BerandaHits
Selasa, 18 Agu 2025 13:01

Hasil Studi Terbaru: Tomat adalah Leluhur Kentang Modern

Hasil studi terbaru menyebutkan bahwa tomat merupakan leluhur dari kentang modern. (Lentera)

Bermaksud mengembangkan kentang hibrida baru, ilmuwan justru berhasil membuktikan bahwa leluhur dari kentang modern yang kita konsumsi adalah tomat, yang lahir dari peristiwa hibridisasi jutaan tahun lalu.

Inibaru.id - Meski sama-sama berasal dari genus Solanum, tomat dan kentang memiliki karakter yang berbeda. Kentang (Solanum tuberosum) muncul pada bagian akar yang terbenam di tanah, sedankan buah tomat (Solanum lycopersicum) tumbuh di ranting.

Namun, siapa menyangka jika kentang modern, sumber karbohidrat yang biasa kita kukus, panggang, atau goreng ini ternyata punya "darah" tomat sebagai leluhurnya. Yap, itu bukan lelucon.

Sebuah temuan terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Cell mengungkap bahwa kentang muncul dari hibridisasi purba antara leluhur tomat dan tanaman hasil bumi sejenis kentang.

Sekitar 9 juta tahun lalu, di wilayah Andes yang tengah terangkat, dua garis silsilah tanaman yakni pe­tomato proto-tomat (Solanum sp.) serta Solanum Etuberosum bertemu dan menyatu. Kombinasi genetik ini menciptakan garis keturunan baru yang kemudian tumbuh menjadi tanaman kentang modern.

Ihwal Mula Penelitian

Perlu kamu tahu, kentang adalah tanaman pokok ketiga terpenting di dunia. Selama ini, para petani membudi daya kentang dengan menanam sebagian umbi ke dalam tanah. Dilihat dari mana pun, agak mengherankan mengetahui bahwa tomat yang bisa ditanam melalui biji adalah nenek moyang dari kentang.

Namun, fakta ini telah terkonfirmasi dan penelitian tersebut valid. Sanwen Huang, ahli biologi genom di Agricultural Genomics Institute di Shenzhen, Tiongkok, yang terlibat dalam penelitian ini mengaku tengah dalam misi untuk mengembangkan kentang hibrida baru saat fakta ini mencuat.

"Kentang seperti yang kita kenal sekarang mengandung banyak mutasi yang dapat membuat tanaman ini lebih rapuh," tutur Huang dikutip dari National Geographic (31/7.2025). "Kami ingin membersihkannya."

Selanjutnya, para peneliti pun melakukan analisis mendalam terhadap 450 genom kentang budi daya dan 56 varietas liar. Hasil studi menunjukkan bahwa tomat menyumbang gen SP6A, semacam sinyal pembentuk umbi, sedangkan Etuberosum menyumbang gen IT1 yang mengatur batang bawah tanah pembentuk umbi.

Akar dari Evolusi Kentang

Hasil kombinasi unik antara tomat dengan etuberosum menjadi akar dari evolusi kentang. (Freepik)

Hasil kombinasi unik antara tomat dengan etuberosum ini kemudian menjadi akar evolusi kentang sebagai tanaman penyimpan energi bawah tanah, yang kemudian bertransformasi menjadi salah satu bahan pangan utama manusia sekaligus memperkaya khazanah kuliner dunia.

Temuan ini nggak hanya memperkaya ilmu evolusi tumbuhan, tapi juga membuka jalan dalam breeding kentang modern, terutama untuk mengatasi keterbatasan mutasi merugikan, memperkuat ketahanan terhadap iklim, dan bahkan mengeksplorasi ide hibrida seperti tomat-berumbi (pomato).

Sebagaimana kita tahu, sekitar 2013 lalu pernah beredar kabar tentang "Tomtato", kependekan dari tomato dan potato di Inggris. Kala itu, perusahaan hortikultura Thompson & Morgan mengembangkan tanaman tomat yang bisa berbuah sekaligus mampu menumbuhkan umbi kentang pada akarnya.

Tanaman ini menumbuhkan lebih dari 500 buah tomat ceri dengan cita rasa manis dan segar serta kentang berukuran cukup besar di dalam tanah sekaligus. Usianya hanya satu musim dan dijual seharga 14,99 paun kala itu.

Bukan Rekayasa Genetika

Direktur Hortikultural Thompson & Morgan, Paul Hansord, menegaskan bahwa budi daya dua komoditas itu bukanlah rekayasa genetika, meski terlihat demikian. Tomtato lahir dari teknik menyambung. Hansord mengklaimnya sebagai tanaman pertama yang diproduksi secara komersial dengan rasa yang memuaskan.

“Hasil akhirnya jauh lebih unggul daripada yang saya harapkan,” ujarnya kala itu.

Hansord bercerita, ide Tomtato muncul hampir dua dekade sebelum tanaman ini berhasil dibudidayakan. Kala itu, ada yang menanam kentang di bawah pohon tomat sebagai lelucon. Dari situlah kemudian tim mulai mencoba mewujudkannya.

Butuh keterampilan tinggi untuk menyambung batang tomat dan kentang agar tumbuh seimbang. Sebelumnya, produk serupa bernama "Potato Tom" juga sempat diluncurkan di Selandia Baru.

Hasil studi yang mengatakan bahwa tomat adalah nenek moyang kentang menjadikan budi daya potato-tomato ini menjadi relevan. Jika memang bisa ditanam dalam satu tumbuhan, tentu saja ini menjadi kemajuan yang penting di sektor pertanian, bahkan ketahanan pangan. (Siti Khatijah/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: