BerandaHits
Senin, 29 Mar 2020 15:00

Dilema Pengepul Sampah di Tengah Corona, Tetap Beli Tapi Tak Bisa Jual

Pengepul sampah di TPA Jatibarang nggak dapat pemasukan. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kebijakan bekerja dari rumah oleh pemerintah berimbas pada berbagai sektor. Para pengepul sampah yang mengandalkan pendapatan harian kini terpaksa terus membeli barang dari pemulung meskipun nggak bisa menjual ke pabrik pengolahan sampah yang tutup. Apa kata mereka?

Inibaru.id - Imbauan pemerintah agar masyarakat bekerja dari rumah membuat beberapa kantor dan pusat keramaian tutup. Nggak heran, beberapa sektor hampir lumpuh karena kebijakan simalakama yang satu ini.

Pagi itu Karmadi, pengepul sampah di TPA Jatibarang Semarang terlihat lesu karena belum mendapatkan pemasukan. Laki-laki ini menjadi salah satu pihak yang merasakan dampak dari kebijakan Work From Home ini.

Karmadi yang setiap harinya mangkal di dekat TPA untuk menunggu pemulung menyetorkan sampah padanya mengaku pusing karena pabrik tempatnya menjual sampah kini tengah tutup.

“Yang biasanya membeli nggak mau datang, datang ke sana pabriknya tutup,” keluhnya.

Selama 10 hari belakangan dia mengaku nggak bisa mengirim sampah ke pabrik pengolahan plastik. Selain itu, pembayaran yang seharusnya dia peroleh dari beberapa pihak tersendat. Kini, Karmadi harus putar otak agar usahanya nggak kacau. Laki-laki ini mengaku terpaksa menurunkan harga sampah yang disetorkan kepadanya.

“Ya pemulung tetap cari. Tapi sementara harganya turun,” imbuhnya.

Karmadi dan Giono. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Sebagai Warga Negara Indonesia, dia sangat mendukung upaya pemerintah untuk mencegah penularan corona. Namun dia juga berharap pemerintah menyiapkan rencana untuk "menyelamatkan" pekerja sektor informal sepertinya.

“Nggak papa, tapi kalau pemerintah ngasih trus ngutangi duit saya ya mau,” selorohnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Giono yang juga merupakan pengepul sampah. Menurutnya pemerintah juga perlu memikirkan solusi untuk pekerja sepertinya. Cara terbaik yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah cek lapangan.

“Di sini jual beli semua, ndak bisa kalau kayak gini. Situasi kayak gini berdampak pada banyak bidang,” timpal Giono.

Ya, mereka berdua merupakan contoh pekerja harian yang harus terus ikut menanggung kesulitan ekonomi akibat corona. Semoga situasi seperti ini segera berakhir ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024

Lindungi Anak dari Judol, Meutya Hafid: Pengawasan Ibu Sangat Diperlukan

13 Nov 2024

Diusulkan Jadi Menu Makan Sehat Gratis, Bagaimana Nutrisi Ikan Sarden?

14 Nov 2024

Mencicipi Tahu Kupat Bu Endang Pluneng yang Melegenda Sejak 1985

14 Nov 2024

PP Penghapusan Utang: Beban Utang Nelayan Rp4,1 Miliar di Batang Dihapus

14 Nov 2024

Tanda Kiamat Semakin Bertambah; Sungai Eufrat Mengering!

14 Nov 2024

Sah! Nggak Boleh Ada Pembagian Bansos dari APBD Jelang Coblosan Pilkada

14 Nov 2024

Pesan Sekda Jateng saat Lantik 262 Pejabat Fungsional: Jangan Anti-Kritik!

14 Nov 2024