BerandaHits
Rabu, 2 Jul 2024 21:13

Jumlah Warga Miskin 3,7 Juta, Pj Gubernur Jateng: Kita Harus Kerja Lebih Keras

Pj Gubernur Jawa Tengah saat mengungkap data angka kemiskinan di Jateng. (Istimewa)

Meski jika dibandingkan dengan tahun lalu jumlah warga miskin di Jawa Tengah menurun dengan signifikan, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menganggap pemerintah dan pihak-pihak berkepentingan lain perlu bekerja lebih keras agar bisa semakin menekan angka kemiskinan di Jateng.

Inibaru.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mengungkap angka kemiskinan di Jateng mengalami penurunan sebesar 0,30 persen dalam setahun terakhir, tepatnya dari 10,77 persen pada Maret 2023 menjadi 10,47 persen pada Maret 2024.

"Meski sudah menurun. Kita harus tetap bekerja lebih keras. Saya mengapresiasi stakeholder dan instansi terkait atas segala yang dilakukan dalam rangka penurunan angka kemiskinan ini," kata Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana di Semarang, Selasa (2/7/2024).

Penurunan kemiskinan sebesar 0,3 persen ini berarti sebanyak 87.200 warga jateng nggak lagi termasuk golongan warga miskin. Jika ditinjau dari tempat tinggalnya, jumlah penduduk miskin di kawasan pedesaan turun sebesar 101.020 orang, tepatnya dari 1,97 juta menjadi 1,87 juta orang. Sementara itu, jumlah warga miskin di perkotaan turun dari 1,82 juta orang menjadi 1,83 juta orang.

Persentase penduduk miskin pedesaan turun 0,53 persen dari 11,87 persen menjadi 11,34 persen. Demikian juga di perkotaan, turun 0,07 poin persen dari 9,78 persen menjadi 9,71 persen.

Nana menjelaskan, upaya penanganan kemiskinan nggak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah. Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, swasta, lembaga sosial, serta instansi-instansi terkait seperti BPS, Bank Indonesia, Bulog, dan lainnya.

"Saya minta agar terus mengupayakan program yang efektif menurunkan kemiskinan dan menghasilkan terobosan baru," lanjutnya.

Jumlah orang miskin di Jawa Tengah masih cukup tinggi. (Medcom/MI)

Nana juga menyebut beberapa upaya yang perlu ditingkatkan untuk mewujudkan hal tersebut seperti menjaga stabilitas harga, memastikan pertumbuhan perekonomian yang positif, dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin, terutama yang ada di golongan miskin ekstrem.

"Ini harus dilakukan dengan tepat sasaran. Jangan sampai salah sasaran. Kita juga harus rajin ikuti perkembangan dan turun ke lapangan, serta mengantisipasi perubahan-perubahan ekstrem yang berdampak pada kehidupan sosial kemasyarakatan," katanya.

Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Dadang Hardiwan menambahkan, yang mengalami penurunan bukan hanya persentase angka kemiskinan, tapi juga indeks kedalaman kemiskinan.

"Ada fenomena sosial ekonomi yang mempengaruhi penurunan kemiskinan. Di antaranya penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP), tumbuhnya perekonomian triwulan I/2024 sebesar 4,97 persen dibandingkan dengan tahun lalu, dan penurunan inflasi tahun ke tahun inflasi pada periode Maret 2024 terhadap Maret 2023 (3,40 persen)," jelasnya.

Penurunan persentase penduduk miskin ini, lanjut Dadang, juga dipengaruhi oleh intervensi kemiskinan ekstrem yang selama ini digalakkan oleh pemerintah.

Dadang menjelaskan, persentase kemiskinan sebesar 10,47 persen ini merupakan yang paling rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, persentasenya juga masih di atas 10,47 persen.

"Dari catatan kami, 10,47 persen ini memang yang paling rendah," pungkasnya.

Cukup bersyukur ya angka kemiskinan di Jateng menurun. Tapi, seperti kata Pj Gubernur Jateng, kerja keras harus tetap dilakukan agar impian nggak ada lagi masyarakat miskin di Jateng terwujud. Setuju, Millens? (Danny Adriadhi/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Peneliti BRIN: Hindari Naik Gunung Dulu Hingga Akhir Tahun

26 Des 2024

Badan Gizi Nasional Tegaskan Program Makan Gratis Nggak Dipungut Biaya

26 Des 2024

Hanya Dua Jenis Pengendara Sepeda Motor di Korea: Kurir dan Orang Kaya

26 Des 2024

Bledug Kramesan, 'Gunung Mini' yang Menarik di Grobogan

26 Des 2024

UMK Sukoharjo 2025 Berlaku 1 Januari, Pemkab Pastikan Nggak Ada Penangguhan

26 Des 2024

Korupsi Nggak Bisa, Apa Saja Kasus yang Bisa Diselesaikan dengan Denda Damai?

27 Des 2024

Pameran Manusia Purba di Museum Nasional: Indonesia Bagian dari Evolusi Manusia Global

27 Des 2024

Bencana Alam Berpotensi Meningkatkan Kebiasaan Merokok

27 Des 2024

Menilik Nankatsu SC, Klub Asli Captain Tsubasa yang Kini Berlaga di Divisi 5 Liga Jepang

27 Des 2024

Ribuan Batang Rokok Ilegal di Rembang Disita Petugas Gabungan

27 Des 2024

Berkas Penembakan Aipda Robig Dilimpahkan; Statusnya Tahanan Pidana

27 Des 2024

Daftar 29 Lokasi di Indonesia yang Potensial Jadi Tempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

27 Des 2024

Benarkah BPJS Kesehatan Terancam Gagal Bayar dalam Dua Tahun Mendatang?

28 Des 2024

Apa Itu DWP yang Nama Besarnya Tercoreng oleh Oknum Polisi?

28 Des 2024

Intip Aktivitas Siswa di Korea yang Libur Lebih dari Sebulan saat Musim Dingin

28 Des 2024

Yang Harus Kamu Lakukan Jika Mendapatkan Uang Palsu Menurut Aturan BI

28 Des 2024

Gedung Perpustakaan Baru di Rembang Diresmikan, Bakal Dilengkapi Home Theater

28 Des 2024

Mendorong 'Green Jobs' sebagai Tren Demi Masa Depan Lingkungan yang Berkelanjutan

28 Des 2024

Menguak Sejarah Asal Penamaan Kampung Gergaji di Kota Semarang

29 Des 2024

Masih Boleh Nggak Ya Beli Pertalite dengan Jeriken di SPBU?

29 Des 2024