BerandaHits
Rabu, 26 Agu 2025 09:01

Jakarta dan DIY, Dua Wilayah dengan Tingkat Kesepian Tertinggi di Indonesia

Ilustrasi: Warga kesepian di Jakarta. (Jawapos/Salman Toyibi)

Jakarta dikenal padat penduduk, sementara Yogyakarta dikenal kaya akan komunitas seru. Tapi, warga di dua wilayah ini justru paling kesepian di Indonesia. Apa penyebabnya?

Inibaru.id - Sudah sewindu lebih Nugroho merantau di DKI Jakarta. Meski punya banyak teman di sana, dia mengaku kerap merasa kesepian. Dia mengungkapkan hal tersebut tatkala merasa relate dengan premis novel karya Brian Khrisna berjudul Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati yang baru saja dia beli.

Berasal dari Pati, Jawa Tengah, Nugroho masih menyempatkan diri bertemu dengan teman-temannya setidaknya sebulan sekali di Ibu Kota. Tapi, dia lebih sering sendirian di sana. Perasaan ini terasa banget tatkala dia baru pulang kerja menuju kamar kosnya. Saking nggak pengin merasa kesepian banget, terkadang dia lama-lama nongkrong di depan minimarket dekat kosnya sembari melihat keramaian jalanan.

"Di kamar kos juga bengong lalu tidur. Screentime sudah kebanyakan di kantor jadi sudah nggak kuat lagi main game atau mainan sosial media setelah kerja. Lucunya, hal ini juga dirasakan adik saya yang lagi kuliah di Yogyakarta. Jadi, kita terkadang baru saling memberi kabar setiap subuh biar nggak merasa sepi banget," ucapnya pada Minggu (24/8/2025).

Apa yang diungkap Nugroho ternyata sesuai dengan data terbaru yang diungkap Kompas, Rabu (30/7). Tempatnya merantau sekarang, Jakarta, dan tempat adiknya merantau untuk kuliah, Yogyakarta, jadi dua daerah dengan tingkat kesepian tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan analisis terbaru, Yogyakarta menempati urutan pertama dalam Indeks Kerentanan Kesepian di antara 30 kota besar Indonesia, diikuti oleh Jakarta Pusat yang berada di posisi kedua.

Yogyakarta yang terkenal dengan suasana kultural dan akademiknya, ternyata menjadi tempat yang bikin warganya sangat rentan terhadap kesepian. Berdasarkan data tersebut, sekitar 66% warga DIY mengaku merasa kesepian setidaknya sekali dalam sepekan. Makanya, Kota Yogyakarta menduduki peringkat teratas dalam indeks kerentanan kesepian dengan skor 74,9 poin.

Mengapa Yogyakarta yang terkenal dengan budaya kolektif dan atmosfernya yang nyaman, bisa menjadi kota dengan tingkat kesepian yang tinggi? Salah satu faktor utama adalah tingginya proporsi rumah tangga satu orang atau one-person household (OPH) di kota ini, yang mencapai 16,13%.

Hal ini menunjukkan banyaknya individu yang tinggal sendiri, sering kali jauh dari keluarga, dan terisolasi secara sosial. Selain itu, proporsi warga lansia yang tinggal sendiri atau jauh dari keluarga juga memperburuk masalah ini. Apalagi, kebanyakan dari mereka kesulitan dalam menjalin komunikasi dengan generasi yang lebih muda semakin memperparah rasa kesepian mereka.

Kesepian di Tengah Keramaian

Meski dikenal kaya komunitas dan padat penduduk, banyak warga Jakarta dan DIY yang merasa kesepian. (Kompas/Satrio Wisanggeni)

Sementara itu, Jakarta dengan segala kemegahan dan kesibukannya juga merupakan kota yang rawan terhadap kesepian. Dengan tingkat mobilitas yang sangat tinggi dan kehidupan yang serba cepat, Jakarta Pusat tercatat memiliki skor 65,6 pada Indeks Kerentanan Kesepian. Meskipun Jakarta dihuni oleh jutaan orang, tingkat kesepian di sini sangat tinggi karena sifat kehidupan urban yang sangat individualistik.

Di Jakarta, banyak orang yang hidup terpisah dari keluarga, tinggal di apartemen atau kos-kosan, yang meningkatkan kemungkinan adanya one-person household. Banyak juga warga yang bekerja sepanjang hari dengan jadwal yang padat, sehingga hanya memiliki sedikit waktu untuk berinteraksi sosial. Rasa kesepian ini semakin diperburuk oleh maraknya penggunaan media sosial yang tidak selalu meningkatkan kualitas hubungan sosial.

Selain itu, kesepian di Jakarta sering kali terjadi meski kita dikelilingi oleh banyak orang. Fenomena "kesepian di tengah keramaian" ini menjadi nyata di tengah kesibukan pekerjaan dan kehidupan kota yang sibuk. Banyak orang yang merasa terisolasi meskipun berada di tempat yang penuh dengan aktivitas, menjadikan Jakarta sebagai kota dengan tingkat kesepian yang tinggi meski terlihat ramai di permukaan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesepian di DIY dan Jakarta

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kesepian di Yogyakarta dan Jakarta. Pertama, kesibukan menjadi faktor utama penyebab kesepian di kedua kota ini. Sebagai kota yang menjadi pusat pendidikan dan bisnis, baik Yogyakarta maupun Jakarta memiliki tingkat pekerjaan dan studi yang sangat padat, yang menyebabkan individu sulit untuk menemukan waktu untuk bersosialisasi dan membangun hubungan yang mendalam.

Kedua, penggunaan media sosial yang semakin marak di kedua kota ini sering kali memperburuk rasa kesepian. Meskipun media sosial memberi kemudahan untuk berinteraksi dengan orang lain, banyak orang yang justru merasa terisolasi karena hubungan yang terjalin hanya sebatas virtual tanpa adanya interaksi tatap muka yang berarti. Hubungan yang dangkal ini tentu kurang memuaskan secara emosional.

Ketiga, karakteristik demografis juga turut berperan. Di Yogyakarta, banyak penduduk muda yang merantau untuk studi, sementara di Jakarta, perantau dari berbagai daerah mencari pekerjaan atau berkarir. Hal ini menyebabkan banyak orang tinggal sendiri tanpa keluarga dekat, yang meningkatkan perasaan kesepian.

Mengatasi Kesepian di Yogyakarta dan Jakarta

Untuk mengatasi kesepian di kedua kota ini, penting bagi warganya untuk mulai memperkuat kehidupan sosialnya. Di Yogyakarta, hal ini bisa dilakukan dengan lebih aktif bergabung dalam komunitas atau kelompok yang memiliki minat serupa seperti klub olahraga, kelas seni, atau kegiatan sukarelawan. Dengan demikian, individu dapat menemukan rasa kebersamaan dan dukungan sosial yang lebih kuat.

Di Jakarta yang sangat individualistik, sebenarnya ada banyak peluang untuk menciptakan hubungan yang lebih bermakna. Misalnya, dengan melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang tidak hanya berfokus pada pekerjaan, melakukan aktivitas olahraga atau permainan bareng, hingga menghabiskan waktu berkualitas bersama teman-teman dekat, meski hanya untuk sekadar ngobrol santai di kafe.

Kalau kamu sendiri, biasanya mengatasi kesepian dengan melakukan apa saja, nih, Gez? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: