BerandaHits
Selasa, 31 Agu 2020 07:47

Diduga Salah Diberi Obat hingga Puskesmas Abai, Bayi 5 Bulan di Bojonegoro Meninggal

Ilustrasi bayi. (Channeldo.com)

Seorang bayi berusia lima bulan di Bojonegoro dikabarkan meninggal karena diduga kesalahan pemberian obat. Hal ini menjadi sorotan masyarakat karena unggahan sang tante bayi di media sosial hingga sampai ke telinga Dinas Kesehatan setempat.

Inibaru.id – Kasus meninggalnya bayi perempuan di Bojonegoro, Jawa Timur kini tengah menjadi sorotan masyarakat hingga Dinas Kesehatan. Keramaian ini muncul usai tante bayi malang tersebut mengunggah foto dan kronologi kejadian itu.

Menurut versi sang tante, bayi bernama Rahma Sheva Kamila tersebut awalnya mengalami sakit namun nggak mendapatkan perawatan di Puskesmas Purwosari hingga mencari pertolongan ke rumah sakit. Sayangnya, nyawa bayi kecil tersebut nggak bisa diselamatkan.

Kronologi

Melalui akun twitter @AlayyaBie, sang tante menumpahkan kekecewaannya terhadap penanganan tenaga kesehatan setempat. Dia pun mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut benar adanya. Sayangnya, unggahannya di twitter tersebut sudah nggak bisa ditemukan pada Senin (31/8).

Menurut keteranggannya, bayi Sheva dibawa ke bidan desa setempat pada pukul 16.00 WIB dan diberikan obat berupa paracetamol dan inamid. Bukannya tambah baik, Sheva mengalami diare parah, lemas, dan suhu badan tinggi.

Iustrasi Sheva mengalami demam tinggi. (SehatQ)

Mengetahui hal tersebut, dirinya bersama ibu Sheva membawanya ke Puskesmas Purwosari pada pukul 21.00 WIB. Sayangnya petugas puskesmas memintanya untuk kembali membawa pulang Sheva.

“Pulang dulu ya bu, kalau mata cekung, bibir biru, mencret 7 kali, lagi” ungkap sang tante menceritakan kronologi.

Akhirnya dirinya membawa bayi Sheva ke PKU Kalitidu dan mendapatkan perawatan dokter. Pada Minggu (23/8) kondisi Sheva tampak membaik. Matanya mulai segar namun masih mencret dan panas tinggi.

“Dokter bilang kalau mata sudah cekung begini bahaya, saya dan kakak hanya bisa berdoa,” ujarnya.

Pada Senin (24/8), dokter kembali memeriksa kondisi Sheva dan diketahui suhunya mencapai 40 derajat dan mengalami sesak napas. Dia diberi oksigen dan dilarikan ke UGD. Lalu Sheva dibawa ke RS Aisyiyah pada pukul 09.30 WIB dan diberi tahu oleh dokter bahwa obat inamid yang diberikan oleh bidan nggak dianjurkan untuk bayi karena berdosis tinggi.

Ilustrasi inamid. (Pixabay.com)

Sang tante mengatakan bahwa sang dokter juga ikut geram. Bahkan obat tersebut diketahui telah merusak otak, pembuluh darah dan otak Sheva. Kondisi Sheva semakin memburuk hingga dinyatakan meninggal pada pukul 12.00 WIB.

"Yang saya sayangkan, kenapa saat di puskesmas tidak diterima dengan baik, untuk mengetahui lebih jelas kondisi Sheva," ungkap sang tante.

Mengetahui hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro Ani Pudjiningrum pun ikut turun tangan. Dirinya mengucapkan belasungkawa terhadap keluarga Sheva. Ani juga meminta maaf jika ada pelayanan tenaga medis yang kurang maksimal.

"Ini sebagai bahan kami untuk berbenah meningkatkan dan memperbaiki pelayanan, mulai bidan praktik swasta, perawat praktik swasta, dokter praktik swasta, puskesmas, dan rumah sakit di seluruh jajaran," ungkapnya pada Sabtu (29/8).

Namun begitu, dirinya menampik jika ada kesalahan pemberian obat oleh bidan setempat. Hmm, semoga kejadian serupa nggak terjadi lagi ya, Millens! (Tri/IB27/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: