BerandaHits
Rabu, 19 Mei 2020 11:46

Desa Di Kebumen Terapkan Denda Rp 500 Ribu Jika Pemudik Langgar Karantina

Desa Di Kebumen Terapkan Denda Rp 500 Ribu Jika Pemudik Langgar Karantina

Pemudik yang menolak karantina di Desa Grenggeng, Kebumen akan didenda 500 ribu. (Inibaru.id/Triawanda Tirta Aditya)

Meski mudik dilarang oleh pemerintah, tetap saja banyak masyarakat yang melakukannya. Hal ini membuat desa-desa yang menjadi tujuan pemudik menerapkan aturan demi mencegah penularan virus corona. Salah satunya adalah penerapan denda bagi pemudik yang menolak karantina.

Inibaru.id – Pemerintah sebenarnya masih melarang mudik. Hanya, larangan ini ternyata nggak benar-benar dipatuhi sebagian masyarakat. Dalam realitanya, masih banyak orang yang mudik ke kampung halaman. Hal ini membuat pemerintah desa pun memutuskan untuk menjalankan karantina demi mencegah penularan virus corona.

Meski begitu, banyak warga yang nggak patuh melakukan isolasi diri. Mereka tetap melakukan aktivitas sehari-hari karena merasa sehat. Hal ini ternyata membuat Pemerintah Desa Grenggeng, Kecamatan Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah, resah.

Jengah dengan pemudik yang bandel, Pemerintah Desa Grenggeng memutuskan untuk mendenda pemudik yang nggak mau melakukan karantina sebanyak Rp 500 ribu. Denda ini diberlakukan pada warga yang kedapatan keluar dari tempat isolasi atau melepas gelang identitas selama masa karantina mandiri 14 hari.

"Para ODP yang menggunakan gelang harus karantina mandiri. Ini penting, untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Bagi setiap perantuan yang datang ke Desa Grenggeng wajib mengikuti aturan ini, jika tidak maka akan didenda Rp 500 ribu," ungkap Kepala Desa Grenggeng, Eri Listiawan.

Selain denda, pemerintah Desa Grenggeng sudah menerapkan protokol pencegahan penularan virus corona bagi warga yang datang dari luar daerah. Sesampainya di perbatasan desa, para pemudik akan dicek suhu tubuhnya. Lalu, mereka diwajibkan memakai gelang berwarna merah mudah sebagai tanda bagi orang dalam pemantauan (ODP).

Proses ini dilakukan di sembilan titik gerbang desa yang dijaga oleh masyarakat setempat. Para pemudik yang pulang akan langsung didata dan terus dipantau demi memastikan mereka benar-benar melakukan karantina mandiri.

Pemeriksaan para pemudik (Inibaru.id/Audrian F)
Pemeriksaan para pemudik (Inibaru.id/Audrian F)

Hingga hari ini, Selasa (19/5/2020), sudah ada ratusan pemudik yang pulang ke Desa Grenggeng. Rinciannya adalah 449 berstatus ODP. Dari jumlah tersebut, 17 orang masih harus menjalani masa karantina.

"Kalau sampai ada yang mau keluar dari rumah, masyarakat yang akan menjadi pemantau supaya tidak keluar rumah. Alhamdulillah sampai sekarang Grenggeng masih zona hijau, tidak ada yang positif ataupun PDP," ujar Eri.

Bupati Kebumen Yazid Mahfudz mengapresiasi inovasi pencegahan virus corona yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Grenggeng.

“Saya yakin dengan kerjasama yang baik Desa Grenggeng tetap menjadi wilayah zona hijau," ucap Yazid.

Kamu setuju nggak dengan penerapan denda bagi pemudik yang bandel ini? Atau kamu justru memiliki ide yang lebih menarik, nih Millens? (Det/MG29/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ihwal Mula Kampung Larangan di Sukoharjo, 'Zona Merah' yang Pantang Dimasuki Bumiputra

12 Apr 2025

Lagu "You'll be in My Heart" Viral; Mengapa Baru Sekarang?

12 Apr 2025

Demi Keamanan Data Pribadi, Menkomdigi Sarankan Pengguna Ponsel Beralih ke eSIM

12 Apr 2025

Bikin Resah Pengguna Jalan, Truk Sampah Rusak di Kota Semarang Bakal Diperbaiki

12 Apr 2025

Ketika Pekerjaan Nggak Sesuai Dream Job; Bukan Akhir Segalanya!

12 Apr 2025

Lindungi Masyarakat, KKI Cabut Hak Praktik Dokter Tersangka Pelecehan Seksual secara Permanen

12 Apr 2025

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025