BerandaHits
Sabtu, 3 Jul 2020 10:47

Di Papua, Demi Dapatkan Sekardus Mi Instan, Warga Menukarnya dengan Emas!

Wilayah Maining di Pegunungan Bintang masih tertinggal. Dampaknya harga sembakonya melonjak tinggi. (Antara)

Kawasan Korowai yang terletak di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua mengalami lonjakan harga bahan pokok gila-gilaan. Untuk mendapatkan sekardus mi instan, warga bahkan sampai menukarnya dengan emas. Kok bisa, ya?<br>

Inibaru.id - Harga bahan pokok mengalami peningkatan gila-gilaan di pedalaman Papua. Di kawasan tambang emas tradisional di Korowai, tepatnya di Maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang, harga satu karung beras yang berisi 10 kilogram bisa mencapai Rp 2 juta!

Nggak hanya beras yang mahalnya bukan main, harga sekardus mi instan juga ikut melonjak. Ada yang membelinya seharga Rp 1 juta. Bahkan, ada warga yang sampai menukarnya dengan emas dua gram!

Salah seorang pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining Hangki Yaluwo menyebut harga sebungkus mi instan di Kurowai pada Rabu (1/7/2020) lalu mencapai sekitar Rp 25 ribu.

"Beras 10 kilogram itu (harganya setara) emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," kata Yaluwo.

Hara satu karung beras bisa sama mencapai Rp 2 juta. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Selain bahan makanan pokok, harga bahan-bahan kebutuhan lainnya juga meningkat drastis. Sebagai contoh, sekaleng besar ikan dijual dengan harga Rp 150 ribu. Bahkan, untuk membeli ponsel, harganya bisa mencapai 10 gram hingga 25 gram emas!

Meskipun diapit lima kabupaten, yakni Kabupaten Pegunungan Bintang, Yahukimo, Asmat, Boven Digoel, dan Kabupaten Mappi, tetap saja hal itu nggak membuat wilayah Korowai maju. Bahkan, bisa dibilang daerah tersebut masuk kawasan terisolir dan tertinggal.

Untuk menjangkau wilayah tersebut, warga harus menggunakan helikopter dari Kabupaten Boven Digoel. Selain lewat transportasi udara, warga juga bisa menggunakan long boat dari Boven Digoel selama satu hari dan berjalan kaki selama dua hari menuju kawasan tambang Korowai.

Harga lonjakan sembako di Kawasan Korowai juga ditambah dengan belum adanya sentuhan pembangunan pemerintah. (Inibaru.id/ Audrian F)<br>

Ben Yarik, salah seorang warga di Dusun Kali Dairam Korowai di Maining 33 mengatakan, suku Korowai adalah penghuni asli kawasan itu. Sayangnya, pemerintah belum pernah menyentuh daerah tersebut dengan pembangunan. Kondisinya masih sangat tertinggal hingga saat ini.

Menurut Ben, tambang emas tradisional adalah salah satu mata pencaharian utama masyarakat setempat. Dia berharap besar pemerintah nggak menutup penambangan tradisional tersebut.

"Kasihan ini, banyak masyarakat tidak lagi diperhatikan dan terus tertinggal. Selagi masih ada emas yang menjamin," ujarnya.

Semoga saja pemerintah bisa memberikan perhatian lebih baik bagi kawasan Korowai agar pembangunan lebih merata dan harga bahan pokok nggak mahal, ya Millens. (Lin/IB28/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: