BerandaHits
Senin, 18 Sep 2022 16:00

Bukti Bahwa Suara Alam Mampu Tenangkan Pikiran

Suara alam seperti debur ombak, gemericik air, kicauan burung mampu membuat hati dan pikiran menjadi tenang. (Pixabay/Ataner007)

Mencari ketenangan untuk mendengarkan suara alam adalah salah satu bentuk “healing” yang efektif. Dari suara alam yang kamu dengar akan membuat jiwa damai dan pikiran kembali jernih.

Inibaru.id - Nggak cuma suara musik klasik atau instrumental saja yang memanjakan telinga, pikiran, dan hati kita. Ada satu suara lagi yang bersifat menenangkan, lo. Suara yang juga membuat hati adem itu adalah suara alam seperti debur ombak, gemericik air, kicauan burung, serta gesekan dedaunan dan ranting.

Suara-suara alam itu cocok banget kita dengarkan saat pikiran sedang ruwet karena pekerjaan atau bersedih karena permasalahan yang menimpa.

Saking candunya suara alam, orang-orang perkotaan nggak ragu untuk mengeluarkan dana liburan ke tempat yang tenang agar bisa mendengar “ketenangan” itu.

Ketenangan dari suara-suara yang kita dengar itu rupanya ada penjelasan ilmiahnya lo, Millens. Yuk simak penjelasannya!

Mengubah Respons Otak

Selain sering membuat suasana hati menjadi sendu, air hujan juga memberikan efek menenangkan bagi yang mendengarkan. (Istockphoto/Julia_Sudnitskaya)

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports mencoba merekam reaksi otak, detak jantung, dan respons perilaku secara psikologis tubuh terhadap suasana dan suara alam. Si peneliti memberi rekaman suara alam selama lima menit terhadap 17 partisipan dewasa.

Pada saat diperdengarkan itu peneliti menemukan bahwa aktivitas otak berubah, sistem saraf menurunkan respon stres dan meningkatkan respons parasimpatis sehingga otak membantu tubuh merasa tenang dan santai.

Nggak Dianggap Sebuah Ancaman

Suara alam yang pelan dan menenangkan seperti gemericik air atau rintik hujan mampu membuat kita lebih rileks. Orfeu Buxton, seorang profesor dari Pennsylvania State University dalam laman Live Science mengatakan suara yang pelan dan tenang ditafsirkan otak kita bukan sebagai ancaman sehingga bisa membuat jiwa kita damai.

Tenang Karena Karakteristik Suaranya

Suara ombak di tepi pantai ditambah dengan memandang birunya air laut memberikan perasaan tenang. (Pixabay/Tdfugere)

Pada laman Live Science dituliskan bahwa yang membuat tubuh dan pikiran kita rileks adalah karakteristik suara, bukan volume suara. Meskipun volumenya sama-sama keras, karakteristik suara debur ombak berbeda dengan suara deru motor.

Jenis kebisingan yang diciptakan debur ombak, jika diawali dengan suara yang lembut lalu perlahan naik, akan bisa membuat kita terbangun dengan perasaan tenang. Berbeda halnya saat suara deru motor membangunkan tidur kita. Suara motor menembus keheningan dan akan mengagetkan serta membuat jantung kita berdebar.

Menyembuhkan dan Menguatkan Otak

Kicauan burung mempersepsikan bahwa tempat yang kita tinggali adalah tempat yang aman dan damai. (Hewanesia)

Suara-suara alam mampu membantu kita mencapai kondisi meditasi serta terbukti menyembuhkan dan menguatkan otak. Suara ombak ditambah dengan aroma laut dan langit biru adalah kombinasi yang mujarab untuk menyembuhkan stres. Hal tersebut disampaikan Orfeu Buxton di laman Inc.

Nggak hanya ombak, suara burung juga mampu mengangkat suasana hati, menenangkan saraf, dan mengurangi rasa sakit. Para ahli mengungkapkan selama ribuan tahun masa evolusi, kita mempersepsikan bahwa adanya suara burung menandakan lingkungan yang kita tinggali aman.

Itulah bukti ilmiah yang menjelaskan tentang manfaat mendengarkan suara alam. Jadi, kapan kamu berencana travelling ke tempat yang sunyi untuk menghirup udara segar, memandang pepohonan hijau, dan mendengar suara lirih angin yang berhembus, Millens? (Tag,Fim/IB20/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024