BerandaHits
Senin, 1 Okt 2017 03:24

Jajang: Film G30S Dibuat Tanpa Tekanan

Mendiang sutradara Arifin C Noer. (Foto: Rini PWI/Tempo)

Mendiang Arifin C Noer adalah sosok seniman yang tak bisa diintervensi, termasuk dalam pembuatan film “Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI” (1984). Ia bekerja tanpa tekanan, tidak dikawal tentara.

Inibaru.id – Film Pengkhianatan G30S PKI (1984) yang tengah “digandrungi” banyak orang di Tanah Air saat ini, dianggap sebagian orang berlebihan. Ada adegan yang menurut mereka tidak pernah ada, terlebih setelah seorang sejarawan, Ben Anderson, menemukan fakta-fakta baru.

Pencongkelan mata dan pemotongan alat kelamin terhadap para jenderal yang dibunuh, kata Ben, tidak pernah ada. Arifin C Noer, penggarap Pengkhianatan G30S PKI, juga sempat menyangsikan hal itu.

Sebagaimana diceritakan istri Arifin, Jajang C Noer, kepada Detikcom, saat penggalian data sebelum menggarap film tentang Gerakan 30 September 1965 (G30S) tersebut, penyiksaan dan pemotongan alat kelamin memang ada. Karena itulah, kata Jajang, suaminya menggambarkan film tersebut berdarah-darah.

Baca juga: Jajang: Arifin Bikin Film G30S agar Rakyat Punya Gambaran

Namun begitu, Arifin enggan membuat adegan pencongkelan mata. “Nggak masuk akal. Ngapain bisa sesadis itu, kayak dendam banget, kayak dendam pribadi,” kata Jajang menirukan alasan Arifin.

Jajang juga mengungkapkan jika film G30S itu memang mengalami sejumlah penambahan narasi atau tulisan setelah proses editing selesai dan film jadi.

"Kami juga mengikuti editing, kan. Cuma pas di televisi itu, ada tambahan deh kayaknya, tambahan narasi atau tulisan itu, di belakang atau di depan, saya lupa. Nah, itu ditambahkan kemudian, untuk tahun-tahun berikutnya, tahun pertama mungkin tidak,” ungkapnya.

Arifin, kenangnya, tak menyangka bahwa filmnya itu akan diputar setiap tahun. Terlebih seusai era reformasi. Jajang pun demikian. Ia tak pernah menyangka film ini akan begitu kontroversial.

Baca juga: Mengenal Tanda-Tanda Kebangkitan PKI

Jajang mengatakan, Arifin membuat film tersebut berlandaskan cinta terhadap bangsa. Ia tahu bahwa film ini penting.

“Mas Arifin itu orang yang tidak bisa diintervensi, tidak bisa diatur-atur. Dia kan seniman. Seniman yang bagus dan unggul lagi. Jadi, dia nggak mungkin didikte-dikte. Setelah dia bikin skenario berdasarkan semua data yang terkumpul, diperlihatkan kepada Pak Harto (Presiden Soeharto), sudah tidak ada masalah. Oke semua,” ungkapnya.

Jajang juga menyangkal sangkaan orang yang mengatakan para penggarap film tersebut diawasi tentara. Yang benar, tuturnya, tentara hanya mengawasi keamanan syuting, bukan penyutradaraan.

“Nah, tim properti waktu itu membuat bendera PKI (Partai Komunis Indonesia) ketika persiapan. Bendera itu dijemur itu sablonannya, eh ditangkap polisi dia, dilaporkan oleh pak RT, disangka PKI dia. Dari situlah awal kami dijaga tentara dan kami diberi kartu pengenal bahwa kami sedang membuat film. Akhirnya kami semua dan kru pakai itu, kartu pengenal itu dari Setneg,” ulasnya. (GIL/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: