BerandaHits
Jumat, 30 Sep 2021 14:31

Jadi Jenderal Berpengaruh, Bagaimana Soeharto Luput dari Penculikan G30S?

Soeharto nggak ikut diculik PKI di G30S, padahal dia juga jenderal yang berpengaruh pada 1965. (Wikimedia)

Peristiwa G30S masih jadi kontroversi hingga kini. Belakangan, satu pertanyaan mencuat, yakni: Mengapa Soeharto yang saat itu dianggap sebagai jenderal berpengaruh nggak ikut diculik PKI?

Inibaru.id – Sejarah pergerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 30 September 1965 yang dikenal publik sebagai G30S selalu menjadi perdebatan menarik tiap akhir September. Maklum, meski sudah berlangsung sangat lama, masih banyak misteri yang tersimpan dalam kasus ini.

Selama puluhan tahun, masyarakat mengenal peristiwa kelam pembantaian para perwira tinggi Tanah Air itu sebagai manuver yang dilakukan partai berlambang palu-arit tersebut. "Fakta" ini dituturkan dengan gamblang dalam banyak media, mulai dari buku ajar sekolah hingga film berdarah-darah yang diputar tiap tahun.

Fakta bahwa PKI menjadi dalang terbunuhnya para petinggi militer di bawah Presiden Sukarno nggak berubah hingga Orde Baru, era kepemimpinan Soeharto, tumbang. Perdebatan mencuat setelahnya. Bahkan, sejumlah tudingan kemudian justru mengarah ke Soeharto, presiden ke-2 RI cum suksesor Sukarno.

Oya, perlu kamu tahu, pembantaian para jenderal pada akhir September itu sejatinya hanyalah awal dari pembantaian besar-besaran setelahnya. Orang-orang yang dituduh sebagai anggota, simpatisan, atau bahkan sekadar dianggap berafiliasi dengan PKI dibunuh di banyak tempat di Indonesia.

Saat pembantaian itu terjadi, pemerintahan sudah jatuh ke tangan Soeharto. Maka, sangat wajar kalau kemudian orang-orang menuduh Soeharto terlibat di dalam G30S, alih-alih PKI. Lagipula, Soeharto yang saat itu menjabat Panglima Kostrad seharusnya juga menjadi sasaran pembunuhan, kenapa dia baik-baik saja?

Loyalis Sukarno

Soeharto (kiri) dianggap sebagai loyalis Presiden ke-1 RI Sukarno. Peristiwa G30S membuka jalan Soeharto menjadi suksesor Sukarno. (Getty Images/Beryl Bernay)

Spekulasi Soeharto terlibat dalam G30S nggak bisa dielakkan. Sebagian spekulasi itu berpijak pada anggapan, mengapa Soeharto nggak ikut diculik atau dibunuh PKI saat itu? Padahal, laiknya Ahmad Yani dkk yang dibunuh dan dimasukkan ke Lubang Buaya, Soeharto juga punya pengaruh besar dalam dunia militer dan politik Nusantara kala itu.

Salah seorang pelaku G30S Kolonel Abdul Latief mengatakan, Soeharto adalah loyalis Sukarno. Melalui buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, Petualang, Latief menulis, Soeharto yang saat itu berpangkat Mayjen nggak dijadikan sebagai sasaran karena dikenal sebagai loyalis Bung Karno.

Sebelum kejadian, Latief bahkan mengaku sempat bertemu dengan Soeharto. Hal ini diungkapkannya dalam persidangan kemudian ditulis John Rossa melalui buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto. Dalam kesaksiannya, Latief mengklaim Soeharto sudah tahu rencana penculikan para anggota Dewan Jenderal.

Latief bertemu dengan Soeharto di RSAD. Sebelumnya, mereka juga bertemu di kediaman Soeharto yang berlokasi di Jalan Agus Salim, Jakarta. Latief mengatakan, Soeharto sudah mengetahui rencana G30S lantaran diberitahu mantan anak buahnya, Subagiyo. Soeharto juga berencana melakukan penyelidikan.

Nggak Dianggap Serius

The smiling general, Soeharto. (Tirto/arahindonesia.wordpress)

Selain kepada Soeharto, Latief juga mengaku melaporkan isu rencana kudeta itu ke Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah serta Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rahmat. Namun, ketiga mayjen itu nggak menikainya dengan serius.

Saat diwawancarai Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto nggak membantah kesaksian Latief yang menyebut mereka bertemu di RSAD pada malam sebelum 30 September 1965. Namun, kala itu Latief nggak memberitahu soal rencana kudeta, hanya mengatakan korban akan dibunuh di tempat.

Soeharto mengaku nggak jadi dibunuh karena saat itu berada di tempat umum. Nah, rupanya nasib mujur itu berlanjut, karena setelahnya dia malah digadang sebagai pahlawan pasca-G30S. Melalui Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang juga kini dianggap kontroversial.

Melalui surat perintah yang nggak pernah ketahuan bentuknya, Soeharto disebut-sebut diberi mandat untuk menumpas PKI hingga ke akar-akarnya. Dari situlah The Smiling General merintis jalan menuju tampuk kekuasaan, lalu menjabat presiden hingga lebih dari tiga dekade. (Kom/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: