BerandaHits
Senin, 30 Agu 2020 13:07

Eksis Selama 3 Abad, Begini Jejak Evolusi Denim

Celana denim menjadi pakaian paling populer di dunia. (Skynetphoto)

Hampir bisa dipastikan pakaian berbahan denim bisa ditemukan di tiap lemari. Siapa sangka bahan ini sudah ada sejak 300 tahun lalu dan selamat dari perubahan mode. Yuk, simak bagaimana denim berevolusi dari masa ke masa.

Inibaru.id - Barangkali kamu setuju jika denim adalah bahan paling populer di dunia. Nggak bisa dimungkiri, bahan ini memberi kesan luwes.

Apa saja yang kamu padu-padankan dengan denim terasa pas baik formal maupun nonformal. Nggak heran jika denim tidak pernah tergerus meski tren fesyen berubah.

Nah, kalau kamu salah satu pencinta denim? Nggak ada salahnya kan menyimak sejarah bahan yang berusia 300 tahun ini.

Awal Kemunculan dan Popularitas

Denim banyak dipakai koboi dan pekerja laki-laki. (the idleman)

Dulu, celana panjang berbahan denim dikenakan para pekerja lelaki pada 1800-an. Celana ini dikenal dengan waist overall.

Seorang penjahit bernama Jacob Davis yang bermitra dengan pengusaha Levi Strauss berinovasi dengan menambahkan paku metal pada bagian kantong celana dan resleting berbentuk kancing. Hal ini bertujuan agar celana lebih awet. Tepatnya pada 20 Mei 1873, celana jeans pertama lahir.

Kepopuleran blue jeans muncul pada era 1920-1930-an di Amerika Serikat. Saat itu pekerja tambang, koboi, dan pekerja laki-laki lainnya memakainya. Maklum, mereka memerlukan pakaian yang tahan untuk kondisi lingkungan kerja yang keras.

Barulah pada 1936, Levi Strauss memberi label signature pada bagian kantong belakang. Saat itu, menaruh label desainer pada bagian luar pakaian nggak lazim. Kemudian oleh Vogue, citra jeans nggak lagi ditampilkan sebagai pakaian untuk pekerja laki-laki. Dalam salah satu edisi pada 1930-an, seorang model mengenakannya. Jeans naik tingkat.

Simbol dalam Jeans dari Masa ke Masa

1950-an

Denim nyatanya nggak cuma sebatas pelengkap fesyen. Dia juga menjadi simbol dalam gejolak kehidupan. Pada 1950, jeans berbahan denim diidentikkan dengan pemberontakan. Sebabnya, industri perfilman yang saat itu mengemasnya demikian.

James Dean dan Marlon Brando yang saat itu menjadi ikon kultur pop memopulerkan denim dalam film-film yag mereka mainkan. Saat itu julukan mereka adalah "bad boy". Setelah itu para remaja mengikuti tren ini untuk membentuk citra diri menolak kemapanan.

Akibatnya, sejumlah sekolah melarang penggunaan blue jeans karena dianggap provokatif.

Meski mendapat pencekalan di sekolah, nyatanya sejumlah brand besar tetap meraup keuntungan besar.

1960-an

Jeans hadir dalam berbagai warna dan model. (via idntimes)

Jeans juga dimaknai sebagai simbol kebebasan pada 1960-an. Saat itu, tengah digaungkan kebebasan dan perdamaian oleh pergerakan hippie. Melalui personalisasi jeans, pakaian ini dianggap sebagai wujud kebebasan berekspresi.

Banyak jeans dengan bordiran, warna cerah, stone washing, hingga emblem memenuhi pasaran. Model jeans yang terkenal adalah bell bottom dan low-rise hip hugger. O ya, tahun tersebut juga mengawali kemunculan doubel denim dan jaket denim.

1970-an

Farrah Fawcett yang disebut sebagai ikon seks kerap menggunakan jeans. (Getty Image)

Pada era 1970-an, denim menjadi simbol seksualitas. Beberapa figur yang dielu-elukan sebagai simbol seks waktu itu menjadikan pakaian berbahan denim menjadi bagian dari gaya mereka. Sebut saja pemeran Charlie’s Angels Farrah Fawcett dan model Lauren Hutton yang kerap mengenakannya. Model yang saat itu populer adalah rok dan rompi denim.

Naik Daun

Jeans benar-benar dianggap naik daun pada 1980-an. Gara-gara iklan Calvin Klein yang menampilkan seorang model bernama Brooke Shields yang kala itu masih 15 tahun, banyak desainer melirik bahan ini menjadi line clothe mereka. Tentu saja jeans menjadi simbol status sosial. Model jeans yang terkenal adalah stone wash, acid wash, dan ripped jeans.

Ini lo yang namanya low-rise jeans. (via wikipedia)

Satu dekade berikutnya, format jeans berubah menjadi lebih santai. Hal ini ditengarai masuknya tren grunge dalam musik pada 1990-an. Banyak orang terutama remaja memburu carpenter jeans yang memiliki banyak kantong. Tren berpakaian berbahan denim dari atas sampai bawah merupakan hal yang lazim. Para remaja perempuan juga gandrung pada overall dan shortall. Eh, baggy jeans juga berjaya karena kebangkitan musik hip hop pada masa ini.

Model jeans terus mengalami perkembangan hingga era 2000-an. Dipopulerkan idola saat itu seperti Britney Spears dan Christina Aguilera. Mereka dikenal mengusung gaya ultra low-rise jeans. Adapun model yang terkenal pada awal era ini adalah flare and boot cut.

Baru pada pertengahan 2000-an, model jeans yang paling banyak diminati adalah skinny. Mau ke mana pun untuk urusan apa pun, orang mengenakannya. Tren fesyen yang juga mengemuka di kalangan perempuan saat itu adalah boyfriend jeans. Pada era itu juga banyak bermunculan brand baru yang menyita perhatian seperti 7 For All Mankind, Citizens of Humanity, dan Hudson Jeans.

Boyfriend jeans menjadi tren baru. (via idntimes)

Meski era 2000-an lewat, jeans masih menunjukkan taringnya. Sejak 2010-an hingga sekarang, model jeans memperlihatkan keragaman. Namun skinny jeans tetap menjadi pilihan utama para perempuan. Pada beberapa tahun terakhir, model straight leg menjadi tren baru berkat para style blogger dan fashion blogger.

Eits, seolah pengin mengapresiasi mereka yang bertubuh curvy, tren hight waisted hadir. Jenis ini banyak dilirik kaum selebriti termasuk model ternama Gigi Hadid. Nggak cuma itu, hampir semua tipe jeans tetap ramai pemakai.

Hm, beneran nggak ada matinya ya. Eh, kalau kamu punya model jeans yang mana saja nih, Millens? (Elle/IB21/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: