BerandaHits
Kamis, 2 Jun 2021 17:00

Duh, Angka Perceraian di Indonesia Semakin Meningkat

Angka perceraian di Indonesia meningkat. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Dibandingkan dengan data 2015, BPS mencatat angka perceraian di Indonesia meningkat secara signifikan. Hal ini ironis karena belakangan kampanye menikah cukup gencar di media sosial.

Inibaru.id – Meski belakangan kampanye menikah muda lumayan masif di Indonesia, hal ini ternyata juga diimbangi dengan fakta ironis lain, yakni angka perceraian di Indonesia yang juga semakin meningkat. Seberapa besar ya peningkatan ini?

Kalau menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2015 lalu, setidaknya, 5,89 persen pasangan melakukan perceraian. Kalau disajikan dalam angka, jumlah ini sekitar 3,9 juta dari total pasangan yang menikah sekitar 67,2 juta pasangan.

Pada 2020 lalu, angka ini meningkat jadi 6,4 persen. Jadi, sekitar 4,7 pasangan bercerai (hidup) dari total sekitar 72,9 juta pasangan yang menikah. Data-data ini diambil dari putusan perceraian yang ada di Peradilan Agama di Indonesia.

Nah, kalau menurut data yang dipegang Lokadata di Jawa dan Bali, disebutkan bahwa tempat dengan tingkat perceraian paling tinggi di Indonesia pada 2020 lalu adalah Kabupaten Kendal. Persentasenya mencapai 9,1 persen, naik drastis dari 4,6 persen pada 2015 lalu. Kenaikan persentase perceraian yang mencapai 5,9 persen ini jauh lebih tinggi dari kenaikan rata-rata nasional pada 2020 yang mencapai 6,4 persen.

Selain Kendal, wilayah lain dengan tingkat perceraian yang tinggi lainnya adalah Cirebon (Jawa Barat). Nah, kalau di luar Jawa-Bali, tingkat perceraian tinggi juga terjadi di Kabupaten Puncak Jaya serta Batu Bara.

Ada banyak alasan yang membuat pasangan bercerai. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Kalau menurut Wakil Panitra Pengadilan Agama Kabupaten Kendal M Muchlis, alasan utama kasus perceraian di Kendal adalah pertengkaran antar-pasangan terus-menerus, faktor ekonomi, serta salah satu pihak memutuskan untuk meninggalkan pasangannya.

Sebab "Remeh" Pasangan Bercerai

Sementara itu, penelitian yang dilakukan psikolog John Gottman dari University of Washington, Amerika Serikat menghasilkan empat hal mendasar yang bisa memicu perceraian. Berikut adalah beberapa di antaranya.

· Penghinaan

Jangan salah, menghina, baik itu dengan kata-kata ataupun dengan perbuatan bisa memicu perceraian, lo. Hal ini sudah menunjukkan kesan nggak percaya dan meremehkan. Jika sampai sudah begini dan nggak ada perbaikan apapun, maka hubungan antar-pasangan sangat sulit untuk kembali harmonis.

· Salah Satu Pihak Memutuskan untuk Diam dan Nggak Lagi Bicara

Sejumlah pasangan memutuskan untuk diam dan nggak lagi berbicara usai berbeda pendapat atau bertengkar. Alasannya macam-macam. Ada yang sudah lelah, ada juga yang sudah benar-benar jengah. Intinya, mereka sudah nggak lagi untuk berkomunikasi dan mengabaikan pasangannya.

· Nggak Mau Merasa Bersalah

Jika memang bersalah, sebaiknya meminta maaf atau setidaknya mengakui kesalahannya. Jika nggak, maka perselisihan akan sulit diselesaikan dan bisa berujung pada perceraian pasangan.

· Menyerang Pribadi dan Nggak Lagi Fokus dengan Permasalahan

Bukannya menyelesaikan permasalahan, sejumlah pasangan yang akhirnya bercerai memilih untuk menyerang pribadi pasangannya. JIka sudah begini, masalah nggak selesai dan kebencian semakin memuncak.

Empat sebab di atas mungkin bukan yang menjadi sebab meningkatnya kasus perceraian di Indonesia. Tapi, bukan nggak mungkin bisa menjadi pemicu. Jadi, pastikan kamu dan pasangan siap secara mental sebelum mengarungi rumah tangga. Kedewasaan dalam menyelesaikan konflik menjadi penentu langgengnya perkawinan.

Jadi, kalau calonmu masih suka menghilang setelah bertengkar, mending pikir-pikir lagi deh kalau mau menikah. (Lok/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: