BerandaHits
Kamis, 15 Nov 2023 14:41

Konten Video di Medsos, 'Senjata' Kampanye untuk Bidik Zilenial

Ilustrasi: Anak muda menyukai konten video yang mengandung informasi dan value yang penting. (Freepik)

Menyambut Pemilu 2024, kampanye di sosial media semakin gencar. Konten berbentuk video pendek menjadi 'senjata' efektif untuk membidik kaum zilenial. Tapi, apakah konten-konten yang sekarang beredar sudah seperti yag diharapkan anak muda?

Inibaru.id - Di tengah semangat pesta demokrasi menuju Pemilu 2024, media sosial kini menjadi panggung utama kampanye politik. Pemasangan alat peraga kampanye seperti baliho, poster, dan stiker sekarang dianggap hal biasa oleh anak muda. Para generasi muda justru lebih suka bermain di dunia maya.

Survei Inibaru.id pada 3 Oktober lalu mengungkap generasi Z yang lahir antara tahun 1995-2005 lebih suka mencari konten politik di media sosial. Mereka menikmati berita dalam bentuk artikel, audio seperti podcast atau radio, dan yang paling digemari adalah video.

Salah satu penyedia jasa konten digital asal Semarang Triawanda Tirta Aditya membenarkan hal ini. Dia mengungkapkan bahwa video pendek di medos menjadi panggung kampanye yang sangat cocok untuk anak muda, khususnya generasi Z.

"Kalau target kampanye adalah anak muda, kampanye di sosmed bakal lebih sukses daripada kampanye dengan cara konvensional seperti pemasangan baliho di jalanan," terang CEO Taggallery Agency itu saat dihubungi Inibaru.id belum lama ini.

Menurut pengamatan Tri, sapaan akrabnya, kampanye digital berbasis sosmed yang paling disukai anak muda adalah konten berupa video singkat atau short video. Alasan lain, video singkat itu lebih mudah trending.

"Video singkat dengan durasi kurang dari 1 menit itu yang mudah trending. Apalagi kalau videonya punya konten dengan value yang menarik, jadinya nggak boring," terang Tri.

"Oh iya, konten pemilu dalam bentuk video yang bagus juga yang nggak terlalu direct selling karena itu nggak bakal menarik buat anak muda. Artinya tokoh politik nggak secara langsung ngomong minta dukungan, tapi lebih menampilkan kelebihan yang dimiliki," imbuhnya.

Konten Video Lebih Asik

Video singkat dengan durasi kurang dari 1 menit lebih mudah trending. (Istimewa)

Salah satu contoh generasi Z yang menyukai konten pemilu dalam bentuk video adalah Shinta. Bagi perempuan 22 tahun itu video lebih menarik dan informatif.

"Aku paling suka konten video karena nggak membosankan dan tinggal nonton saja. Aku juga bisa lihat siapa orang dalam video, ekspresi mereka, dan tindakannya juga," ujar Shinta kepada Inibaru.id.

Ketimbang informasi berupa artikel atau tulisan panjang, Shinta mengakui lebih senang senang melihat konten-konten pemilu di FYP Tiktok miliknya.

"Kalau artikel kadang suka clickbait. Apalagi kebanyakan orang Indonesia suka membaca berita dari judulnya saja, tanpa membaca isinya. Kalau begini, nanti infonya malah jadi nggak valid," imbuhnya.

Sebagai generasi Z, Shinta juga suka dengan penggunaan meme dan humor dalam konten pemilu. Baginya, admin sosial media dari partai politik yang bisa bersikap santai dan berbaur dengan anak muda lebih menarik perhatian.

"Aku suka admin medsos partai politik yang asik dan bisa membaur dengan anak muda. Menurutku, partai politik nggak melulu harus kaku dan serius," ungkap Shinta.

Interaksi di Sosmed Nggak Menjamin

Nggak sependapat dengan Shinta, Arif Rahmadhi justru menilai meme atua humer dalam konten politik rentan dengan aksi black campaign. FYI, black campaign adalah taktik kampanye politik yang bertujuan untuk merusak citra atau reputasi calon atau partai politik lawan dengan menggunakan informasi yang tidak benar, menyesatkan, atau menggiring opini negatif.

"Penggunaan meme bisa memengaruhi dalam black campaign, tapi tidak begitu efektif dalam meningkatkan elektabilitas para calon pemimpin politik," ujar salah seorang mahasiswa sebuah kampus di Semarang itu.

Selain itu, laki-laki 23 tahun tersebut mengkritisi interaksi antara para pemimpin politik dan anak muda di sosial media. Meskipun banyak pemimpin politik berusaha aktif berinteraksi di media sosial untuk menarik perhatian, Arif merasa itu tidak selalu mencerminkan sikap sebenarnya.

"Interaksi di media sosial tidak bisa dijadikan patokan untuk memilih calon yang benar-benar pro anak muda. Semua calon akan terlihat baik dan pro anak muda saat mencari suara," tandasnya.

So, dalam menyambut Pemilu 2024, anak muda perlu lebih bijak dalam mengonsumsi konten politik dan jangan terbuai oleh tampilan yang menarik, ya! Semua pihak harus lebih kritis dan cerdas dalam memilih pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi mereka. Setuju, millens? (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: