal berhenti beroperasi hanya karena stok kulit dari Demak, Semarang, Batang, dan Jepara sulit didapat. Agar produksi jalan terus, mereka nggak segan untuk "mengimpor" bahan baku dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Produksi yang nggak kenal berhenti ini pun berhasil membuat kerupuk rambak dari Desa Penanggulan ini diekspor sampai ke luar negeri.

“Pesanan (datang) dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Hong kong,” ucap Ria, Rabu (4/7/2018).

Wah, menarik juga ya cerita produksi kerupuk rambak di Kendal, Jawa Tengah. Omong-omong, kamu suka makan kerupuk rambak nggak, nih, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025