BerandaHits
Jumat, 27 Okt 2022 20:05

Deep Work Atau Shallow Work, Kamu Tim yang Mana?

Bisa bekerja sungguh-sungguh dan mengabaikan segala hal yang nggak penting merupakan tantangan buat para pekerja zaman sekarang. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Butuh deep work agar pekerjaan kita berhasil dan berkualitas. Tapi seringnya, kita shallow work sehingga target atau impian kita nggak kunjung tergapai.

Inibaru.id - Coba ingat-ingat, kapan kali terakhir kamu berkonsentrasi penuh lebih dari tiga jam? Berkonsentrasi penuh ini maksudnya fokus berpikir saat menangani pekerjaan atau belajar sesuatu tanpa jeda ya, Millens.

Seringnya, meski bekerja, katakanlah delapan jam sehari, kenyataannya kita jarang benar-benar fokus tanpa teralihkan oleh apa pun. Terkadang konsentrasi pecah karena bunyi notifikasi dari media sosial atau suara panggilan telepon. Atau, kita sendiri yang merasa cepat bosan bekerja atau berpikir, lalu meraih ponsel untuk scrolling media sosial.

Cal Newport dalam bukunya Deep Work mengatakan bahwa zaman sekarang gawai menjadi penyebab para pekerja kehilangan deep work. Deep work menurutnya berarti aktivitas dalam konsentrasi bebas pengalihan, sehingga mendorong kemampuan sampai pada batasnya. Jika melakukan deep work, kita akan menghasilkan nilai baru dan keahlian akan berkembang.

Lalu, apa sebutan bagi pekerjaan yang sering teralihkan oleh gawai atau semacamnya? Namanya adalah shallow work, cara bekerja yang nggak optimal karena teralihkan oleh urusan lain di luar pekerjaan tersebut.

Percaya nggak jika kebiasaan shallow work ini kelamaan akan menurunkan memori kita? Salah satu bukti kecil adalah saat kita nggak pernah terlepas dari Google dalam mencari infomasi. Hanya dengan mengandalkan ketikan jari-jari, memori kita jadi jarang terlatih dan konsentrasi menurun.

Tentunya kita nggak pengin berlarut-larut pada shallow work, kan? Dalam bukunya, Cal Newport memberikan empat tips praktis agar kita bisa meraih deep work.

Work Deeply

Malam hari bagi sebagian orang adalah waktu yang efektif untuk bekerja. (Vstory)

Setiap orang mempunyai cara sendiri untuk bisa bekerja sungguh-sungguh. Misalnya dengan menyendiri di kamar tanpa ada seorang pun boleh mengganggu, bekerja pada tengah malam, atau mengerjakan sesuatu yang penting pada saat anak sudah tidur.

Sebisa mungkin jadikan hal itu sebagai kebiasaan ya! Dengan begitu, kelamaan hal itu akan menjadi habit baru yang berguna untuk diri sendiri.

 Embrace Boredom

Saat bosan melanda di saat kita sedang bekerja, biasakan untuk nggak meraih ponsel sebagai pengalihan. (Equivityva)

Konsentrasi harus dilatih atau dibiasakan dengan cara tetap menjaga fokus meski nggak sedang bekerja. Biasanya godaan datang ketika kita merasa bosan dan cenderung mencari hiburan pada televisi atau ponsel.

Nah, pada saat itu, otak kita nggak terlatih berkonsentrasi sehingga mudah teralihkan. Lalu, harus bagaimana? Nikmatilah kebosanan dan latih kemampuan untuk menahan godaan!

Quit Social Media

Media sosial menjadi alasan tersering orang melakukan shallow work. Padahal, benarkah media sosial memberikan banyak dampak baik pada pekerjaan kita? Jika jawabannya nggak, maka kita perlu mengurangi interaksi di dunia maya.

Mungkin ini terdengar sulit. Tapi, begitulah kenyataanya. Pada akhirnya, media sosial dan deep work adalah dua hal yang bertentangan.

Drain the Sallow

Sebisa mungkin minimalisasikan hal-hal yang mempunyai value rendah dan fokus mengerjakan tugas utamamu. (Hello Sehat)

Golongkan hal apa saja yang membuatmu teralihkan, misalnya mengecek media sosial, menelpon teman, mengikuti rapat, dan hal-hal lain yang mempunyai value rendah. Jika sudah, hilangkan kegiatan itu sebanyak mungkin kamu mampu. Habiskan banyak waktu untuk deep work dan sedikit waktu untuk shallow work.

Itulah cara yang bisa kita tempuh untuk bisa deep work. Meski sulit dan sedikit menyiksa, deep work adalah faktor penting agar mimpi kita yang tinggi bisa terwujud. Sepakat, Millens? (Han/IB20/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024