Inibaru.id – Salah satu suku yang sangat unik di Indonesia adalah Suku Badui. Maklum, mereka hingga sekarang masih memegang teguh tradisinya sehingga seperti nggak tersentuh perubahan zaman.
Menariknya, orang Badui ternyata nggak menyebut mereka dengan sebutan itu lho. Mereka malah lebih suka dipanggil dengan sebutan lain.
Jadi, Suku Badui tinggal di pedalaman Provinsi Banten. Tepatnya di Pegunungan Kendeng, Kabupaten Lebak. Nah, ternyata, penamaan Suku Badui ini bukan dari mereka sendiri, melainkan dari para peneliti di zaman kolonial Belanda dulu.
Ada yang memperkirakan para peneliti ini menyamakan mereka dengan suku Bedouin atau Badawi Arab.
Meski begitu, ada juga versi lain yang menyebut penamaan Badui ini berasal dari nama sungai yang ada di sana. Menariknya, orang Badui sendiri ternyata lebih suka disebut sebagai urang Kanekes yang artinya adalah orang-orang dari Kanekes. FYI, Kanekes itu adalah nama wilayah mereka tempat tinggal.
Sebutan lain yang dianggap sesuai dengan mereka adalah urang Cibeo. Tentu saja alasannya adalah nama kampung mereka, yakni Cibeo.
Meski memegang teguh tradisinya yang sangat unik, sebenarnya secara bahasa dan tampilan fisik, orang-orang Badui ini mirip dengan orang Sunda.
Ada Badui Dalam dan Badui Luar
Saking teguhnya orang Badui memegang teguh tradisinya dari pengaruh dunia luar, anak-anak mereka bahkan nggak dikirim ke sekolah, lo, Millens. Tapi hal ini berlaku bagi Suku Badui Dalam saja.
Eits, kamu tahu kan kalau Suku Badui itu bisa dibagi jadi Suku Badui Dalam dan Suku Badui Luar?
Jadi gini, Millens. soal aturan adat yang dipegang teguh suku Badui, sebutannya adalah Pikukuh. Kalau orang Badui Luar, mereka sudah banyak terpengaruh dengan perkembangan zaman dan cara hidup masyarakat luar. Contohnya ya, Suku Badui Dalam nggak bakal mengenal listrik, tapi Suku Badui Luar sudah menggunakannya.
Soal pakaian, Suku Badui Luar biasanya memakai pakaian dengan warna hitam. Nah, orang Badui Dalam biasanya punya ciri khas berupa memakai ikat kepala dengan warna putih.
Salah satu kearifan lokal Suku Badui yang patut untuk ditiru adalah keteguhan mereka dalam menjaga alam. Memang mereka bertani, berladang, dan memproduksi madu dari lebah. Namun, mereka memastikan bahwa cara mereka mencari nafkah ini nggak merusak alam.
Soal membangun rumah saja, mereka hanya mau menggunakan pondasi batu kali dan nggak menggali tanah. Hal ini dilakukan demi menjaga kondisi tanah dan mencegah longsor. Tanah Adat juga nggak bakal bisa diperjualbelikan agar tetap lestari, Millens.
Hm, jadi, apakah sebaiknya kita menyebut orang Badui dengan Urang Kanekes mulai sekarang, Millens? (Ina, Kemdikbud/IB09/E05)