BerandaHits
Minggu, 24 Agu 2019 17:23

Dian Sastro Bagikan Tips Tangani Anak Autisme Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Keluarga Dian Sastrowardoyo. (Instagram/therealdisastr)

Dian Sastrowardoyo menceritakan pengalamannya menangani anak sulungnya yang pernah didiagnosis autisme. Dia juga membeberkan langkah yang diambilnya untuk menangani anak sulungnya itu.

Inibaru.id – Aktris Dian Sastrowardoyo buka suara tentang anak sulungnya Syailendra Naryama Sastraguna Sutowo yang pernah didiagnosis autisme. Dalam konferensi pers Special Kids Expo (SPEKIX), Sabtu (24/8/2019), Dian mengungkapkan semua yang dia lakukan untuk menyembuhkan anaknya.

Kecurigaan Dian bermula saat anaknya berusia enam bulan. Dian mengaku Syailendra nggak menunjukkan tujuh tanda, yakni ketertarikan, menunjuk, kontak mata lebih dari dua detik, memberi reaksi ketika dipanggil, mengikuti arahan, dan bermain sandiwara.

“Anak saya nggak memiliki ketertarikan untuk main sama anak lain. Mungkin dia emang anti sosial karena bapaknya juga nggak punya banyak teman. Saya juga sedih saat itu karena anak saya nggak bisa kontak mata sama saya,” ujar Dian.

Syailendra juga harus meminjam tangan Dian untuk menunjuk sesuatu. Bahkan hingga usia dua tahun, Syailendra belum bisa meniup lilin.

Melihat tanda-tanda tersebut pada putranya, Dian memutuskan untuk membawa Syailendra ke dokter tumbuh kembang.

“Akhirnya saya bawa ke dokter dan psikolog. Setelah cek ke tiga dokter ternyata emang benar berkebutuhan khusus. Saat itu usia anak saya delapan bulan,” lanjutnya.

Memiliki anak yang didiagnosis autisme nggak membuat Dian putus asa. Setelah terdeteksi di usia delapan bulan, Dian justru gencar untuk mencari bantuan ahli supaya putra sulungnya mendapat penanganan yang tepat.

“Kita langsung intervensi aja. Langsung melakukan terapi okupasi, terap berbicara, dan terapi perilaku.”

Terapi okupasi adalah olahraga seperti koordinasi kaki dengan lari atau jalan. Dian menambahkan, terapi berbicara dan perilaku ini sangat penting. Terapi itu melatih anak untuk berkomunikasi dan punya eye contact.

“Satu keluarga saya kompakin, sampai eyang juga. Kita buat kesepakatan untuk nggak memberikan apapun ke Syailendra mau nggak mau sampai dia minta dengan bicara. Karena kita cuma mau dengar dia ngomong pakai eye contact,” jelas Dian.

Setelah menjalani terapi okupasi tersebut, keadaan Syailendra berangsur membaik. Pada usia enam tahun, Syailendra sudah dianggap nggak memerlukan terapi apapun lagi.

"Sekarang kemampuan sosialnya sudah meningkat, sudah bisa curhat sama saya, sudah bisa jahil planning mau ngerjain adiknya. Dia juga mulai punya ketertarikan untuk punya temen. Jadi intervensi yang sangat early itu saya ngerasain banget manfaatnya.”

Atas hal yang dialaminya tersebut, Dian mengimbau kepada semua ibu agar percaya pada instingnya dan cepat-cepat memeriksakan anak pada ahli bila memiliki tanda-tanda autisme.

"Saya lumayan sedih karena nggak semua anak ceritanya sesukses saya. Ada juga anak yang early intervention dan hasilnya nggak secepat anak saya," pungkasnya.

Untuk para ibu yang anaknya mengidap autisme, jangan pernah lelah untuk selalu memberikan terapi dan perhatian khusus, ya. Semangat! (IB18/E04)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: