BerandaHits
Minggu, 10 Apr 2021 14:00

Iming-Iming Rp 1 M, Pemilik Kebun Stroberi Australia Butuh Ribuan Tenaga Kerja Asing

Ilustrasi: Lowongan jadi petani stroberi di Australia dibuka. (Flickr/usdagov)

Lowongan jadi petani stroberi di Australia dibuka. Nggak hanya gaji, ada juga tawaran hadiah sampai Rp 1 miliar, lo. Di mana ya kamu bisa mendaftarnya?

Inibaru.id – Pernah nggak terpikir jadi petani di luar negeri? Di sana, pendapatannya bisa sangat besar lo. Kalau tertarik, coba deh kamu melirik lowongan jadi petani stroberi di Australia. Seperti apa ya persyaratannya?

Jadi gini, Millens. Banyak petani sayur dan buah di Negeri Kangguru yang kekurangan pekerja. Mereka sampai-sampai khawatir gagal panen gara-gara hal ini. Nah, Asosiasi Petani Stroberi Queensland (QSGA) memutuskan untuk menawarkan hadiah sebanyak 100 ribu Dollar Australia atau sekitar Rp 1 miliar bagi mereka yang mau membantu memanen stroberi di musim dingin 2021 yang sebentar lagi tiba.

Jadi, QSGA sengaja menjadikan musim panen tahun ini sebagai semacam lomba. Bagi mereka yang menang, bisa mendapatkan uang tunai atau voucher liburan. Hal ini dilakukan agar para peserta bekerja keras demi memenanginya.

“Datanglah ke Queensland di musim dingin dan ikut musim panen. Semakin lama kamu bekerja di ladang, kemungkinan mendapatkan hadiah 100 ribu Dollar Australia di akhir musim semakin besar,” ucap Presiden QSGA Adrian Schultz.

Yang menarik adalah, mereka yang bekerja di kebun stroberi akan mendapatkan semacam poin. Nah, poin-poin ini akan dikumpulkan dan sebanyak 10 orang akan diseleksi oleh sistem komputer. Sepuluh orang inilah yang berkesempatan mendapatkan hadiah utama 100 ribu Dollar Australia.

Queensland membutuhkan banyak pekerja untuk membantu musim panen stroberi di musim dingin tahun ini. (Flickr/usdagov)

Eits, hadiah ini nggak akan diundi, melainkan ditempatkan dalam 100 amplop yang disebar di sebuah ladang stroberi. Kesepuluh orang ini harus mencarinya sendiri di kebun. Salah satu amplop berisi hadiah utama, sementara amplop-amplop lainnya hanya berisi uang sebanyak 1.000 dollar Australia atau sekitar Rp 11 juta. Ada juga hadiah lain berupa paket wisata ke sejumlah lokasi di Australia begitu musim panen sudah berakhir.

Membutuhkan 7.000 Pekerja

Queensland adalah salah satu wilayah di Australia yang banyak memiliki perkebunan, termasuk perkebunan stroberi. Nah, khusus untuk memetik buah berukuran kecil ini saja, QSGA mengaku membutuhkan 7.000 pekerja.

Minimnya orang yang mau bekerja di kebun stroberi gara-gara dulu para pekerja kebun yang dibayar dengan nggak layak sehingga kondisinya pun sangat buruk. Nah, kalau soal ini, Schultz sudah menjamin nggak bakal lagi terjadi. Para pekerja boleh mengecek kondisi lapangan dulu sebelum memutuskan untuk bekerja. Mereka juga diberitahu ke mana saja kalau merasa mendapatkan perlakukan nggak layak selama bekerja.

“Informasi soal ini tersedia dalam enam bahasa, jadi seharusnya ini sudah cukup,” tegas Schultz.

Pekerja Asing Sudah Jadi Tradisi

Kamu mungkin bingung kenapa banyak pemilik kebun membutuhkan begitu banyak tenaga kerja asing hanya untuk memanen buah. Jadi, mendatangkan pekerja asing untuk bekerja di kebun sudah menjadi "tradisi" di sana. Sudah sekian lama perkebunan Australia bergantung pada tenaga kerja asing.

Penduduk di Australia juga menganggap pekerjaan sebagai pemetik buah nggak sesuai passion-nya. Barangkali karena pekerjaan ini hanya jangka pendek. Selain itu, mereka juga punya harapan tersendiri dalam hal mendapat pekerjaan.

Jadi, meski menganggur sekalipun, mereka tetap ogah disuruh metik buah. Ada pula pihak yang menyoroti bekerja di perkebunan rawan eksploitasi. Makin malas deh orang sana yang melirik kerja di kebun. Begitu, Millens.

Gimana, Millens, tertarik mencoba lowongan jadi pemetik stroberi di Australia? Gajinya lumayan, lo. Lagipula pemilik kebun sudah janji nggak "nakal" lagi. (Kom,Tem/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024