Inibaru.id - Nama Syukri tiba-tiba saja menjadi perbincangan hangat masyarakat Aceh. Hal ini disebabkan oleh kemampuannya dalam menciptakan sebuah benda yang bermanfaat bagi banyak orang. Benda yang diciptakan pemuda dari Desa Cot Jrat, Kabupten Bireuen inia dalah pipa irigasi revolusioner Jingkie Ie.
Jingkie Ie bisa dianggap sebagai sistem pipa, namun juga bisa dianggap sebagai pompa tanpa mesin, listrik, atau baterai. Yang luar biasa, sistem pipa paralel ini bisa mengairi dataran tinggi atau wilayah yang nggak mudah dijangkau oleh sungai dan aliran irigasi.
“Awalnya saya buat di desa saya tahun lalu. Semakin kemari, semakin banyak petani yang memesan alat ini. Saya bersyukur bisa membantu petani, membuat sawah mereka teraliri dengan alat sederhana ini,” kata Syukri saat dihubungi, Kamis (10/9/2020).
Syukri mengaku uji coba pipa Jingkie Ie sebenarnya sudah dia lakukan sejak 17 tahun silam. Ide awalnya sangat sederhana, yakni untuk membantu petani dalam memenuhi kebutuhan air di area persawahan. Apalagi, mayoritas sawah di Aceh berjenis tadah hujan yang sangat menggantungkan musim hujan sebagai sumber pengairannya.
Saat musim kemarau tiba, sawah-sawah ini kering dan nggak bisa ditanami karena lokasinya lebih tinggi dari sungai atau saluran irigasi. Padahal, menurut Syukri, unsur hara tanah di Aceh sangatlah bagus. Tentu sangat disayangkan jika kelebihan ini nggak dimaksimalkan hanya gara-gara nggak ada air.
Sejumlah petani di wilayah Kabupaten Gayo Lues telah memesan sistem pipa Jingkie Ie dari Syukri. Di wilayah tersebut, banyak persawahan yang berada di dataran tinggi. Sistem pipa ini pun bisa memenuhi kebutuhan air sawah-sawah tersebut sehingga diharapkan bisa membuat produksi padi melimpah.
Saat ditanya soal biaya pembuatan sistem pipa ini, Syukri menyebut biayanya cukup variatif dan tergantung pada ukuran alat. Jingkie Ie bisa disesuaikan kapasitasnya sesuai dengan luas area sawah. Dia mengaku sistem pipa buatannya bisa mengaliri hingga 20 hektare sawah!
Lantas, bagaimana bisa sistem pipa tanpa mesin, listrik, atau baterai ini bisa mengangkat air dari tempat yang lebih rendah ke sistem yang lebih tinggi? Ternyata, Syukri menggunakan teori Pascal yang intinya adalah tekanan pada zat cair di dalam ruang tertutup bisa diteruskan sama besar ke segala arah.
Berdasarkan teori ini, dia membuat sistem pipa yang bisa 'mengangkat' air dari sungai ke tempat yang lebih tinggi dengan tekanan yang cukup besar. Air yang bisa didapat sawah di dataran yang lebih tinggi pun melimpah.
Pemilihan nama Jingkie Ie ternyata sangat unik. Arti dari nama ini adalah 'Lesung Air di Bahasa Aceh. Menurut Syukri, nama ini diharapkan bisa meningkatkan kemakmuran para petani di Aceh.
“Sekarang ini saya siap memasang alat ini di mana saja. Saya juga siap kolaborasi dengan berbagai pihak. Saya buat semampu saya, membantu petani,” kata dia.
Inovasi yang sangat keren, ya Millens. Semoga saja banyak petani yang terbantu dengan sistem pipa Jingkie Ie ini. (Kom/IB28/E07)