Inibaru.id – Nama Dalang Sigit Susanto mungkin nggak semelegenda Ki Manteb Soedharsono dalam dunia pewayangan. Tapi, dedikasinya dalam budaya asli Indonesia ini nggak bisa disepelekan. Bagaimana nggak, Sigit mementaskan wayang seantero Eropa. Dia bahkan bisa mementaskannya dengan Bahasa Jerman, lo!
Laki-laki asli Boja, Kendal, Jawa Tengah ini mengaku mengenal wayang sejak kecil. Mendiang ayahnya sering mengajaknya menonton wayang di kecamatan yang berbatasan dengan wilayah Kota Semarang tersebut. Sejak saat itulah, rasa cintanya terhadap wayang tumbuh.
“Saya datang sendiri, atas kemauan sendiri, tidak perlu lagi bapak saya membangunkan, apalagi menggendongnya,” cerita Sigit, Kamis (16/6/2022).
Cinta ini bersambut. Teman ayahnya ternyata ada yang menjadi dalang. Nah, kotak wayang kulit milik dalang ini sering dititipkan ke rumahnya. Sejak saat itulah, dia mulai belajar secara otodidak untuk mengenali wayang, tokoh-tokohnya, ceritanya, dan bagaimana mementaskannya.
Lulusan Akademi Bahasa Asing Kota Semarang pada 1988 ini sempat hijrah ke Bali untuk bekerja sebagai pramuwisata Bahasa Jerman. Berkat profesi ini, dia bertemu dengan Claudia Beck yang kini menjadi rekannya dalam menempuh kehidupan rumah tangga. Dia pun kemudian pindah ke Provinsi Zug, Swiss pada 1996.
Jauh dari Tanah Air nggak membuat rasa cintanya terhadap wayang sirna. Meski sibuk dengan pekerjaannya sebagai tukang masak di sebuah restoran cepat saji, Sigit belajar mendalang secara otodidak. Dia pun mulai berani melakukan pementasan di Heidiland. Nggak disangka, aksinya menarik perhatian banyak orang di sana.
“Mulanya atas inisiatif sendiri, lambat laun bersama waktu, mulai ada yang meminta saya tampil,” kenangnya.
Kemampuan uniknya, yaitu mementaskan wayang dengan Bahasa Jerman pun sampai di telinga Acep Sumantri dari KJRI Frankfurt, Jerman. Dia pun diminta untuk mementaskan wayang di Weltkulturen Museum Frankfurt pada 20 Agustus 2022 nanti.
“Ya, Weltkulturen Museum Frankfurt meminta kami untuk mencarikan dalang yang bisa Bahasa Jerman, dan Sigit adalah pilihannya,” jelas Acep.
Nantinya, Sigit bakal mementaskan lakon Dewa Ruci dan Ramayana dalam program Green Sky, Blue Grass, Colour Coding World di sebuah taman. Dia bakal melakukannya lengkap dengan pengiring gamelan. Yang menarik, pementasannya hanya bakal berlangsung masing-masing 20 menit saja, nggak semalam suntuk sebagaimana di Indonesia.
Usai program ini, permintaan manggungnya semakin banyak. KBRI Bern dan sejumlah WNI yang ada di Swiss sudah memesannya. Sigit pun semakin bahagia karena kecintaannya terhadap wayang bisa dia wujudkan dengan pementasan di Eropa, benua yang sangat jauh dari negara asal budaya ini.
Luar biasa ya kisah Dalang Sigit Susanto, sang dalang berbahasa Jerman, Millens? (Kom/IB09/E05)