BerandaHits
Jumat, 14 Des 2023 19:59

Bukan Pahlawan, Desa di Klaten Gunakan Mantan Kades untuk Nama Jalan

Salah satu papan nama jalan di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten. (Googlestreetview)

Bukannya nama pahlawan nasional, nama bunga, atau nama-nama biasa lainnya, kamu bakal menemukan mantan kepala desa atau tokoh setempat yang jadi nama jalan di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten. Mengapa nama-nama mereka yang dipakai, ya?

Inibaru.id – Umumnya, nama jalan di suatu daerah diambil dari tokoh-tokoh terkemuka seperti pahlawan, nama kiai yang terpandang, atau orang-orang yang dianggap berjasa lainnya. Tapi, di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah beda. Merka justru mengambil nama-nama mantan kepala desa (kades) yang sudah meninggal sebagai nama jalan. Kok, bisa?

Di desa yang berjarak kurang lebih 20 kilometer dari pusat kota Klaten ini, papan nama jalannya memang nggak jauh beda dari papan nama jalan pada umumnya yang terbuat dari besi dengan warna dasar hijau dan warna huruf putih. Layaknya di jalan-jalan di Jawa Tengah dan Yogyakarta lainnya, nama jalannya ditulis dengan aksara Romawi dan aksara Jawa.

Tapi, begitu kamu membaca nama tokoh yang ditulis pada papan nama jalan itu, pasti bakal bertanya-tanya. Soalnya, kalau bukan warga setempat, besar kemungkinan nggak pernah mendengarnya sebelumnya. Nama tokoh-tokohnya adalah Harjo Martono, Wiro Sukamto, Purwo Sarjono, Zubaidah, Harjo Suwignyo, dan lain-lain. Mereka semua adalah mantan kades yang pernah memimpin Desa Sidowayah.

Kalau menurut kades yang menjabat sekarang Mujahid Jariyanto, sudah ada 50 jalan yang dinamai dengan tokoh-tokoh setempat yang dihargai jasanya. Proses penamaan ini sudah dilakukan dalam kurun waktu setahun belakangan.

“Selain kepala desa yang sudah meninggal, ada juga tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga pahlawan pejuang kemerdekaan dari Sidowayah yang sudah tutup usia. Kalau perangkat desa yang masih hidup nggak kita pakai,” jelas Mujahid sebagaimana dilansir dari Detik, Senin (11/12/2023).

Selain mantan kades, pejuang kemerdekaan juga dijadikan nama jalan di Desa Sidowayah. (Googlestreetview)

Saking seriusnya penamaan jalan dengan nama-nama tokoh setempat, pihak pemerintah desa sampai menyertifikatkan nama-nama jalan tersebut ke kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Kok bisa sampai seserius itu? Intinya sih biar warga desa mengingat jasa para tokoh-tokoh dan pahlawan dari desa tersebut. Apalagi nama jalannya juga disesuaikan dengan tempat tinggalnya dulu.

Ide unik ini ternyata disambut baik oleh warga setempat. Bagi mereka, nama-nama jalan ini lebih baik daripada nama jalan-jalan yang biasa saja.

“Ya daripada cuma memakai nama bunga kan lebih baik nama pejabat desa atau para sesepuh yang sudah berjasa. Jadi generasi muda nggak lupa dengan jasa-jasa orang tua zaman dahulu,” ungkap warga setempat yang sudah berusia 62 tahun, Rusmini.

Hm, ide dari pemerintah desa Sidowayah ini menarik juga ya, Millens. Kalau di daerahmu tinggal, apakah ada nama jalan yang juga diambil dari tokoh lokal yang dianggap berjasa atau berpengaruh? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024