BerandaHits
Minggu, 11 Sep 2021 13:01

Hoaks Contrails Pesawat Disebut Penyebaran Racun, Sejak Kapan Dimulai?

Contrails alias chemtrails sering disebut sebagai awan penyebar racun. (Flickr/ Will Fisher)

Belakangan ini hoaks tentang awan jejak pesawat atau contrails yang dianggap sebagai awan penyebar racun ramai di media sosial. Sebenarnya, sejak kapan sih hoaks ini muncul?

Inibaru.id – Pada Kamis (9/9/2021) dan Jumat (10/9), media sosial dihebohkan dengan video berdurasi 30 detik yang menunjukkan langit di Jagakarsa, Jakarta Selatan dihiasi dengan awan berbentuk garis putih yang melengkung. Dalam video ini, terdengar suara orang yang merekam dan menyebut awan garis putih ini sebagai penyebaran racun.

Saking hebohnya video ini di media sosial, TNI AU sampai angkat bicara, lo. Kepala Dinas Penerangan TNI Au Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah pun dengan tegas menyebutnya sebagai hoaks pada Jumat (10/9).

“Fenomena jejak putih tersebut dikenal dengan nama jejak kondensasi pesawat terbang atau condensation trail (contrails),” jelas Indan.

Jadi, contrails ini terbentuk dari pengembunan udara yang memiliki kadar air yang sangat tinggi sebagai hasil dari gesekan dengan mesin pesawat. Nama lain dari contrails ini adalah vapour trails. Nah, kalau garis putih ini semakin lebar dan berubah seperti awan yang panjang, sebutannya ganti lagi jadi awan aviatius.

Benarkah Memiliki Kandungan Kimia?

Kebanyakan contrails memang hanya jejak dari pesawat terbang. Indan juga mengiyakan jika sejumlah contrails memang memiliki kandungan kimia, khususnya yang dibawa oleh pesawat tertentu. Contoh paling umum adalah pesawat yang diterbangkan untuk membuat bibit hujan.

“Contoh misi TMC pesawat membawa NaCl yang disebar di area berawan untuk tujuan mempercepat terjadinya hujan,” ujar Indan.

Sejumlah misi pesawat memang membawa bahan khusus, namun kebanyakan untuk kebutuhan modifikasi cuaca saja. (Flickr/ Janice Waltzer)

Pesawat lain yang membawa pupuk atau cairan antihama juga bisa diterbangkan di atas perkebunan atau pertanian. Nah, pesawat ini biasanya diterbangkan sangat rendah, sehingga nggak akan meninggalkan jejak. Maklum, tujuannya untuk kebutuhan wilayah yang cukup kecil.

Hoaks Soal Contrails Sudah Ada Sejak Lama

Kalau dari sisi ilmiah dikenal dengan sebutan contrails, biasanya di hoaks-hoaks yang disebar di internet sebutannya adalah chemtrails alias jejak pesawat dengan bahan kimia. Hoaks ini sudah ada sejak awal 1990-an, Millens.

Awal mula hoaks ini adalah saat Angkatan Udara AS mulai menggunakan modifikasi cuaca. Hanya, kemudian muncul isu bahwa sebenarnya mereka menyemprotkan bahan kimia berbahaya dari pesawat yang bisa membuat orang-orang yang bisa melihat chemtrails itu bisa sakit.

Badan-badan penting AS seperti NASA, NOAA, serta EPA sampai mengeluarkan laporan mendetail terkait dengan modifikasi cuaca tersebut dan memastikan nggak ada bahan kimia berbahaya disebar lewat pesawat pada 2000 dan 2015. Sayangnya, hoaks sudah kadung merajalela dan menyebar ke seluruh dunia.

Sebenarnya sih ya, kalau kamu tinggal di kota-kota yang ada bandaranya atau di area yang memang dilintasi jalur pesawat, constrail ini bisa cukup sering kamu lihat, Millens. Kalau dicermati, sebelum ada pandemi seperti sekarang ini, banyak constrail wara-wiri di langit juga, kan?

Jadi, nggak usah mudah percaya dengan hoaks-hoaks yang belum jelas, ya? (Kom, Boo/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: