BerandaHits
Rabu, 8 Jun 2021 11:00

Diajarkan di Sekolah, Kok Kasti Nggak Pernah Dipertandingkan di PON?

Kasti sering diajarkan di sekolah, tapi nggak pernah dipertandingkan di PON atau Olimpiade. (Gurupandai.com)

Kasti sering dimainkan dan diajarkan di sekolah-sekolah, khususnya SD. Hanya, kalau kamu cermati, yang dipertandingkan di PON atau Olimpiade justru softball atau baseball yang sekilas mirip tapi ada perbedaannya dengan kasti.

Inibaru.id – Waktu sekolah, pasti guru olah ragamu pernah setidaknya sekali mengajarkan permainan kasti. Bisa jadi, kamu dan teman-teman sekelasmu bahkan beberapa kali bertanding kasti di lapangan atau halaman sekolah. Nah, kalau kamu cermati, cabang olah raga kasti ini nggak pernah dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) atau bahkan Olimpiade. Ini olah raga beneran ada cabang resminya nggak, sih?

Kasti termasuk dalam permainan olah raga beregu. Peralatannya hanyalah tongkat kayu untuk memukul bola berukuran kecil. Tongkat kayunya berukuran 50 sampai 60 cm. Nah, yang bikin heran adalah, seringkali kita memainkan olah raga kasti dengan bola kecil berukuran hijau yang sebenarnya diperuntukkan untuk tenis lapangan.

Cara memainkannya pun sederhana. Setiap pemain di satu regu akan bergantian memukul bola dengan tongkat. Rekan-rekannya berlarian untuk mencapai satu titik ke titik lainnya. Sementara itu, tim lawannya ada yang bertugas melempar bola, ada juga yang berjaga untuk menangkap bola yang berhasil dipukul. Semakin cepat bola ditangkap, besar kemungkinan bola dikenakan ke tim lawan demi mendapatkan poin.

Sekilas, permainan ini mirip dengan olah raga yang dipertandingkan di ajang-ajang resmi seperti softball atau baseball, ya Millens. Tapi, softball dan baseball memakai jenis bola yang berbeda, bukannya bola tenis. Di baseball, ada juga peralatan khusus seperti helm, sarung tangan penangkap bola, dan lain-lain.

Kalau saat memainkannya di sekolah-sekolah, jarang yang sampai memakai helm apalagi sarung tangan. Paling mentok juga memakai baju olah raga sekolah lengkap dengan sepatu. Kalau memainkannya di kampung, bisa jadi kita memainkannya sambil bertelanjang kaki. Tongkat pemukulnya juga bisa diambil dari tongkat apapun.

Bola untuk bermain kasti justru memakai bola tenis lapangan, bukan bola untuk softball atau baseball. (Flickr/llee_wu)

Sejarah Kasti

Konon, kasti sudah sering dimainkan anak muda Inggris sejak 1744. Nah, kalau aturan resmi permainannya muncul pada 1828 di buku The Boy edisi kedua yang ditulis William Clarce. Buku ini diterbitkan di London.

Meski begitu, aturan permainan kasti baru benar-benar diresmikan pada 1884 oleh Athletic Association Gaelic yang ada di negara tetangga Inggris, Irlandia. Inggris dan Skotlandia baru mengadopsi asosiasi untuk kasti mulai 1889.

Lantas, bagaimana bisa kasti jadi olah raga yang lumayan populer di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia? Kalau yang ini sih masih belum ada catatan sejarahnya, Millens. Banyak yang percaya kalau kasti diperkenalkan para penjajah dan kemudian jadi olah raga yang digemari masyarakat.

Meski kini semakin jarang dimainkan anak-anak di lapangan-lapangan kampung, kasti masih diajarkan di sekolah, lo. Kalau kita kembali ke pertanyaan awal, apakah kasti nggak termasuk olah raga resmi? Jawabannya nggak karena hal ini sebenarnya lebih ke permainan saja. Ada yang menyebut kasti bahkan termasuk dalam permainan tradisional meski sebenarnya secara permainan dan aturan mengadopsi permainan dari negara lain.

Kalau kamu mau mencari pertandingan olah raga resmi yang mirip dengan kasti, ya tentu harus melihat softball atau baseball, Millens. Aturan dan keseruannya mirip, kok. (Wis, Kum/ IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024